Memasuki rumah Sunoo, Niki merasakan suatu perasaan yang familiar. Tujuh tahun telah berlalu, tapi suasana rumah ini masih sama. Hangat, tenang, dan nyaman. Bedanya sekarang tatanan ruangannya sudah sangat berbeda dari sebelumnya. Terutama dengan kehadiran satu rak buku besar yang berisi buku-buku berbagai macam genre koleksi Sunoo. Kemudian pigura foto yang terpajang di ruang TV bertambah banyak, dengan satu pigura ukuran setinggi Yuki yang memuat foto pasangan dengan baju pengantin.
Niki kenal pengantin perempuan dalam foto itu.
"Tante Sowon sudah menikah?" tanya Niki, membuat Sunoo yang sedang menata toples berisi camilan di atas meja, menoleh padanya, lalu mengikuti pandangannya ke pigura besar itu.
"Ah iya, aku masih kuliah, dia sudah menikah. Sekarang dia bahkan sudah punya anak, masih 2 tahun."
Niki manggut-manggut mengerti. Pandangannya teralihkan pada foto dengan ukuran lebih kecil di sebelahnya. Itu Sunoo, mengenakan seragam SMA, memegang sebuket bunga dan diploma, seperti biasa tersenyum lebar secerah matahari. Tanpa sadar Niki ikut tersenyum melihatnya.
Sunoo yang sudah selesai menata toples, lantas menoleh, mendapati Niki tengah tersenyum menatap foto kelulusan SMA nya. Hal itu membuat hati Sunoo menghangat. Dia pun duduk di sebelah yang lebih muda, merangkul lengannya dan menaruh kepalanya di bahu tegap itu.
"Andai kamu datang saat hari kelulusanku," kata Sunoo, membalas tatapan Niki yang menoleh padanya.
Niki yang baru saja legal tahun ini, tersenyum sambil menatap wajah ayu Sunoo yang bersandar di bahunya.
"Yang jelas, sekarang kita sudah bertemu lagi kan?"
Sunoo tersenyum malu-malu sambil mengangguk.
"Kenapa cantik sekali?" gumam Niki dengan lirih, tapi masih dapat terdengar jelas di telinga Sunoo, buat yang lebih tua tak bisa menahan senyumnya.
"Riki~ kamu sama saja dengan Yuki," rengek Sunoo.
"Yuki? Kenapa dengan Yuki?"
Sunoo menunduk, memilih memandang tangannya yang memainkan tangan besar Niki daripada membalas tatapan alpha yang sudah tidak kecil lagi itu.
"Yuki juga bilang kalau a-aku cantik."
Niki tersenyum. Mengelus pipi mulus, putih dengan rona kemerahan dan gembil milik Sunoo dengan lembut.
"Kau tau, anak kecil tidak bisa berbohong. Dia juga tidak salah, kau memang cantik."
Niki nyebelin!
Sunoo itu suka sekali dipuji orang lain, apalagi kalau dipuji oleh alphanya. Jadi tau sendiri bagaimana kondisinya sekarang? Salah tingkah sejadi-jadinya.
"Riki~~ sudah ah~" rengek Sunoo sambil memeluk erat-erat lengan Niki, membenamkan wajahnya di lengan kokoh itu.
Niki sendiri malah tertawa, tawa renyah dengan deep voice yang menggoda iman. Dia melepas pelan pelukan Sunoo dari lengannya, supaya lengannya bisa bebas merangkul bahu Sunoo. Sunoo sendiri merangsek ke dalam pelukan Niki, membenamkan wajahnya di dada bidang alpha nya. Merasa begitu kecil dalam dekapan Niki, tapi dia amat sangat menyukainya.
Niki memeluknya erat, menempelkan hidungnya di puncak kepala Sunoo, mencium aroma sampo mint yang segar.
"Sunoo.."
Dibalas dengan dengungan manja dari yang lebih tua.
"Aku merindukanmu."
Sunoo makin mengeratkan pelukannya, makin lama makin nyaman, tidak ingin lepas.