1. Ruangan Panas

6.2K 175 12
                                    

Biar aku klarifikasi disini, banyak komenan dari kalian kalo lebih nge feel make nama asli. Jadi gini gais, aku tuh kalo make bahasa non-baku tapi nama nya nama asli gak srek jadi kek lebih kerasa make nama lokal, maaf banget ni ya kalo gak suka sama nama cast nya gak apa-apa tiap orang beda-beda aku juga gak mungkin maksa kalian buat suka ama cerita ini kok :)

Kalian bisa mampir di cerita aku yang lain buat yang gak suka ama genre lokal.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
[Adult! 21+]

Eliza mendongakkan kepala nya kala Michael mengendus leher nya dengan sensual meninggalkan bekas kemerahan di perpotongan leher serta pundak nya yang mulus, dress yang ia kenakan kini sudah tergeletak mengenaskan di lantai beserta bra yang ia pakai.

Posisi Eliza yang duduk di atas meja mengangkang sempurna tepat di depan milik Michael yang sedang asik meremas dua gundukan kenyal, menggigit, menjilat, menghisap, sampai rasanya puting nya kebas karena dijilat oleh Michael.

“Stophh...” Eliza mencengkram kemeja yang dikenakan Michael.

“Aku menginginkamu.” bisik Michael dengan suara serak.

Michael menggenggam miliknya dan mengarahkan ke sarang yang bisa membuatnya hilang akal, bahkan dokumen-dokumen yang tertumpuk di atas meja kini sudah berserakan di atas lantai.

Suara erangan serta desahan memenuhi ruangan pribadi milik Michael, ia sangat suka jika wanita nya mendesahkan nama dengan nada yang kelewat menggoda.

“Michaelhh,” desah nya tepat di telinga sang adam, membuat Michael terangsang dan memacu permainan dengan tempo cepat.

“Tunggu sebentar lagi, aku sampaihh.” michael semakin menanamkan kejantanan nya kala ada sesuatu yang mendesak ingin segera di keluarkan.

Badan Eliza bergetar hebat, ia suka dengan cara Michael memanjakan dirinya ketika sedang berhubungan badan, selalu memuja nya bak seorang putri.

Semburan hangat kini memenuhi perut Eliza, ia terkulai lemas di pelukan Michael, “kamu memang tidak pernah puas memperkosaku.” lirih nya sambil menanamkan wajah nya di ceruk leher Michael.

Michael terkekeh, “aku tidak akan pernah puas jika sedang bermain denganmu.”

Memang benar bahkan kalau Michael mungkin sedang waras  satu ronde saja cukup bagi nya, tapi kalo sedang dalam mode nafsu bak orang kesetanan sepuluh ronde bahkan tidak akan cukup bagi Michael.

“aku berharap kamu tidak akan meninggalkanku, apapun yang terjadi.” ucap Eliza yang kini mendongakkan kepala nya menatap pria yang ia cintai.

Michael tersenyum hangat lalu mengecup bibir Eliza, “Tidak akan pernah!”

Cukup bersyukur bahwa Michael dipertemukan dengan wanita sebaik Eliza, tidak pernah memandang seberapa banyak harta yang Michael punya.

Sebab, hanya cinta dan kasih sayang yang diinginkan oleh Eliza.

Michael cukup prihatin dengan hidup Eliza yang harus hidup sendirian, tidak ada kerabat dekat dan tidak punya orang tua. Tapi untung Eliza termasuk orang yang cukup mandiri dan pintar, oleh karena itu Michael kini bertahan di sisi wanita itu mencoba menjadi orang tua, teman, dan kekasih di saat tertentu.

Eliza tersenyum mengelus rahang Michael lalu mengecup bibir sang adam, “Aku mencintaimu.”

i love you more, sweetheart.”

***

Sudah menjelang malam kedua sejoli yang sedang asik bercumbu di atas sofa itu sepertinya tidak ingin menyelesaikan kegiatan nya, seperti tidak ada hari esok.

Decapan yang ditimbulkan dari kedua nya semakin menjadi tidak ada yang ingin menyudahi acara ciuman panas.

“Yang, udah malem.” ucap Eliza di sela-sela ciuman saat Michael mencium leher mulus nya.

Michael hanya menggumam dan tidak peduli lagi dengan perkataan Eliza.

Eliza pun hanya pasrah yang berada di bawah kukungan lengan kekar Michael, tiba-tiba ponsel Michael yang berada di atas meja berbunyi sang empu menggeram siapa gerangan yang berani mengganggu waktu nya dengan malas ia menengok lalu berdecak malas saat melihat nama yang tertera di ponsel nya, ia tidak berminat untuk mengangkat atau membalas pesan tersebut.

Michael bangkit dan duduk sambil membenarkan kancing kemeja nya, “siapa?” tanya Eliza yang kini sudah duduk

Michael menoleh, “gak penting.” ucapnya sambil tersenyum

Eliza mengernyit, tentu saja ia tahu siapa yang baru saja menelepon kekasihnya, tapi Eliza paham mau sepenting atau sedarurat apapun Michael pasti selalu memprioritasi dirinya.

“mau menginap?” tawar Michael sambil memakai celana panjang nya.

Eliza termenung—bimbang, apakah ia harus menginap atau pulang ke kontrakan nya.

“hey! Kenapa melamun?” tanya Michael lagi

Eliza menatap Michael, “Aku takut kalau aku menginap nanti dia datang.” jawab nya

“aku akan mengganti password pintu nya sayang, tidak usah khawatir. Ayo!” kedua nya pun berdiri, Eliza keluar dari ruangan Michael guna mengambil tas serta barang-barang nya.

“sudah?” melihat anggukan dari Eliza, Michael langsung menggandeng tangan Eliza.

Tidak usah khawatir karena takut kepergok beberapa karyawan, Michael membuat peraturan dimana saat jam sudah menunjukkan pukul 8 malam semua karyawan wajib keluar dari perusahaan kecuali cleaning service mereka pun akan membersihkan kantor saat Michael sudah keluar dari perusahaan nya.

“Kamu beneran gak pulang ke rumah?” tanya Eliza saat kedua nya sudah berada di dalam mobil mewah milik Michael.

Michael menoleh lalu menggeleng, “aku males dirumah, mending di apartemen sama kamu.”

Eliza langsung memeluk Michael dari samping, “Aku sayang banget sama kamu, terima kasih udah mau nerima segala kekurangan aku.”

Michael mengecup puncak kepala Eliza yang bersandar di dada nya, “Anything for you babe.”

•••

~Next?

Mengecewakan gak?

Sexy Secretary Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang