Eits sebelum baca chapter ini, sudah kah kalian ngevote chapter sebelumnya?
Kalo belum monggo divote dulu yaa, terima kasih :)
Tepat pada hari ini, Nayla bersama dengan calon Pradana Putri dan Putra lainnya bersiap untuk mengkampanyekan visi, misi, dan program kerja yang akan dijalankan selama satu tahun ke depan. Sebagai janji kemarin, Dikha telah datang menjemput Nayla, dan disambut oleh Mama Ana yang menawarkan sarapan bersama. Namun, Dikha dengan ramah menolak tawaran tersebut, mengungkapkan bahwa ia sudah sarapan sebelumnya sebelum berangkat menjemput Nayla.
Nayla yang merasa sudah siap, keluar dari kamarnya dengan mematikan lampu dan menutup pintu dengan hati-hati.
"Sarapan dulu, Nak," perintah Mama Ana.
"Aku langsung berangkat aja, Ma, soalnya aku udah telat juga. Yuk, Dik, berangkat."
Dikha menahan tangan Nayla, "Sarapan dulu, oke. Gue tungguin, toh ini masih jam 9.15. Masih keburu lah buat makan. Mau ya?"
Karena masih pagi dan Nayla tidak ingin menguras tenaga untuk berdebat dengan Dikha, akhirnya dia nurut dan duduk di meja makan. Ia memakan roti sandwich dan tidak lupa dengan susu rasa coklat yang telah disiapkan oleh mamanya. Dikha memandang Nayla, senang melihat Nayla menyantap sarapannya tanpa harus berdebat terlebih dahulu.
"Nayla memang begitu, sulit banget buat diajak makan. Marahin dia aja kalau sulit diajak makan," ucap Mama Ana.
"Apaan sih, Ma?" Nayla berdecak sebal dengan tuturan mamanya.
"Hahaha, iya, tante udah sering kok aku marahin Nayla," kekeh Dikha.
"Udah, yuk berangkat," ajak Nayla kepada Dikha.
"Maa, aku berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum," pamit Nayla sambil menyalami tangan mamanya.
"Aku berangkat juga ya, tante. Assalamu'alaikum." Dikha juga berpamitan dan menyalami Mama Nayla.
"Oh iya, ini untuk bekalmu, Nak. Dimakan ya, semoga kamu suka," sambung Mama Ana sambil memberikan kotak bekal kepada Dikha.
"Gak usah repot-repot, tante. Pasti aku makan. Terima kasih ya, tante."
"Iya, hati-hati di jalan, Nak. Jangan ngebut-ngebut."
"Siap, tante," ucap Dikha sambil memberi hormat layaknya memberikan hormat kepada seorang komandan.
Mama Ana menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Dikha yang selalu sopan namun kadang-kadang bisa lucu. Merasa anaknya sudah berangkat bersama temannya, Mama Ana menutup pagar dan melanjutkan aktivitasnya.
Hari ini, untungnya jalanan lengang di pagi hari sehingga perjalanan Dikha dan Nayla menuju sekolah hanya memakan waktu 15 menit saja. Begitu tiba di sekolah, keduanya langsung menuju ruang sekretariat Pramuka setelah memarkirkan motor. Ruangan itu sudah ramai dengan kehadiran banyak siswa dan pelatihnya. Ali dan Nayla, pada saat yang bersamaan, saling menatap tanpa saling menyapa. Nayla memilih melengos dan duduk di bangku kosong di belakang.
Tak lama kemudian, Jauzan, Sisca, dan beberapa siswa kelas 10 tiba di ruang sekretariat Pramuka. Bang Obby akhirnya memulai kampanye sekaligus proses pemilihan calon Pradana Putra dan Putri Pramuka.
"Oke semua, Assalamu'alaikum, selamat siang semuanya," sapa Bang Obby, pelatih Pramuka, dengan ramah.
"Wa'alaikum salam, selamat siang bang," jawab semua anak pramuka serentak.
"Karena sudah lengkap semua, maka dari itu saya akan memulai kampanye sekaligus voting calon Pradana Putra dan Putri periode 2015-2016. Saya kocok siapa yang maju pertama, dan yang maju pertama adalah Jauzan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MUJIGAE (무지개): Scout Love Story✅
FanfictionNayla Ayu Adara, si gadis dingin, super duper jutek dengan temannya terutama teman lelakinya, dan suka baca novel. Kemudian bertemu dengan Putra Dikha Anfasa, lelaki yang penasaran dengan perempuan bernama Nayla hingga membuat gadis itu kesal yang s...