[sechsundvierzig]

13.8K 943 84
                                    

"hyung hari ini aku tidak ada kelas, mau ikut ke kantor yaa", Haechan yang sedang tiduran di kasur melihat Mark yang baru saja habis mandi, terpaku ketika melihat tubuh atletis suaminya itu, oh dan bagaimana tangan kekar itu mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.

Haechan menggeleng, masih pagi! Masih pukul delapan dan isi otaknya sudah macam-macam saja. Astaga Haechan sadar! Sadar!!!

Tuk

"Memikirkan apa hm?", Mark menyentil dahi Haechan sebab melihat Haechan yang menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku hanya menggelengkan kepala saja, pegal hyung. Iya pegal", Haechan memegangi lehernya yang sebenarnya tidak ada sakit-sakitnya sama sekali. Banyak drama memang Haechan Seo ini!

Mark tertawa sembari menggeleng, "kalau mau ikut bersiap sana"

Haechan mengangguk lalu bangun dengan pelan, geraknya lamban sekali sekarang karena Aegi sudah makin besar. Sebentar lagi anaknya itu akan hadir menyapa dunia.

"Hyung kenapa?"

"Mau ikut"

"Heh, enak saja sana aku tidak mau dibuntuti begini", Haechan menatap Mark dengan tatapan galaknya, lagian ada-ada saja mau ikut dan milihatnya mandi begitu? Haechan malu tahu, kalau memang mau kan bisa tadi mandi bersama, setidaknya mereka sama-sama naked!

"Aku hanya ingin memastikan kamu aman, nanti kalau tiba-tiba jatuh dikamar mandi bagaimana?"

Plak

"Hyung astaga doa mu kenapa jelek sekali sih?", Haechan mendengus, tidak habis pikir dengan pemikirannya suaminya ini. Membuat Haechan jadi parno juga kan jadinya.

"Ya.. yaaa aku ikuuut", Mark mencebikkan bibirnya, memohon agar bisa ikut istrinya itu mandi. Haechan menggeleng, tak habis pikir dengan tingkah Mark yang seperti ini.

Menghela nafas pasrah, "yasudah ayo"

Mark tersenyum senang lalu mengikuti istrinya itu untuk menuju kamar mandi. Mark memang sungguhan takut kok bukan mau melakukan itu, semenjak kehamilan Haechan sudah memasuki trisemester ketiga Mark selalu waspada dan menjadi suami siaga. Ia tidak ingin terjadi apa-apa pada istri manisnya itu apalagi dengan calon anak mereka, hanya itu saja, tidak ada adegan lanjut setelah menemani Haechan mandi.

Selesai mandi kini keduanya sudah siap hendak menuju ke kantor Mark. Mark menatap lama istrinya yang sedang mengoleskan pelembab bibirnya, tersenyum tipis ketika melihat Haechan memaju majukan bibirnya. Istrinya ini terlalu menggemaskan, Mark tidak tahan. Lemah sudah dia jika disuguhkan dengan yang manis-manis.

Mark memajukan langkahnya, menangkup pipi gembil itu lalu diputar-putarnya. "Kenapa sih menggemaskan sekalii hmmm?", Mark menggigit bibir tipisnya karena terlampau gemas dengan Haechan. Kalau istrinya saja bentukannya begini bagaimana anaknya nanti ya?

"Hwyung hwepaskan", Haechan menatap datar suaminya itu. Mendapatkan tatapan itu Mark dengan cepat melepaskan tangkupannya. Berjalan mengambil tas kantornya, enggan mendapat semprotan Haechan di pagi hari.

"Hyung perginya tidak usah naik mobil Hyung ya, kita naik Bus saja"

"Kenapa?"

"Sedang ingin"

Mark kemudian mengangguk, keduanya berlalu meninggalkan kamar dan pergi menuju kantor, setibanya di halte bus Haechan langsung duduk. Sudah tidak kuat berdiri, jalan dari apartment ke halte bus saja rasanya sudah lelah sekali, Haechan engab.

Mark sendiri sekarang tengah memperhatikan istrinya itu, sedikit menyesal menuruti permintaan Haechan untuk naik bus saja, karena coba lihat sekarang si manis itu sudah lelah duluan, Mark jadi tidak tega melihatnya. Tak lama Mark berjongkok karena melihat tali sepatu yang istrinya gunakan tak teringat dengan benar. Membenarkan ikatan tersebut dan setelah selesai bertepatan dengan Bus mereka tiba.

[END] 𝓶𝓲𝓮𝓷𝓷𝓮 𝓢𝓸𝓷𝓷𝓮  [Matahariku] || MarkHyuck ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang