1

11 4 10
                                    

Calla pov

Hari itu, cuaca kurang bersahabat, sejak pagi matahari enggan menampakkan cahayanya, hanya awan putih memenuhi cakrawala. Jarum jam menunjukkan pukul 11 tepat namun matahari tampaknya masi malu malu. Aku berjalan perlahan menyusuri lorong demi lorong kelas yang masi sepi, tentu saja sepi ini masi jam belajar. Sesekali aku melihat keatas, mamastikan bahwa aku tidak melewatkan tulisan keterangan kelas yang menjadi tujuanku. XII ips 2. Akhirnya aku menemukannya, kelas itu terletak didekat tangga menuju rooftop, memepercepat langkah adalah satu satunya hal yang kupikirkan, aku merasa sangat gerah dengan banyaknya tatapan manusia manusia kepo sejak tadi, padahal cuaca mendung tetapi aku merasa sangat kegerahan, kalian tau bukan tatapan penuh selidik mereka membuat hawa menjadi gerah dadakan dan bikin ga nyaman. Hey siapa yang ingin menjadi sorotan puluhan manusia dari setiap kelas(?) 

Kulihat seorang wanita paruh baya sedang menjelaskan sesuatu, tapi yang anehnya seisi kelas asik dengan dunia mereka sendiri, menunduk dengan menumpukan tangan diatas meja, apalagi kalau bukan tidur?
Aku memberanikan diri mengetuk pintu, sejanak wanita paruh baya itu menghentikan acara mendongengnya, dan mengalihkan atensinya dari buku, menatapku penuh tanda tanya, namun detik berikutnya beliau tersenyum. Sepertinya beliau telah mendapatkan laporan dari guru piket atau wakakesiswaan mungkin(?)

"Permisi.. " kataku lirih, terkesan kikuk. Melangkahkan kakiku hanya satu langkah, namun bisa membangunkan seluruh para zombie tidur penghuni kelas.

"Eh sapatuh!" Celetuk salah satu cowo yang kulihat duduk dibangu barisan belakang, kulihat tadi dia main ponsel, sepertinya mabar dengan teman sebarisnya, masing masing dari mereka masi memegang ponsel dengan vertikal. Lalu tiba-tiba teman sebangkunya bertepuk tangan sambil berteriak teriak heboh, entahlah apa maksutnya, aku tak perduli.

Wanita paruh baya itu menghampiriku dengan senyum keibuan, aku balik tersenyum dengan canggung, kulihat nametag nya sekilas tercantum nama 'indah n.s'.

"Anak baru ya, ayo masuk, sekalian kenalan sama temen-temennya" ajaknya, tak lupa aku menyalami tanganya sebagai bentuk hormat - pencitraan sebenernya mumpung baru kenal- dan tersenyum lagi, kali ini sedikit relax lalu mengikuti langkahnya masuk kedalam kelas. "Nah, anak-anak kelas kalian kedatangan anak baru, nah nak silahkan perkenalkan dirimu" bu guru yang kuketahui bernama indah itu bersuara, aku memeberikan senyuman lagi, sepertinya aku harus membasahi gigiku yang mulai kering karena terlalu banyak tersenyum.

Aku menatap kedepan, mengatur nafas dan degup jantungku yang tibatiba terserang perasaan panik, berbicara didepan bukankah sedikit menakutkan? Apalagi jika seluruh atensi kelas berpusat padamu seorang, oh itu seakan menciutkan nyaliku untuk mengeluarkan sedikit suara, namun kutepis perlahan dan memberikan senyum sebagai pertanda siap "haii, namaku salsabila, kalian bisa panggil aku calla, salam kenal semuanya" aku berhasil memperkenalkan diri tanpa ada bencana tersedak ludah dengan dihiasi senyum yang belum kulunturkan sejak tadi. Seisi kelas riuh, terutama para siswa laki-laki bahkan ada yang menggebrak gebrak meja, bersiul dan berteriak membuat susana kelas menjadi gaduh, aku meringis mendapatkan sambutan kelewat gaduh itu lalu berbondong pertanyaan dilontarkan kepadaku, terutama dari siswa laki-laki yang mendominasi ribuan pertanyaan.

"Udah punya pacar belum calla?"

"Manis banget si calla, sini abang ninaboboin"

"Calla jadi pacar aku aja ya, nanti abang jagain pake hati"

"Calla bh kamu warna apa.."

