Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tahun berganti tahun. Waktu begitu cepat berlalu. Sudah banyak lautan yang aku jelajahi, banyak rintangan dan badai ombak aku hadapi. Berkat hal itu diriku semakin terlatih dan semakin dewasa.
Aku memang terlihat asyik dengan dunia lautku, mungkin kalian mengira saking sibuknya aku menjelajah laut, aku tak punya seseorang yangg ekhemm...
Jangan salah.
Aku punya loh.
"Herminia."
Seorang lelaki datang menghampiriku, tangannya membawa sebuah bunga mawar yang entah dari mana dia dapat. Aku tersenyum dan menerima bunga itu.
"Thanks."
"My pleasure, honey." Ucapnya sambil membungkukkan badannya layaknya seorang pangeran.
"Ceh, terserah." Ucapku terkekeh. Dia hanya tersenyum sambil mengacak rambutku yang tergerai dan kembali merapikannya saat aku menatap tajam padanya.
"Jangan menatapku begitu, aku tau aku ini sangat menggoda."
"Kepedean." Aku melihat ke arah laut yang tenang dengan ditemani langit senja yang indah.
Melihat langit senja ini aku jadi teringat satu kejadian di Narnia. Aku memang bodoh sekali berbohong.
"Kenapa kau tertawa sendiri? Kau gila?" Tanyanya padaku. Aku melotot padanya yang terkekeh.
"Kau rindu dia?"
Aku mengangguk pelan. Dia memelukku, membiarkan aku menenggelamkan kepalaku di dadanya.
"Jangan menangis, sayang. Ada aku di sini." Ucapnya mengelus kepalaku.
"Martin."
"Iya?" Jawabnya.
Aku dengan sekuat tenaga mencubit perutnya, tidak peduli dengan jeritan yang keluar dari mulutnya.
"Apa yang kau lakukan heh!?" Tanyanya kesal padaku.
"Berhenti memanggilku honey, baby, sayang, bla bla.... Itu membuatku risih." Jelasku.
"Suka suka aku dong. Aku nyamannya gimana ya aku lakukan."
Aku menatap tajam. "Terserah. Jangan di ulangi lagi, Martin."
"Tadi bilangnya terserah, tapi suruh ga boleh di ulangi lagi." Guman Martin kecil, tapi masih bisa aku dengar dengan jelas.
"Kau bilang apa tadi? Ulangi tolong?" Aku menyilangkan kedua tanganku. Martin menggeleng dan langsung mengalihkan topik pembicaraan.
"Herminia, aku rasa kau harus beristirahat. Menurut perkiraanku, kapal kita akan berlabuh tepat jam sembilan pagi."
"Aku tau hal itu--"
"Okay. Kalau begitu selamat beristirahat!" Martin berlari entah pergi kemana, meninggalkan aku yang kini diam sambil menatap bunga mawar yang diberikannya. Bunga mawar itu ternyata buatan tangan sendiri dari bahan-bahan bekas yang didaur ulang oleh Martin.
"Kreatif juga."
***
Kapal sudah berlabuh di pelabuhan. Aku dan Martin langsung turun dari kapal, membiarkan awak-awak kapal membereskan segala barang-barang yang ada di dalam kapal.
"Dulu baru setahun aku meninggalkan tempat ini tapi tempat ini berkembang dengan pesat. Dan sekarang sudah tiga tahun aku berada di lautan dan kembali ke sini, tempat ini semakin hebat." Aku menatap kagum sekelilingku. Martin menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
Explore Your Heart【Edmund Pevensie】
FantasíaHerminia Geraldine, gadis yang bercita-cita menjadi seorang penjelajah lautan hebat namun dia harus memendam cita-citanya karena di tentang oleh sang ayah yang merupakan kapten kapal terkenal di Inggris. Hingga dia tidak sengaja bertemu dengan sahab...