19

528 71 20
                                    

Setelah dipikir-pikir, Hana merasa bahwa semua yang ia dapatkan terlalu timpang. Ia terlalu mendapatkan lebih dari Gilang sehingga pagi ini ia memutuskan untuk membuatkan sekotak sarapan untuk ia beri ketika mereka bertemu di pelataran Sekolah.

Diluar dugaan, Gilang ternyata begitu tulus terhadapnya. Maksudnya, Gilang memang baik. Tapi dalam jangka baru beberapa bulan, Gilang benar-benar membantu dalam hidupnya. Sepertinya Hana harus cepat-cepat membuat Nesa berpikiran yang sama dengannya mengenai Gilang.

Hana merasa bahwa Gilang dan Nesa cocok menjadi pasangan selayaknya Alex dan Niken. Karena biar bagaimanapun dulu, Hana pikir Nesa sudah sangat berbesar hati untuk meninggalkan Dave agar bisa meneruskan rumah tangga bersama Hana. Maka Hana pikir Nesa layak untuk mendapatkan seseorang yang begitu tulus.

"Ibu! Ayo berangkat. Aku gak sabar ketemu Om Gilang." Jamie menarik-narik blouse bawah Hana dengan antusias.

Hatinya menghangat melihat Jamie masih konsisten semangat untuk pergi ke Sekolah. "Ok, dek. Duluan ke mobil sama Kakak. Ibu mau ambil paper bag dulu sebentar."

Jamie tanpa basa-basi menuruti kalimat ibunya. Ia berlari sambil berteriak mengajak kakaknya untuk segera ke mobil atas perintah Hana. Merupakan hal baik dalam mengawali hari bila semua orang bisa semangat dan bahagia seperti ini.

Dalam moment Hana menemukan slot parkir, Jamie sudah antusias di tempat duduknya ketika ia berhasil melihat Gilang yang sedang berdiri menyandar pada mobilnya sambil melambai ke Jamie. Hana dengan Langkah pasti buru-buru memarkirkan mobilnya begitu menemukan spot dan hanya menggelengkan kepala melihat Jamie yang membawa tasnya keluar dari mobil dengan semangat.

"Adek senangnya, ya Kak? Ibu deg-degan lihatnya takut jatuh." Hana bicara kepada Kyra yang sedang melepaskan sabuk pengamannya lantas meraih tasnya dan ikut turun begitu Hana juga turun dari mobil.

Dengan menggandeng Kyra, Hana mendekati Jamie dan Gilang yang sedang bercanda. Mereka beriringan menuju gerbang masuk bangunan Sekolah dan tidak lupa memberikan salam perpisahan kepada Hana dan Gilang. Setelah melihat Kyra dan Jamie berbaris pada barisannya untuk giliran masuk, Hana lantas berkata bahwa ia membawakan sesuatu untuk Gilang sebagai sarapan.

"Aduh, kenapa kamu jadi repot siapkan sarapan? Gak apa, ada asistenku yang bakal arrange breakfast."

Hana mengibrit ke mobilnya untuk mengambil paper bag. "It's okay. Sekali-kali aku bawain gak akan bikin pinggangku pegel." Humor Hana sambil terkekeh.

"Thank you anyway sudah mau repot-repot."

"You do much bigger than this for my family. Jadi ini tentu gak merepotkanku."

Gilang tersenyum lantas mengambil paper bag yang Hana angsurkan. Matanya menatap lekat Hana lalu berkata. "Terimakasih Hana. Kalau ini membuat kamu merasa lebih baik dalam menerima apa yang aku tawarkan untuk membantu kamu and the kids, maka aku akan dengan senang hati menerimanya setiap waktu."

Hana tersenyum lagi.

"Does this make you happy?"

Kedua alis Hana bertaut. "Apanya?" tanya Hana benar-benar clueless terhadap apa yang Gilang tanyakan.

Tangan Gilang bergerak sehingga ujung jari tengahnya menyelipkan rambut Hana ke samping. "You look much prettier when you happy." Ada jeda beberapa detik sebelum Gilang melanjutkan, "Aku pergi dulu kalau gitu. Bye, Hana!"

Kepala Hana mengangguk dan segera beralih ke mobilnya. Setelah yakin Gilang keluar dari pelataran, Hana membuka kaca dibagian atas mobil dan melihat pantulan dirinya disana. Sekali lagi, Hana menyelipkan rambutnya ke belakang telinga dan melihat pantulan dirinya lebih lama. Bibirnya tersenyum namun kemudian tubuhnya bergidik ketika ditempa kesadaran. Untuk apa dia seperti barusan?

Nobody's Like You season 2Where stories live. Discover now