Kau harus menjaganya.
"Kita mau kemana?"
"Kemana aja asal gak di dalem. Gue males banget" Ucap Jay sambil terus melangkahkan kakinya. Caca yang mengikutinya dari belakang hanya bisa diam, sesekali dirinya menatap ke beberapa arah untuk mengusir bosan.
"Lo kenapa gak coba nolak perjodohan ini sih?"
Ada helaan nafas yang keluar dari bibir mungil Caca sebelum ia menjawab, "gak ada gunanya juga gue nolak, ujungnya juga bakalan tetep harus kan? Lo tau sendiri para orang tua kita gimana"
Jay yang memutuskan untuk duduk di bangku taman rumahnya hanya mengangguk paham. Cassandra benar, tidak ada gunanya menolak toh perjodohan itu tetap akan berlangsung dengan atau tidaknya persetujuan dari putra putri mereka.
"Tapi lo jangan harap gue bisa suka sama lo ya, kayak yang di film-film itu. Gue gak sebaik itu"
"Lo pikir gue suka gitu sama lo? Cowok kasar yang gak punya perasaan kayak lo gini bukan tipe gue banget" Celetuk Caca yang membuat Jay merasa sedikit kesal.
"Gue gak bakalan kasar kalo gak ada orang yang bikin gue kesel"
"Sekarang lo kesel gak?" Jay menatap gadis yang ada di sebelahnya ini dengan seksama, begitupun sebaliknya dengan Caca yang membalas tatapan itu. Mereka berada diposisi yang sama untuk beberapa detik, sampai Jay memutuskannya. "Jangan sampek lo bikin kesel gue, kalo nggak—"
"Gue gak takut sama anceman cupu lo itu"
"Kalo gue pindah kartu merahnya di lo, juga bakalan ampun-ampun kan sama gue?" Ungkap Jay, wajahnya mulai kesal. Ia berpikir bahwa gadis yang duduk tepat di sampingnya ini bukanlah gadis yang cocok untuk dirinya. Jay menyukai tipe gadis yang lembut dan bisa mengontrol dirinya sendiri.
Caca terkekeh pelan setelah mendengar kalimat tanya yang dilontarkan oleh Jay, "kok ketawa lo?"
"Kartu merah ya? Lo tau gak sih Jay, hal-hal kayak gitu cuman bikin lo dianggap lemah sama orang-orang?"
Jay mengernyit kan dahinya.
"Anak-anak yang lain sebenernya juga gak suka sama sikap lo yang terlalu seenaknya sendiri. Kalo disuruh Jujur, gue setuju sama semua yang dibilang Tasya tentang lo. Tapi gue ya cuman diem aja karena gak mau punya urusan ribet sama lo, begitupun anak-anak yang lain. Ya emang sih sebagian ngedukung tindakan lo, tapi itu gak lebih karena mereka tau lo orang kaya dan ganteng."
Kalimat per kalimat yang keluar dari bibir Cassandra sejujurnya membuat Jay berpikir. Selama ini memang tidak ada orang yang berani bertegur sapa dengannya kecuali anak-anak yang secara terang-terangan berkata bahwa menyukai Jay. Selebihnya hanya bersikap acuh dan menghindar.
"Kenapa diem? Sadar sekarang?"
"Sayangnya gue gak peduli Ca, yang jelas mereka gak berani sama gue sampek detik ini" Pria itu berdiri dan meninggalkan Cassandra yang masih duduk dengan gelengan kepala dan senyum getirnya.
***
Kabar tentang perjodohan antara Jay Wiratama dan Cassandra sudah tersebar luas hingga penjuru sekolah. Tidak ada yang berani menyangkal, sebab kabar itu diumumkan secara langsung oleh pihak sekolah dalam papan pengumuman tanpa sepengetahuan kedua belah pihak.
Beberapa siswi yang mengaku sebagai "Fans Jay garis keras" dan mengidam-idamkan sosoknya menatap papan pengumuman itu dengan tampang kecewa. Niat mereka untuk mendekati pria brutal nan tampan itu telah sirna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour | Jay
Short Story[Follow dulu] Ini hanya seutas cerita singkat mengenai perjalanan pria penuh tatapan tajam dengan kisah klasiknya bersama seorang gadis yang sengaja menyembunyikan berbagai kebenarannya. Akankah kalian akan menjadi saksi dari kisah klasik mereka? M...