Hari berlalu begitu cepat.
Sekarang sudah 2 minggu Chanyeol menjadi supir pribadi Byun Baekhyun.Pagi ini Chanyeol melakukan aktifitas seperti biasanya.
Bangun pagi, membersihkan halaman.
Jika Baekhyun tidak menyuruhnya untuk bersiap pergi mengantarnya.Tidak lupa sebelum bekerja Chanyeol harus memandikan anaknya terlebih dahulu.
Menyuapinya sarapan pagi, serta minum susu."Ayah nanti gulu les tidak ke sini"
Chanyeol masih sibuk memakaikan pakaian Sehun satu-persatu.
Dia memakai baju setelan pendek,warna kuning bergambar lebah."Kenapa katanya?"
"Katanya belibul, sekalang hali libul ya ayah?"
"Tidak,sekarang hari senin, mungkin guru les adek liburannya sejak kemarin"
Di sisiri rambut halus Sehunie.
Rambutnya halus seperti ibunya."Ayah tidak belibul?"
Sudah lama Chanyeol tidak mengajak Sehun jalan-jalan ke Pantai.
Sehun sangat menyukai Pantai, sama seperti Ayahnya."Besok ya kita jalan-jalan"
Wajah Sehun berubah sumringah, mendengar kata jalan-jalan."Ayah kerja dulu, adek jangan bermain di dalam, kalau adek mau ke depan lewat samping ya sayang"
"Iya ayah"
Di cium pucuk kepala anaknya.Chanyeol ayah yang penuh kasih sayang.
Sehun sering bertanya padanya, "kenapa ayah tidak pernah marah?" Ketika dia melakukan kesalahan.
Ayahnya selalu menjawab, "Ayah tidak bisa marah sayang"Begitulah dia mendidik Sehun, tidak dengan amarah.
Membuat Sehun menjadi anak penurut..
.
.
Sehun merasa bosan bermain sendiri di belakang.
Dia berniat menyusul ayahnya di halaman depan.
Dia berjalan melewati pintu samping, sesuai kata ayah.Melewati rumah besar, berdominasi kaca-kaca.
Dia sedikit penasaran kenapa ayah melarangnya, memasuki rumah yang biasa dia buat bermain.Apa karena ada Tuan Baekhyun,??tentu saja.
Sehun tau kalau rumah ini milik Keluarga Byun.
Majikan Ayahnya, dan dia anak seorang supir di sini.
Hanya itu yang dia tau.Sehun masih berjalan pelan, dengan boneka pororo di tangannya.
Sembari menghitung langkah kecilnya, menggunakan Bahasa Inggris.
Dia baru bisa sampai angka 20.Sekarang dia baru sampai 10 langkah.
"Ten"
Kaki mungilnya terus berjalan dengan baik.
Dia terus menghitung sebisanya."Eleven"
"Twelve"
"Thilteen" dia susah bilang R.