Aku sedikit bergidik dengan pertanyaan kelewat brutal itu, oh my! aku malu tapi juga terkekeh kecil, sepertinya kelas ini akan bersahabat dengaku.

"Ssstttt! Diam. Kalian ini nanyanya gada yang bener, udah calla langsung duduk aja, itu dibangku nomer 2 dekat jendela, calla jangan kamu dengar teman-temanmu yang gapunya urat mau itu, abaikan saja!" Bu indah melerai keributan kelas dan langsung membuat semua mengeluh tapi tidak ada yang mengatakan keberatan mereka, ah gemesnya, lucu banget mereka.

Aku berjalan menghampiri bangku yang kuyakini itu adalah bangku yang akan menemaniku kurang lebih setengah tahun ini dan memberikan senyum hanget pada teman sebangkuku yang terlihat sangat ceria dan semangat.

"Hai calla, gue alika, seneng akhirnya punya temen sebangku, yaampunn setelah penantian panjang gue ga jones lagii" sapanya kelewat semangat dengan senyum lima jari. Aku balik menyapanya dan berjabat tangan, untunglah teman sebangkuku sangat ceria, aku tidak akan mati bosan dihari pertamaku, setidaknya aku mendapatkan teman sebangku yang kelewat ceria. "Kok lo baru masuk kelas sih? Bukannya biasanya anak baru datengnya pagi? Ini udah hampir istirahat ke 2, ah gasampe seperempat jam lagi bahkan sesi mendongeng bakalan selesai, klo ga kuat dengerin dongengnya tidur aja, cuek aja. Ah minta id line lo dong! Biar asik nanti kita chattan"

Aku tertawa kecil mendengarkan celotehannya, lalu menyebutkan id lineku. Ah, akhirnya punya temen yang sama denganku. Kalo kata seseorang, satu frekuensi. "ah senengnya, makasi udah nerima aku jadi temen sebangku ya, kamu ceria banget kayanya, jadi aku gaperlu canggung buat ngobrol sama kamu" aku tertawa sedikit menyipitkan mataku dan dibalas cengiran tak berdosa darinya.

"Pokoknya gue gabakalan biarin lo dideketin sama geng teresia, ga sudi gue nnti lo diporotin duitnya terus dijadiin budak sama dia, dih amit-amit jangan sampe" cerocosnya sambil mengelus dada, aku mengerutkan keningku tanda bingung, lalu menepis kebingunganku seakan tidak peduli.

"Emang boleh tidur, aku tadi liat anak anak cowo pada main game di hp, dan anak anak cewe banyak yang tidur, terus ada yang ngecat kuku, emang ga dimarahin sama gurunya(?)" Aku memang heran dengan kondisi kelas ini yang terlihat kurang normal untuk disebut kelas dalam jam pembelajaran.

"Oh, itu udah biasa, cuek aja la, eh gue mau nonton drakor dulu yah, nanggung tinggal dikit lagi, ih pokoknya lo harus nonton, ini drama seru bangett, nanti gue ceritain tentang dramanya! Lo harus tau!" Alika bercerita dengan menggebu-gebu bahkan sampai tidak menyadari sedari tadi tangannya mengepal dan memukuli meja, aku mengangguk antusias sebagai jawaban, tidak ingin melunturkan jiwa semangat nonton drakor yang katanya seru banget itu.

Ah sangking asiknya mendengarkan celotehan alika, aku sampai lupa mengeluarkan alat tulis dan buku, setidaknya dihari pertama sekolahku aku memberikan kesan baik dengan tidak tidur dikelas, oh padahal itu hal paling kusuka saat mendengarkan penjelasan guru, menurutku itu adalah dongeng paling mujarab pengantar tidur. Saat aku tidak sengaja memalingkan pandanganku kebarisan paling belakang, manikku menangkap dan bersitatap dengan manik kelabu milik seseorang. Astaga! Pandangannya sangat dingin dan menusuk bahkan sampai terasa menusuk tulang belulangku, aw bikin merinding! cepat cepat kualihkan pandanganku dan merutuknya dalam hati.

"Serem bangetttt, kaya hantu.."

________________________________________________
Hai hai, ini cerita pertamaku yang kubagiin di wp, cuma coba-coba semoga kalian suka yah!
Maaf klo tulisannya banyak typo dan berbelit, cuma iseng-iseng aja.

Tolong kasi vote dan komen yah, aku terima saran dari kalian, pasti membantu banget!
Happy reading semua, see u di capt selanjutnya yah💙

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

callaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang