Tidak ada yang tau bagaimana waktu terus berjalan, pada intinya waktu merubah gelap menjadi terang, merubah yang ada menjadi tidak ada, itu adalah pekerjaan waktu.
Silaunya matahari menyadarkan Yewon dari mimpi buruknya, membangunkannya secara paksa karena ponselnya terus saja berdering. Ia benci ponsel, tapi tidak sepenuhnya membecinya hanya saja dia membenci seseorang yang terus menghubunginya.
Dengan malas ia meraih ponselnya, menggeser tombol hijau lalu mendekatkannya ketelinga.
"Dimana kamu?"
"Pak saya libur hari ini, semua pekerjaan saya serahkan ke Wendy"
"buka pintu rumah mu"
Yewon membuka mata secara sempurna, membernakan posisinya dari berbaring kemudian duduk. Ia menunjukkan ekpresi bingung sambil menyeritkan dahi,
"hah!"
"kamu tidak dengar saya bilang apa, cepat buka pintunya!" kali ini nada bicara Namjoon sedikit keras membuat nyali Yewon menciut, segera ia bangkit dari kasurnya berlari keluar kamar sambil menggerutu tidak suka.
Yewon membuka pintu rumahnya sesuai permintaan Namjoon, saat pintu itu terbuka Yewon dibuat sangat terkejut dengan kehadiran Namjoon. Pria itu berdiri tepat didepan rumah Yewon dengan pakaian santai.
Ngapain sih ini orang, nggak di kantor, di rumah kerjaannya ganggu mulu.
"kau sudah siap?" tanyanya
Siap, wah sakit nih orang
Namjoon menatap tajam wajah bingung Yewon sambil melipat tangan di dada. Rasa malas untuk menjelaskan membuat Namjoon mengambil tindakan tanpa persetujuan. Ia menarik tangan Yewon secara tiba-tiba, membuat gadis itu terhuyung dan hampir jatuh.
"Pak mau bawa saya kemana?" tanyanya
"diam dan ikut saja"
Namjoon membuka pintu penumpang dan mendorong paksa Yewon untuk masuk. Benar-benar nggak ada adap ini pak boss. Setelah memastikan Yewon masuk, ia kemudian beralih kesisi kanan dan ikut masuk kedalam mobil.
"kita mau kemana pak?" tanya Yewon lagi
Namjoon tampak menghiraukan Yewon, ia memilih menggunakan safty belt kemudian menginjak pedal gas mobil. Mobil mahal Namjoon berjalan maju dengan kecepatan sedang membelah jalan Seoul yang sudah nampak Ramai.
"Bapak tau kan hari ini saya libur?" tanya Yewon dengan kesal.
"Dan kamu tau kan saya tidak suka seseorang banyak bicara" balas Namjoon membuat Yewon menutup mulut rapat.
Jalan kota Seoul terlihat sangat padat, beberapa kendaraan terlihat saling menekan klakson, anak-anak juga terlihat berlarian mengejar bus sekolah. Berkali-kali Yewon menghembuskan nafas, saat ini ia sedang berdebat dengan dirinya sendiri, jujur saja ia masih sangat kesal dengan pria disampingnya, mengingat kembali bagaimana dengan teganya ia meninggalkan Yewon di kota Busan.
"Maaf tempo hari saya ninggalin kamu" Yewon Reflek menoleh menatap Namjoon, suatu keajaiban, pria di sampingnya mengucapkan kata maaf. Ia masih mengumpulkan keberanian untuk mempercayainya namun kepalanya seperti memaksa agar tidak percaya.
"Pak!" panggil Yewon,
"tapi saya punya alasan ninggalin kamu"
"saya ngerti kok pak, bapak pasti ada kerjaan mendadak di Seoul"
"Bukan!"
"Lalu?"
"bukan waktu yang tepat kamu tau" balas Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss! [Kim Namjoon] [COMPLETED STORY]
Romansa[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Menjadi sekretaris tidak pernah masuk dalam buku mimpi kehidupan yang diingin oleh Kim Yewon. Sebagian wanita diluar sana mungkin akan mengganggap ini sebagai nasib baik, namun bagi Yewon ini adalah nasib buruk. Sebena...