53. Lelah

1.2K 151 17
                                    

Selamat membaca

(A/N : putar ya mulednya :")

Kalian pikir Luna benar-benar suka Haruto? Salah. Salah besar. Luna sama sekali tidak menyukai Haruto. Dia hanya sebuah boneka yang di kendalikan okeh saudara Ara. Menurut para kakak Ara, mereka tidak setuju dengan hubungan Ara dan Haruto. Katanya benci, tapi kok ngatur sih. Aneh.

Menatap dirinya di cermin, "Gua jahat banget ya sama lu Ra?" Tanya Luna kepada Ara yang berdiri di belakangnya dengan tangan yang sibuk mengurusi rambutnya.

"Iya." Jawab Ara biasa tanpa emosi padahal kemarin dia habis galau seharian.

"Lebih tepatnya takdir sih." Jawab Ara sambil mengangkat kedua bahunya dengan mata menatap ke cerminan Luna yang tampak cantik dengan rambut di ikat sederhana serta rambut pirang panjangnya membuat wanita itu semakin cantik.

Baru Luna mau jawab, Ara memegang kedua bahu Luna, "Lun, plis lu diem aja. Ikutin aja apa yang mereka mau, it's okay. Gua bisa handle itu." Ujar Ara membuat Luna menatap kebawah.

"Gua harap juga lu rawat dan sayang Haruto ya. Dia berjasa banget buat gua." Tambah Ara sambil meletakkan sisir Luna di meja riasnya.

"Gua keluar." Final Ara kemudian meninggalkan Luna yang entah kenapa jika netranya menyorot wanita itu dia selalu tidak suka walau dia tau sifat Luna baik.

Luna membuka laci meja riasnya yang berdesign cukup modern kemudian menghela nafas, "Hah..."

"Maaf Ra." Ujar Luna lesu.

Sementara itu, Ara memilih masuk ke kamarnya yang tak jauh di kamar Luna. Iya, dia sudah pindah sesuai dengan kesepakatan. Kalau sebelumnya dia tinggal di kediaman kakaknya yang gak benci dia, kini dia tinggal di kediaman umum keluarga Park.

Hah...

Kadang dia bingung. Tujuan kakaknya mengijinkan bahkan memaksa dia tinggal di satu atap dengan mereka itu apa? Apa memang Ara yang terlalu overthinking atau gak?

Ara selalu mikir kalau tujuan para kakaknya memaksa dia tinggal satu rumah adalah sengaja menyiksa Ara melalui Luna atau perilaku mereka. Seperti tadi dia di suruh mendandani Luna, "Kamu kan dulu pernah di sukain dia, coba kasih style kamu ke Luna, siapa mereka bisa lebih cepet akrab." Ujar salah satu kakaknya.

Menurut Ara, selain tak baik untuk dirinya, itu juga tak baik untuk diri Luna. Nanti dia tidak akan pernah bisa lagi menunjukkan diri aslinya karena terus menerus di suruh mengikuti orang lain. Psikisnya bisa terganggu lama-lama.

~ ~ ~

"Punya adek cewe berasa kayak tamu ya." Cibir Hoshi mulai dengan sifat julidnya saat melihat Ara keluar dari kamarnya dengan penampilan acak-acakkan, kacamata bulat, rambut cepol asal, celana panjang dan kaos oversize membuat penampilan Ara yang pas-pasan jadi mirip pembantu.

"Ada mah adek ngelayanin kakak, ini malah kakaknya yang kek babunya." Timpal Jungwoo.

"Ho'oh bang. Seharian diem terus di kamar kek kita babunya." Timpal Haechan juga hanya bisa Ara acuhkan.

Mendekati Ara, "Abain aja, mereka tuh caper." Ujar Kun dengan senyumannya membuat ketiga lelaki tersebut mencebik malas.

"Siapa juga yang caper? Elu kali yang caper." Jawab Hoshi.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang