Writing Challenge Puisi 16/01/01

10 5 3
                                    

1.  LTSWLM004_Wahyu lukita mubarokah
Teruntuk masa lalu

Dalam waktu ku rindu,
Detik panjang yang lalu,
Ada manis ada pahit,
Tak hanya tangis, tertawa pun terasai,

Selagi baskara temani diri,
Selagi awan masih melindungi,
Tak kan hilang semangat diri,
Tuk terus jalani hari,

Biarkan duka ditelan bumi,
Namun satu yang pasti,
Untukmu cinta ini, untukmu rasa ini....
Sang masa lalu yang telah pergi.

2. LTSHM005_Hafni Masdiati

Sayonara Cinta

Tiba masaku patah hati
Titik awalku mati rasa
Saban malam termangu meratapi
Pihak ketika menghapus harsa

Sahabat berubah jadi cinta
Tambatan hati memilih pergi
Gita cinta perlahan sirna
Nadanya pilu tak terperi

Rinai hujan leburkan kenangan
Anak angin membelai menambahkan
Kandas sudah kisahku bersamanya
Nyanyian sendu menutupnya

Riau, 16 Januari 2021

3. LTSRK07
Retno Kurniasih
Challenge tanggal 16 Januari 2021

Duka dan Lara

Kalbuku pilu kala melihat musibah itu
Duka itu datang bertubi-tubi
Ragaku terpaku kala mendengar berita sendu
Membuat hati gundah tak bertepi

Buana ini anitya
Kita harus siap sedia
Mengumpulkan bekal sebanyaknya
Supaya selamat sampai Nirwana

Bencana yang datang pasti membawa hikmah
Jangan anggap itu anca
Kita harus bangkit dan jangan lemah
Setelah hujan pastilah muncul bianglala

_Jakarta, 16 Januari 2021_

4. LTSAD008_Alfas

Ibu

Sayup-sayup terdengar
Do'amu yang sangat mengharukan
Meluluhkan kalbu sampai relung terdalam
Rasa sakit diganti oleh senyuman

Waktu dengan cepat melesat seperti kilat
Kau melihat anakmu ini tumbuh dewasa
Sementara dirimu saban hari menua
Entah! Apakah kau bangga atau tidak?

Maaf ibu, anakmu banyak salah
Maaf, anakmu terkadang tidak mengalah
Maaf atas segala pengorbanan yang tidak terbalas
Terimakasih. Jasamu akan terpatri dalam jiwa

Tasikmalaya, 16 januari 2021

5.  LTSPNA002_Pena Akara
Purnama

Kupuja wajahmu dialas galaksi,
di antara bintang-bintang sendiri
kudapati pelita menyalah kemilau saga
memeluk hamparan tata surya

Masih tersenyum purnama
walau kerap kali nabastala pecah
awan-awan berlarian mencari bagian
namun yang di dapat hanya padam

Terang mencaci kiasan malam
lantas semesta ikut serta benderang
tetapi mata lebih suka satu cahaya
kunamai ia purnama merah darah

Palembang, 16 Januari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Karya MemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang