[fünfundvierzig]

13.4K 901 72
                                    

Haechan kini menatap Mark dengan tatapan sayunya, nafasnya sedikit memburu serta wajahnya yang memerah.

"Hyung.. lakukan dengan santai okei, aku tidak mau perutku kram lagi nanti", Haechan kembali memperingati Mark. Bukan tanpa alasan, dulu saat kandungan Haechan sudah 4 bulan mereka benar-benar melakukannya. Dan bisa ditebak, Mark melakukan itu sedikit kasar alhasil perut Haechan menjadi kram, Haechan tidak mau mengalami itu kembali.

Mark mengangguk, mendekatkan wajahnya kembali untuk mencium bibir merah sang istri. Melumatnya dengan sensual, memberikan sensasi yang membuat Haechan panas. Tubuh Mark tetap menjaga jarak agar tidak menimpa perut besar Haechan.

"Kamu lebih baik diatas", Mark mebalik posisi mereka.

Keduanya kini sudah tidak mengenakan apapun. Haechan mengarahkan kejantanan milik suaminya itu untuk masuk kedalam holenya. Ketika telah masuk dengan sempurna Haechan menggerakkan tubuhnya, kedua tangannya bertumpu pada perut Mark.

"Ahh.. hyung~", desahnya dengan mata terpejam.

"Mau dibantu Baby?"

Mark melihat Haechan yang terlihat sangat lamban dalam geraknya, tidak disalahkan sebab perut buncit itu memperlambat gerakan sang istri. Mark tidak marah melainkan menjadi makin bergairah. Pemandangan di hadapannya sekarang dimana Haechan dengan perut besarnya, bibir yang terbuka sibuk mendesahkan namanya, bagaimana kepala itu mendongak merasakan kenikmatan dan juga keringat yang melapisi tubuh tan istrinya itu terlihat sangat seksi.

"Eungghh sebentar.. biarkan aku bergerak sendiri ahh Markhh", Haechan menggigit bibirnya sendiri, masih ingat bahwa mereka bukan berada di apartment melainkan rumah kedua orang tua Mark.

Mark hanya mengangguk, kenyamanan Haechan adalah hal nomor satu, Mark tidak egois. Jadi biarkan istrinya itu menikmati gerakannya yang lamban. Toh Mark juga senang-senang saja karena disuguhi pemandangan yang luar biasa indah.

"Ahh.. ouhh Markhh.. simhhbaa bantuu aku", Haechan menatap Mark dengan wajah kenikmatannya.

Tanpa menjawab Mark langsung memegangi pinggul Haechan, menggerakkan pinggulnya dengan tempo sedang. Gilirannya telah tiba, Mark akan membuat Haechan mendesahkan namanya berulang kali malam ini. Sedangkan Haechan, laki-laki manis itu langsung memindahkan tangannya yang bertumpu pada perut Mark menjadi kebelekang, bertumpu pada paha Mark.

"Ahh.. Markeuuh.. teruushh", Haechan menikmati setiap tumbukan yang Mark berikan. Mark juga melakukan itu dengan santai namun bisa membuat Haechan merasakan nikmatnya bukan main, karena setiap hentakan yang Mark berikan tempat mengenaik prostat milik Haechan.

"Ahh.. hyungg.. eehmm eunghh", Meskipun dibantu dengan Mark, Haechan masih menggerakan pinggulnya, bergerak maju mundur diatas atas.

Mark bangkit dari tidurnya, merubah posisi mereka menjadi Haechan dibawah serta ia diatas, kaki kiri Haechan Mark naikkan dipinggang kokohnya, menahannya agar tidak terjatuh. Sedikit mempercepat tempo karena Haechan sudah dekat dengan pelepasannya.

"Aghhh.. hyunghh ahhh", Haechan memejamkan matanya dengan erat, tangannya mencengram seprei kasur sedangkan yang satunya lagi meremas pundak suaminya. Mengejang Haechan mengeluarkan cairannya. Tak lama Mark menyusul, mengeluarkan cairannya yang banyak sampai tak bisa Haechan tampung lagi.

Tersenyum tipis, Mark mengusap dahi Haechan yang dipenuhi dengan peluh, mengecup bibir bengkak itu dalam. "Good Night Baby"

"Good Night Simba", gumam Haechan dengan lemah, ia sangat mengantuk dan lelah sekali. Astaga ia sudah tua, tidak kuat main lama-lama rasanya huftt.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang