22 | khilaf

8.6K 816 262
                                    

;

warn : 18 + ( M )







|| spesial chapter buat menemani malam minggu, terutama buat para jomblo seperti yang baca.. ### ||

















































































Entah bagaimana ceritanya kini kedua makhluk ciptaan Tuhan ini sedang dalam posisi seperti ini.

Dalam sebuah ruangan luas yang terasa sangat sempit dan panas, sedikit gorden jendela tersibak menunjukkan cahaya rembulan yang ikut menjadi saksi bisu pergulatan panas keduanya.

Kim Sunghoon yang sedang mengukung sang submissive yang pasrah dibuai oleh sentuhan sang empunya. Tetesan keringat perlahan mengalir dari pelipis keduanya.

"S-sunghoon? N-nanti kalau ada yang..uhmmm-.."

Sunghoon kembali membukam bibir kecil dan manis miliknya. Mengigit bibir plum itu hingga bau amis menyerang indera perasanya.

Bergulat lidah penuh gairah, bertukar saliva. Keduanya dapat merasakan adanya sebuah sengatan dari dalam tubuh mereka yang mendorong keduanya untuk terus melanjutkan malam panasnya itu.

Sedikit terlihat kekhawatiran pada gurat wajah Sunoo. Ini bukanlah di rumahnya dan melakukan hal-hal semacam ini..

Bukanlah hal yang tepat baginya, tapi melihat bagaimana Sunghoon membuatnya terkulai tak berdaya, Sunoo tak bisa menolak sentuhannya.

"Kamu nggak usah khawatir, Ayah biasanya udah tidur jam segini." Sunghoon sedikit melirik jam yang menempel pada dinding kamarnya, pukul 9 malam.

Bagai tau bagaimana kekhawatiran orang yang ia sayangi itu. Sunghoon mencoba menenangkannya dan berucap kata-kata manis berulang kali tepat di telinga Sunoo.

Suara berat dan rendah, bagai alunan lagu indah yang dapat membuat diri Sunoo meremang. Pertahanannya semakin lama semakin runtuh.

Kembali terjun dalam acara bertukar salivanya itu. Bagaimana bisa rasanya bisa semanis ini? Ah, benar Sunoo memanglah miliknya.

Milik seorang Sunghoon.

Melihat dari posisi kukungannya itu, Sunghoon dapat melihat jelas lekuk tubuh indah orang yang ia sukai itu, juga mata sayunya yang mengeluarkan sedikit air mata.

Indah, astaga benar-benar sangat indah.

"Kamu cantik."

"Aku cowok kalau kamu lupa!" Balas Sunoo sedikit tak terima.

"Iya terserah kamu."

Kembali menautkan lagi salivanya, Sunghoon sedikit mendorong tengkuk Sunoo agar ia bisa lebih dalam mencicipinya, mengabsen satu persatu isi gua dalam mulut hangat Sunoo.

Ciuman itu semakin melihat turun hingga ke leher putih yang memampangkan secara jelas tulang selangka.

Salahkan saja Sunoo yang hanya memakai pakaian kebesaran milik Sunghoon dengan celana hitam yang benar-benar pendek dan ketat.

Tied up; [Sungsun] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang