Aku berjalan mengikuti langkah kaki Haruki yang telah melangkah masuk ke dalam air, dengan sesekali aku melirik ke arah Izumi yang berjalan dengan perlahan memapah Ebe di sampingnya. Kakiku, bergerak mendorong tubuhku masuk berenang ke dalam air … Kami, terus bergerak mendekati Dekka yang telah menunggu kami di dekat para Hippocampus.
Lirikan mataku, kembali mengarah kepada Izumi yang berenang melewatiku dengan Ebe yang melingkarkan lengannya di pundak Izumi. Lirikan mataku bergerak ke kaki Ebe yang bergerak mendayung pelan air, “kau melakukannya dengan baik, Ebe,” ucapku yang membuat kepalanya menoleh ke belakang.
“Terima kasih,” sahutnya balas tersenyum menatapku.
Dia kembali membenamkan wajahnya di pundak Izumi, saat tangan Izumi bergerak mengusap kepalanya sebelum Izumi semakin cepat berenang mendekati Hippocampus milik Ebe. “Kuro!” panggilku dengan mengarahkan kedua tanganku kepadanya.
Aku melingkarkan kedua tanganku di lehernya, lalu mengusap lehernya itu hingga dia berenang menyusul Haruki dan juga Dekka yang telah terlebih dahulu berenang meninggalkan kami. “Kak Ebe, apa kakak yakin tidak apa-apa? Aku bisa bersama Haru nii-san,” tukas suara Eneas yang berenang dengan memegang pakaian Izumi di depannya.
“Aku baik-baik saja, aku ingin dengan cepat membiasakan diri-”
“Jangan memaksakan dirimu,” sahut Izumi, memotong pembicaraan mereka.
Kepala Ebe mengangguk, “laksanakan,” jawabnya yang semakin merangkulkan lengannya di leher Hippocampus miliknya.
Aku kembali membuang pandangan mataku ke depan, mengusap lagi leher Kuro hingga dia sedikit menambah kecepatannya. “Nii-chan, apa kita harus mempercepat perjalanan kita?” tanyaku, saat sudah berhasil menyusul Haruki di sampingnya.
Haruki menoleh ke arahku, “kita sedang melakukannya. Kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiranmu?” Haruki balik bertanya dengan melemparkan pandangannya kembali ke depan.
“Aku hanya mengkhawatirkan pedang kita yang mungkin berkarat kalau kita terus-menerus membuatnya keluar masuk dari dalam lautan-”
“Aku, akan memperkuat sihir Kou agar bisa menarik makhluk kuat untuk mendatangi kita. Jadi, apa kalian bisa sedikit bertahan dengan rasa dingin yang mungkin akan menyelimuti kalian?” sambungku dengan kembali melirik ke arah kakakku itu.
“Lux!”
“Baiklah, aku akan memperingatkan mereka yang ada di belakang,” tukas Lux yang menjawab panggilan Haruki.
“Lakukan!”
Aku kembali membuang pandangan ke depan saat Haruki memerintahkan aku untuk melakukannya, mataku terpejam saat aku merangkulkan lenganku semakin kuat di leher Kuro, “Kou, perkuat sihirmu! Pancing makhluk apa pun mendekat atau menjauh … Aku memerintahkanmu, untuk merasakan sihir sekecil apa pun-”
“Apa kau yakin, My Lord?” suara Kou yang balas bertanya, terdengar di kepalaku.
“Tentu, lakukan saja!” pintaku kembali padanya.
“Baiklah, pinta mereka untuk sedikit menjauh darimu, karena kita sekarang berada di dalam air,” ungkap Kou lagi kepadaku.
Aku menoleh ke arah Haruki setelah Kou menghentikan perkataannya, “nii-chan, menjauhlah sedikit dan pinta kepada mereka untuk melakukan hal yang sama.”
“Baiklah,” tukas Haruki, diikuti Hippocampus miliknya berbalik berenang ke belakang.
Mataku melirik ke kanan, saat kepingan-kepingan es … Perlahan muncul, di samping tubuhku. Kepingan-kepingan es tersebut, semakin memanjang mengikuti pergerakanku di dalam air. “Jika kau merasakan sesuatu, Kou. Beritahukan padaku secepatnya!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Queen : Memento Mori
FantasíaKelanjutan dari novel 'Fake Princess' di MT/NT. Diharapkan, untuk membaca novel 'Fake Princess' terlebih dahulu, agar dapat mengerti dengan alur ceritanya. Genre : Dystopia, High Fantasy, Romance, Action, Mystery, Slice of Life, Adventure, Psycholog...