2

2.5K 267 5
                                    

Jatuh cinta itu memang aneh, datang tiba-tiba tanpa memberikan waktu bagi seseorang untuk mempersiapkan amunisinya. Bukan hanya itu, saat jatuh cinta kita tidak pernah bisa memilih siapa yang kita inginkan. Sepertiku yang tiba-tiba menyukai Jeon Wonwoo dari semua pria yang ada di kelas. Padahal aku mengenalnya sejak masuk kuliah, tapi perasaan ini muncul di semester yang sudah kesekian. Tanpa alasan pula. Kalau aku bisa memilih, mungkin aku ingin jatuh cinta pada Jun, teman Wonwoo yang ganteng parah seperti tokoh webtoon yang jadi nyata atau mungkin pada Kak Seungcheol, seniorku.

Eh, ini malah pada Jeon Wonwoo manusia es tergalak sekampus.

Sebut saja aku gila, seperti Soonyoung dan Yerin. Karena aku yang biasanya suka duduk di kursi paling depan bersama Soonyoung, kini memilih duduk di samping Wonwoo di barisan bangku tengah. Awalnya Wonwoo terkejut, aku tahu, tapi ia segera bersikap biasa saja seakan tidak ada aku di sampingnya.

"In case kau belum sarapan." Kataku pada Wonwoo sambil mendorong sekotak susu ke hadapannya.

Wonwoo tidak merespon, ia bahkan tidak merespon sapaanku sebelumnya. Melirikku pun hanya saat aku duduk di sampingnya tiba-tiba.

"Yi--gila!" Telingaku berjengit, segera aku mendelik pada Soonyoung yang menutup mulutnya tidak percaya melihatku duduk di samping Wonwoo.

Ia mengangkat tangan, masih menutup mulutnya dengan rapat, berjalan ke barisan depan. Aku tidak paham mengapa pria itu tidak mau berdekatan dengan Wonwoo. Padahal kalau ia duduk di sampingku pun tidak masalah, malah agak membantuku yang mulai merasa awkward karena ucapanku tidak pernah terbalas oleh Wonwoo.

Karena Wonwoo kerjaannya diam saja, menulis sesuatu pada bindernya, aku pun jadi ikutan diam dan membuka kembali catatanku untuk membaca materi perkuliahan. Ya, pendekatan hari ini tidak ada perkembangan. Yang ada aku makin paham dengan materi kuliah, dan itu tidak buruk pula.

Tidak lama sang dosen masuk. Pembelajaran dimulai seperti biasa meski aku berharap ada interaksi antara aku dan Wonwoo. Sayangnya harapan hanyalah harapan. Sampai perkuliahan usai, Wonwoo diam saja di posisinya, tetap tidak mengindahkan pertanyaanku kepadanya. Bahkan kotak susu yang ku beli khusus untuknya dibiarkan saja di atas meja sedangkan manusia itu pergi keluar kelas tanpa pamit.

 Bahkan kotak susu yang ku beli khusus untuknya dibiarkan saja di atas meja sedangkan manusia itu pergi keluar kelas tanpa pamit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~~~

Yerin menaruh telapak tangannya pada dahiku, mengecek suhu tubuhku dengan serius. Padahal aku sehat-sehat saja, tergolong orang yang hari ini super semangat karena bisa melihat Wonwoo di kelas, di sampingku. Yerin mengerutkan dahi, segera ku tepis tangannya. "Aku sehat." Kataku sambil mengerucutkan bibir.

"Nggak. Kau sakit." Soonyoung bergidik di belakang Yerin, seperti takut denganku.

"Yaa! Kalau aku sakit, aku tidak akan datang ke kampus!"

"Kau sakit jiwa!" Seru Soonyoung yang ingin ku jitak kepalanya, tapi Yerin cepat menahanku.

"Kau ada masalah, ya, akhir-akhir ini?" Yerin bertanya dengan penuh simpati. Ia menangkupkan tangannya di wajahku, kedua matanya melotot minta penjelasan.

Catch You Until I Can [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang