12 Januari 2017
Malam ini udara begitu dingin,, menusuk sampai tulang.
"Kenapa dingin sekali. Padahal ini bulan Januari."Walau begitu aku terus melanjutkan jalan menuju tujuanku.
Kling
Suara bel pintu yang ku buka.
"Selamat dat... Nik."Seperti yang sudah - sudah, Fredy selalu menyambut kedatanganku dengan senyumnya.
"Sudah lama tak berkunjung. Kemana saja?""Hy Fred. Umm hehe, ada sesuatu pokoknya."
"Oh hy... Jalan hm?." Tanya Fredy yang hanya ku jawab ringisan. "Udara di luar sedang dingin sayang. Nanti kau sakit."
"Iya kau benar. Kenapa bisa sedingin ini? Padahal ini bulan Januari."
"Aku bukan BMKG say. Americano atau expreso?." Tanya Fredy sambil tersenyum seperti biasa.
"Expreso." Aku memperhatikan sekeliling. "Kau merenovasi caffemu?."
"Hum.. oh iya. Aku senang kamu sadar. Tidak semua, hanya menambah dan merubah beberapa bagian saja."
"Tapi cukup indah."
Ting..
Aku tersenyum melihat pesan yang masuk. Bukan karena pesannya tapi pengirimnya. Errr tapi setelah ku baca ternyata termasuk isinya juga.
Dirga:
Sebentar lagi ayo kita makan malam.
Aku yang jemput.Beberapa hari ini lelaki ini selalu saja sibuk.
Me:
Baiklah dengan senang hati. Kebetulan aku ada di cafe temanku.
Jemput aku disini ya.
•share location.Dirga:
Siap pumkin.
Tunggu Aa' Dirga yaa 😉Bisa centil juga pria satu ini. Aku terkekeh.
"Wah .. pesan siapa yang membuat si jutek ini tertawa? Ini dia pesanan nona cantik. Expresso." Fredy menggodaku seperti biasa."Oh ayolah! Tak bisa kah kau membiarkanku senang," ucapku bernada ceria.
Fredy tertawa. Pria itu tetal sama seperti waktu smk. Fredy memang bodoh, gagal move on. Ku tuang kopiku pada alas gelas lalu meniupnya dan pelan - pelan kuminum. Aku mendongak.
"Fred. Sudah ada pengganti?" Tanyaku lirih.
Fredy menatapku lekat dengan seulas senyum tipis dan menggeleng pelan. Dikhianati itu bukan lah sesuatu yang biasa. Apalagi jika tinggal menunggu 1 bulan sebelum menikah. Ah fredy.
"Aku belum berminat mencari penggamti, Nik. Kamu tau kan aku sangat mencintainya."
Dia begitu sendu. Seharusnya aku tidak bertanya. Aku memegang gelas yang hangat karena panasnya kopi.
"Dan ... asal kamu tahu perempuan favoritku itu kamu."
Ah sial! Dia selalu bisa memecah suasana. Aku terkekeh pelan dan menggeleng tak percaya, bagaimana bisa pria ini begitu santai?
Cling!
Suara bel pintu yang menandakan sesorang masuk kedalam cafe. Sepasang tangan kekar melingkari pinggangku.
"Aakh!"
Aku sangat terkejut, reflek aku berdiri.
"Hay! Akhirnya aku berhasil menemuimu," ucapnya menyeringai.Oh ya Tuhan!
................................
Surabaya, 4 November 2020.
Diruang Dr. Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain In December
RomanceDibulan itu aku bertemu dan dibulan itu pula aku berpisah. 1 tahun cukup membuatku remuk dan terguncang. dihari bahagiaku seketika berubah menjadi hari terburuk. "kamu pergi begitu saja." Meski ku memohon pun percuma, Dia jahat padaku. Dia tak akan...