Semestaku, sebelum hadirnya dirimu cuma dipenuhi larik-larik kehidupan siswa biasa. Malam-malamku hanya berisi kumpulan tugas yang harus aku berbagi dengan jam tidur. Dan pagi-pagiku diisi repetisi yang membosankan untuk mengenyangkan logik akalku. Aku lupa akan jiwaku yang dipenuhi cinta. Iyalah, patah dikecewakan dunia.
Dan kemudian kau hadir.
Mengajarku Kembali erti cinta, asmara, rindu. Kau datang bagaikan piung-piung angin bertempiaran mengucar-kacirkan rutin harianku. Kau masuk dalam hidupku tanpa undangan, berputar-putar di fikiranku.
Maka, izinkanlah aku menulis untukmu, tentangmu, walaupun aku tidak tahu apakah bait-bait ini akan tiba di layar sentuhmu, atau hanya terbentang di perantiku. Izinkanlah aku mengabadikan perjalanan kita, walaupun aku tidak tahu penutupnya seperti apa.
YOU ARE READING
Seketika Waktu
PoetryIni adalah coretan hidupku, apa yang bakal kau baca, adalah kisah seketika dari hidupku. Ingin mendengarkan nasihatku? Cuba kau baca diiringi merdu instrument bermain di speakermu. Cubalah membuat carian di internet, "Meditation-monoban". Perca...