👠1

8.3K 692 13
                                    

Roma, Itali.

"Saya mencintai nona Lily, Tuan," ucap seorang pria berusia sembilan belas tahun dengan menggenggam erat tangan seorang gadis yang saat itu berusia tujuh belas tahun dan baru saja menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atasnya.

"Jaga batasanmu, Juki!" murka seseorang yang di panggil tuan oleh pria bernama Juki itu, pria paruh baya itu menyentak tangan Juki dan mengambil alih putrinya yang saat ini tengah menangis terisak.

"Saya berjanji akan membuatnya bahagia, Tuan" pinta Juki lirih, seraya memandang sendu gadis yang kini tengah di peluk erat oleh sang ibu-nyonya rumah ini.

"Memangnya, apa yang kau punya untuk membahagiakan putriku, huh?! Kau hanya seorang supir yang sebelumnya kami pungut dari panti. Kau juga tidak mempunyai pendidikan sama sekali. Kau begitu tidak pantas untuk putriku!" teriak nyonya rumah itu seraya menunjuk-nunjuk wajah Juki.

Sementara Juki hanya bisa menunduk, tidak ada yang bisa dia lakukan untuk mengambil gadisnya saat ini, Juki sama sekali tidak memiliki kuasa untuk itu. Mereka benar. Dia hanya seorang supir. Sangat tidak bisa di sandingkan dengan putri kerajaan seperti Lily.

"Kau angkat kaki dari sini sekarang juga. Aku tidak sudi mempekerjakan orang tidak tahu diri sepertimu," tukas tuan rumah itu dengan tajam.

Juki melihat ke arah sang gadis yang menggeleng pelan ke arahnya dengan wajah yang di penuhi air mata. Mencegah dia pergi. Namun, Juki tidak bisa. Dia sudah di usir dari sini. Juki menatap penuh sesal ke arah gadisnya sebelum berbalik dan pergi dari sana. Juki merasa tidak berguna sebagai seorang pria. Dia tidak bisa mempertahankan gadisnya. Status sosialnya adalah halangan yang paling tidak bisa ia lewati.

"Tidak, Juki. Jangan tinggalkan aku!" suara itulah yang sempat Juki dengar sebelum benar-benar meninggalkan tempat itu.

***

Seorang pria terbangun dari tidurnya. Napasnya memburu, detak jantungnya sudah berpacu begitu cepat, bulir-bulir keringat dingin membasahi pelipis dan juga keningnya. Kejadian delapan bulan yang lalu entah kenapa sering masuk ke mimpinya akhir-akhir ini.

Juki bangkit dari tempat tidurnya, melirik jam yang tertempel di dinding kamar menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Pria itu mengambil sweater rajut di belakang gantungan pintu lalu memutuskan untuk menenangkan pikiran dengan berjalan-jalan di luar sebentar.

Begitu Juki keluar dari starbucks untuk membeli kopi, ia melihat kerumunan di jalan raya sana. Karena sedikit penasaran pria itu berjalan mendekat, namun begitu melihat korban yang ada di dalam mobil yang ternyata begitu ia kenali itu. Tubuh Juki seketika kaku di tempat. Bahkan untuk melanjutkan mendekat ke kerumunan itu ia tidak sanggup lagi.

Mata pria itu hanya terpaku pada satu titik, seorang gadis remaja yang masih menguasai hatinya hingga saat ini, baru saja di keluarkan dari mobil dengan keadaan mengenaskan. Darah di sekujur tubuh, serta wajah yang sudah hampir hancur karena tertusuk pecahan kaca.

Tubuh Juki gemetar, memaksa diri untuk segera berlari sekencang mungkin untuk pergi dari sana.

Saat ini, Juki tengah berada di depan pintu utama rumah mewah yang sudah begitu lama tidak ia injakkan kakinya itu.

Juki menelan salivanya kuat, lalu mengangkat tangan untuk mengetuk pintu besar di hadapannya.

Tak berapa lama, seorang pria paruh baya tampak setelah pintu terbuka dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Akhirnya, kau membutuhkan papa," ucap pria paruh baya itu tanpa melunturkan senyum.

"Ku mohon tolong aku, selamatkan Lily, bagaimanapun caranya gadisku harus selamat, Pa," pinta Juki seraya bersimpuh di hadapan sang ayah.

Mr Billionaire & Mrs Supermodel | LIZKOOK ✔️ [DINOVELKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang