Pagi itu seperti biasa diawali dengan aktivitas persiapan berangkat sekolah Anggita dan Maura juga Dika suaminya, namun kali ini tugas Rara sedikit terasa ringan karena ada mama yang turut membantunya mempersiapkan segalanya. Semalaman tidur dengan dibuai oleh mama, menjadikannya hari ini menjadi hari yang sangat bersemangat baginya. Seperti handphone yang sudah full di charger, mau dibuat selfy atau membuka segala aplikasi mah fine-fine aja.
Setelah sarapan, mereka pun berangkat seperti biasa. Maura tampak melambai-lambaikan tangannya ke arah mama. Dalam hati Rara mau ikutan melambai seperti Maura, namun hal itu diurungkannya. Malu dengan umur heheheh...
Pernikahan sudah kurang menghitung hari saja, karena masih Minggu acaranya jadi Rara berencana untuk mengajukan cuti hari Jumatnya saja selama seminggu. Pembelajaran disekolah masih dengan tema rekreasi disemester 2 ini, namun sudah di sub tema akhir yaitu tempat-tempat rekreasi. Kegiatan anak-anak hari ini adalah melihat video tentang tempat-tempat rekreasi yang sudah Rara persiapkan terlebih dahulu, dan bercerita tentang pengalaman pribadi masing-masing anak ketika berkunjung ke destinasi wisata yang pernah dikunjunginya. Tibalah jam pulang, semua tampak antusias ingin segera pulang ke rumah masing-masing. Begitupun dengan Rara, karena dirumah telah ada mama tercinta yang menunggunya. Tadi pagi Dika sudah membuat schedule untuk kegiatan Rara hari ini. Rara mah hanya manggut-manggut mendengar jadwalnya selama seminggu ini dibacakan oleh suaminya.Pulang nanti mampir butik dulu!!!.
Pesan WhatsApp Dika mengingatkan lagi.
Iya
Dijawab singkat oleh Rara karena sudah keburu pak Rahmad menjemputnya. Teman-teman Rara juga pada maklum jika Rara ijin pulang lebih dulu setelah anak-anak muridnya pulang, karena memang harus mempersiapkan pernikahannya.
"Sebenarnya kalau aku sih Bun,udah ijin tu nggak masuk dari kemaren, ngapain juga bunda masih masuk, padahal kurang seminggu lagi lho acara pernikahannya" kata bunda arcie padanya di ujung pintu.
"Iya tu, bunda Rara ini. Kok masih masuk segala, kalau aku dulu ijin 2 Minggu dah hihihihi" bunda Ika juga menimpalinya dan tertawa dari mejanya.
"Nggak enak Bun, kalau ijin kelamaan. Kasihan anak-anak juga pasti mencari bundanya" jelas Rara. Sambil berpamitan. Perjalanan menuju butik, sedikit agak macet karena memang jam anak SD pulang sekolah. Butik berada ditengah-tengah mall terbesar ke dua di Surabaya. 30 menit waktu yang telah terpakai, Maura tampak sedikit mengantuk dalam pangkuannya. Sebotol susunya juga sudah habis dikenyotnya dari tadi.
"Saya bantu Bun?" Kata pak Rahmad menawarkan diri ingin membantu Rara yang kewalahan menggendong badan tambun Maura.
"Nggak perlu pak, saya bisa kok" jawab Rara sambil tersenyum. " Bapak disini saja ya pak, saya hanya bentar" kata Rara lagi. Menuju butik dengan menggendong Maura membuat Rara harus sedikit mengatur nafasnya.
"Selamat siang" sapa mbak-mbak resepsionis butik dengan ramah.
"Siang mbak" jawab Rara tak kalah ramahnya pula.
"Ada yang bisa saya bantu" tanya mbak-mbak itu lagi.
"Begini mbak, saya sudah ada janji dengan mbak foni yang menangani pernikahan saya" jelas Rara sambil menggendong Maura.
"Assalamualaikum ibu" kata mbak foni yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya. Dan sedikit memberi kode pada resepsionis.
"Oh mbak foni..Waalaikumussalam" jawab Rara sopan.
"Mari ikut saya bu" kata mbak foni lagi.
"Itu member gold say" bisik mbak foni ke mbak resepsionis, kemudian diacungkan jempol olehnya.
Rara berjalan mengikuti mbak foni menuju ruangan khusus didalam butik, kemudian diperlihatkannya gaun rancangan yang akan dikenakannya hari Minggu besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
muridku anakku
Genel Kurgugadis bernama Rara yang berusaha untuk menjadi seorang guru dan seorang ibu, mampukah Rara mencapai harapannya?