-keluarga-
"Selamat pagi suami ku!" Sapa Nara seraya membuka tirai kamar membiarkan air hujan terlihat jelas dari dalam kamarnya,
"Pagi cantik",sahut Ardan sang suami dengan suara serak khas orang bangun tidur diiringi senyum menawan milik Ardan yang menampilkan bolongan di kedua sisi pipinya.
Nara lantas berjalan mendekat ke arah sang suami untuk membantu Ardan duduk menyandar di headboard kasur mereka
"Terimakasih.." ujar Ardan yang mendapat kecupan singkat di bibirnya dari perempuan yang berstatus sebagai istrinya
"Mandi abis itu sarapan ya mas? Mau sarapan disini atau bareng sama mama, papa?"
"Bareng aja",sahut Ardan yang diangguki oleh Nara
-
Ardan dan Nara bergabung bersama keluarga Ardan guna menikmati sarapan di pagi hari yang cukup dingin karena hujan deras mengguyur, cuaca yang cocok untuk kembali tertidur daripada beraktivitas.
"Pagi anak dan mantu mama",sapa Mirna ibunda Ardan kepada sang putra bungsu dan menantunya seraya tersenyum hangat
"Pagi mam",sahut Ardan dan Nara bersamaan
"Mam bang Johan kemana? Belum bangun?" Ardan bertanya setelah sadar kakaknya tidak ikut sarapan bersama, biasanya Johan paling berisik berceloteh ketika makan bersama entah itu menceritakan kekesalanya terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan atau memberikan lelucon yang mengundang gelak tawa ia seorang diri.
Hening tidak ada yang menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ardan sedetik kemudian Ardan baru sadar tidak sepatutnya ia bertanya tentang keberadaan sang kakak ketika Jordan sang papa ada di rumah.
Ardan melirik sekilas sang papa yang duduk tepat didepanya, terlihat jelas raut wajah sang papa mendadak tak bersahabat, hubungan papa dan kakaknya memang tidak baik entah karena apa tapi yang Ardan tau kakak dan papanya tidak lagi saling berbicara atau pun menyapa ketika ia duduk dibangku sekolah menengah pertama.
"Mama sama Nara bikin puding coklat kesukaan papa dan Ardan loh ada di lemari pendingin ya kan Nar?" Mirna mencoba mencairkan suasana sembari menyikut lengan sang menantu yang untungnya Nara dengan sigap mengangguk paham,
"Iya aku sama mama kemarin iseng bikin puding coklat kesukaan mas Ardan sama papa Jordan, kalian berdua masih muat engga perutnya buat nampung puding?" Sahut Nara yang ikut mencairkan suasana
Ardan yang paham jika mama dan istrinya mencoba mengalihkan pembicaraan lantas mengangguk mengiyakan seraya tersenyum.
"Boleh kayanya enak tuh"
Sedangkan Jordan memilih untuk bangkit dari duduknya, menyudahi acara sarapan paginya yang belum tuntas guna beranjak pergi tapi sebelumnya ia berpamitan dengan istri, anak, serta menantunya dengan nada bicara yang terkesan dingin.
"Saya sudah kenyang"
Seperginya Jordan sang papa, Ardan menatap Mirna dengan tatapan bersalah.
"Mam sorry gara gara aku sarapan pagi kita jadi berantakan gini"
Mirna menggeleng seraya mengusap lembut surai hitam putra bungsunya diiringi senyum hangat,
KAMU SEDANG MEMBACA
L A K U N A || Jaerosè✔
Fanfic"Aku jauh dari kata 'sempurna' Nar"- Ardan "Mas janji sama aku jangan pernah nyerah ok? Kita berjuang sama-sama ya mas, aku akan selalu ada disamping kamu"- Nara "Sona will you marry me?" -Johan "Untuk saat ini karier lebih penting Jo"-Sona Gambar d...