"Baik pak. Saya yang akan mengerjakan nya."
Jeongin berdiri dari duduk nya. Dengan langkah yang mantap, dirinya berjalan menuju ke depan kelas. Mengambil spidol yang berada di atas meja guru.
Tangan kanan nya siap mengerjakan soal soal yang terpampang jelas di depan matanya. Sementara tangan kiri nya memegang buku tulis yang berisi soal dan jawaban yang telah dia tulis.
"Oi! Kemari kan buku mu. Kerjakan soal soal itu tanpa melihat hasil yang telah kau tulis di buku mu itu."
Dengan berat hati, Jeongin memberikan buku tulis nya kepada Mr. Kim.
Dirinya mencoba untuk merilekskan otak nya. Karna, jika dia tidak rileks, jawaban yang ada di otak nya akan kacau dan membuat dirinya jadi panik.
Sebenarnya, tanpa buku nya pun Jeongin masih bisa mengisi soal soal yang terpampang dengan jelas di hadapannya. Hanya saja, dirinya bisa menjadi sedikit ragu untuk menjawab soal soal itu.
Dua menit Jeongin gunakan untuk merilekskan pikiran nya. Dan lima menit dirinya bisa menjawab soal soal tersebut.
"Sudah pak!"
"Baiklah. Kau bisa kembali ke tempat duduk mu. Dan ini buku mu."
Mr. Kim memberikan lagi buku tulis Jeongin. Sebelumnya dirinya sudah sempat membaca jawaban jawaban Jeongin. Dan jujur, dia sangat terkesima dengan kemampuan yang Jeongin miliki.
Jeongin kembali lagi ke kursinya dengan keringat dingin yang perlahan mulai bercucuran di dahinya. Seketika dada nya sedikit sesak.
"Wah... Aku tak menyangka kau hebat dalam bidang matematika Jeong!"
"J-jangan senang dulu. Aku tidak t-tahu itu benar atau tidak."
Seungmin melihat wajah Jeongin yang terlihat sedikit pucat. Nafas nya pun terdengar berat dan sesak.
"Jawaban mu benar semua. Sepertinya kau pintar dalam matematika ya. Saya akan memeriksa rapot mu nanti dan mendiskusikan bersama guru yang lain. Karna sepertinya kau bisa masuk kelas G."
"Hah?!"
Bel istirahat berbunyi.
"Ah... Sepertinya waktu saya sudah habis ya. Baiklah, saya permisi dulu. Oh, sebelum saya keluar, saya ingin memberikan kalian tugas. Tugas nya akan saya kirim nanti ke ketua kelas. Dan kau. Yang Jeongin. Kau tidak usah mengerjakan nya."
Mr. Kim langsung keluar kelas. Meninggalkan kelas 1-A dengan langkah cepat nya. Sementara Jeongin, dirinya masih tak menyangka. Sungguh! Dirinya tak mau masuk ke dalam kelas neraka itu!
"J-jeong?"
"Seungmin! Antar aku cepat!"
Jeongin langsung menarik tangan Seungmin keluar kelas. Dia harus segera ke uks. Sejujurnya Jeongin juga tidak tahu sih dimana uks berada.
"Pelan pelan heh! Memang nya kau mau kemana hah?! Aku bisa mengantar mu ke tempat yang kau inginkan, Jeong. Karna aku yakin, kau pasti tidak hapal denah sekolah ini kan."
Karna langkah Jeongin yang sembarang, kini mereka berdua sudah ada di sebuah tempat yang mereka yakini adalah taman sekolah.
"Sini dulu, Min."
Jeongin mendudukan dirinya di salah satu bangku yang ada di taman tersebut. Mengeluarkan inhaler dari dalam saku celana nya. Dengan perlahan, Jeongin mulai menghisap inhaler nya.
"Kau... Punya asma?"
"Yah... Seperti yang kau lihat. Asma ku bisa kambuh disaat aku sedang panik, sedih dan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...