❄️☃️❄️

794 78 4
                                    


Baker Law Firm, New York, US.

Headline koran hari ini

New York Times: Perusahaan Penerbangan memenangkan Gugatan Persaingan Usaha.

"Daily News: Kemenangan Besar Baker Law Firm dan Karir Cemerlang Pengacara Muda"

"Okay, coba geser sedikit pigura itu harus terletak ditengah, perkara ini adalah kemenangan besar kita tahun ini". Mr. Robert Baker  sang pemilik firma hukum. Memajang berita dan foto-foto kasus terbaik  yang mereka menangkan ini adalah salah-satu kebanggaannya.

...

Sebuah sepeda melaju disepanjang jembatan East River, kemudian berhenti di sebuah Gedung pencakar langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah sepeda melaju disepanjang jembatan East River, kemudian berhenti di sebuah Gedung pencakar langit. Menaiki sepeda dipadatnya kota New York memang buka pilihan yang tepat. Tapi pilihan tepat kalau mereka malas berurusan dengan denda parkir, kepadatan di subway dan malas berbasa-basi di taksi.

Do Min joon memarkirkan sepedanya dan memasuki kantornya sebuah Law Firm terkenal di New York, dia hanya melihat sekilas pigura sepanjang lorong, sekarang berita kemenangan kasusnya menjadi headline koran dan dipajang disana, dia melihat sekilas.

"Selamat pagi Mr. Do", seorang sekretaris memberi salam padanya

"Eoh, apa ada surat untukku pagi ini?"

Bisakah dia bersikap ramah sedikit, batin Theresa sambil memeriksa surat pagi ini.

"Ini ada beberapa, dan saya mengingatkan jadwal anda hari ini, rapat dengan klien jam 10 pagi dan...",

"Batalkan semua jadwalku hari ini". Ucapnya Ketika matanya terpaku pada sebuah surat, dia bergegas masuk ke ruangannya.

"Dan Rebecca ..."

"Theresa.. Theresa Jacson..." Theresa memperbaiki Namanya

Bahkan aku asisten terlamanya tapi dia tidak ingat dengan namaku.  Batin Theresa pada atasannya.

"aku tidak mau diganggu hari ini". Min Joon memberi pesan dan masuk ke ruangannya.

"Waah... Lelaki itu memang, dia benar-benar dingin, apa sulitnya ramah sedikit. Menyakinkan Theresa akan julukan pria itu benar yaitu Robot dan Snowman. Kaku dan dingin.

.....

Mr. Baker membuka pintu ruangan Min Joon mendadak "Aku tidak mau diganggu hari ini".

"Okay.. okay... tenang  aku hanya meminta bicara sebentar, Hhmm.. karena kemarin kasus yang kita berhasil menang, bagaimana dengan pesta malam ini, kau ini selalu bekerja dan bekerja, rileks lah seperti Newyorker sejati.

"Aku tidak tertarik". Jawabnya masih sibuk dengan komputernya.

"Ayolah untuk merayakannya, atau makan siang nanti bersama, sudah 2 tahun kamu bekerja disini kita tidak pernah makan siang Bersama, atau kau punya permintaan lain?". 

Baker menawarkannya dengan akrab, semenjak Min Joon bergabung dengan firmanya banyak kasus besar yang mereka menangkan. Walau mereka tidak akrab, tidak Min Joon memang tidak akrab dengan siapapun. 

Sebenarnya Mr. Baker ingin mengajak MIn Joon keluar sekaligus bertemu calon klien potensial. Kesempatan dan ketenarannya tidak bisa dilepaskan begitu saja.

"Permintaan lain? Apa kau akan mengabulkannya?". Selidik Min Joon.

"Apa yang kau minta kenaikan gaji, tambahan bonus, apartemen baru? Atau mobil terbaru, ayolah tidak nyaman naik sepeda di New York yang padat ini."

"Aku ingin mengundurkan diri". Kata dia tegas sembari mengangkat wajahnya.

"What! resign?". Sangat mengagetkan Min Joon adalah pengila kerja, kenapa dia mengundurkan diri.

"Yaa, aku mau kembali ke Korea", katanya sambil menunjukkan surat yang dia pegang. "Aku menemukan alasan untuk pulang".


.....

Angin musim dingin berhembus, Do Min Joon merapatkan jaketnya. Ia menghirup lekat-lekat aroma udara musim dingin di negara kelahirannya.

"Akhirnya aku kembali", setelah hampir lebih dari 10 tahun ia pergi ke Amerika untuk menyelesaikan pendidikan dan berkarir disana.

"Do Min Joo! atau harus kupanggil Professor Do atau Seongsaenim Do sekarang?" kelakar Kim Chang Wan sambil menyambut anak sahabatnya, ia tidak menyangka diantara banyak tawaran perusahaan atau Universitas ditempat lain, untuk bekerja, Ia memilih kembali ke Korea dan mengajar sebagai disini.

"Sekarang kamu lebih lebih tinggi... dan semakin mirip ayahmu", Min Joon menanggapinya dengan senyum getir.

"Ayook kita ke rumah pasti kamu lapar, Bibi Eun Seok sudah memasakkan makanan kesukaanmu".

.

.

.


Min Joon-ah ibu dan ayah berangkat dulu bersikap baik dengan paman Kim." Kata ibunya sambil memeluk hangat Do Min joo yang sibuk bermain dengan boneka dino

"Omma, jika aku baik hari ini apa aku akan dibelikan dino lagi". Kata Do min Joon sambal menatap mata ibunya.

" Chang Wan-ah maaf merepotkan tapi kami tidak bisa membawa Min Joon Bersama kami, pesta hari ini akan sampai larut malam". Kata Do Hae In pada sahabatnya

" Tidak apa-apa, kalian pasti jarang punya waktu berdua, biar aku dan Eun Seok yang menjaganya, bersenang-senanglah"

Tapi saat Do Min Joon anak berumur 10 tahun itu dipeluk dan orangtuanya mengucapkan selamat tinggal, saat Do Min Joo masih sibuk bermain dengan boneka dino.

Kalau ia tau itu akan jadi pelukan terakhir mereka pasti anak itu akan melarang orang tuanya pergi.

Kini Do Min Joon memeluk kedua orang tuanya, jenazah mereka berdua. Terasa dingin, tidak ada kehangatan lagi disana.

"Omma... Appa... aku akan jadi anak baik aku tidak perlu boneka dino lagi, bangunlah Omma.. Appa... Tapi orang tuanya tidak bergeming.

Ia masih terasa asing dengan kata meninggal dan mati tapi yang dia tau mereka tidak akan terbangun lagi.

"Omma... Appa... jebal ireona*"

(tolong bangunlah)

Saat itu dia berharap mereka bangun, bermain, memeluknya lagi dan tertawa lagi bersama...

.

.

.

"hah.. hah..", Nafasnya terengah-engah Do Min Joon bangun sekujur badannya mengigil dan keringat dingin, ia bermimpi buruk lagi, mengingat kenangan buruk 20 tahun lalu saat pemakaman orang tuanya.

"Sadarlah itu hanya mimpi, sadarlah itu sudah lewat", katanya meracau sambil menutup sekujur badannya dengan selimut dan berusaha tertidur lagi. 

Another WayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang