TWENTY TWO

1K 188 460
                                    

Warning typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning typo(s)

Bohong, jika gadis tinggi semampai itu pulang.

Hyera baru saja keluar dari pekarangan rumah ibu Kim, tungkainya mengayun anggun menyebrang jalan menuju taxi yang kebetulan sedang berhenti di depan sebuah toko, lantas ia masuk dan meminta sang sopir untuk mengantarkan dirinya ke satu tempat-Bukan rumah, melainkan tempat yang seseorang sewa secara private, hingga tak ada orang lain yang datang di waktu yang sudah ditentukan.

Ada urusan penting, yang secepatnya harus ia selesaikan.

Tepat di seberang jalan High Class Restaurant, taxi itu berhenti. Terlihat Hyera turun dari taxi dan menuju ke pintu restoran tersebut, di sana sudah ada dua orang lelaki tinggi berdiri menyambut kedatangan Hyera, mereka nampak mempersilahkan gadis itu masuk guna menemui seseorang yang sudah lebih dulu menunggunya.

"Bos, Nona Goo sudah datang."

Lelaki arogan dengan tampang sangarnya itu lantas berdiri. Ia mengukir senyum khasnya, memamerkan lesung pipi yang menancap ke dalam tepat kala Hyera berjalan menuju meja yang sudah disediakan.

"Aku tahu, kau akan datang, babe."

Hyera melipat tangannya didada. "Aku datang karena ingin semuanya selesai, Namjoon."

Lelaki itu menarik ujung bibirnya. "Santai, kita nikmati menu hidangan special kali ini, dengan orang special juga tentunya." Namjoon kembali mendaratkan bokongnya dikursi.

"Aku tidak punya banyak waktu untuk bergurau, Namjoon." Pekik Hyera. Ketahui saja, tujuan Hyera berani menemui Namjoon terkait masalah mereka berdua di masa lalu yang sampai sekarang selalu Namjoon ungkit, dan juga-tentang tiga lembar foto sialan itu. Bagi Hyera ini cukup mengganggu pikirannya, terlebih dengan segala tuduhan Seokjin padanya.

Hyera menatap Namjoon. "Kenapa kau melakukan ini? Sebenarnya apa yang kau cari? Apa belum puas dengan yang sudah kau dapat, Namjoon?" rentetan pertanyaan Hyera hanya dibalas dengan sebuah sunggingan senyum di ujung bibir Namjoon.

Namjoon menuangkan Wine ke dalam gelas lantas meminumnya sembari menatap balik Hyera. "Kau ingin tahu jawabannya?" Hyera membalas dengan deheman, Namjoon meletakan kembali gelasnya. "Aku hanya ingin dirimu, Hyera-yya.... ingin sekali." Jawab Namjoon serius penuh penekanan.

Hyera memejamkan kelopak matanya rapat sebelum ia menghela napas. "Tidak bisa, Namjoon!" cicit Hyera. Jika boleh jujur, kalimat yang Namjoon utarakan bukanlah untuk pertama kali bagi Hyera. Jika harus dihitung, tentu tidak terhitung berapa kali Namjoon mengatakan hal itu, terlebih saat di masa lalu yang jelas, Hyera pun sudah lupa akan itu.

"Kenapa? Apa ini karena Si lemah?"

"Jika kau tahu, kenapa masih bertanya?" ketus Hyera.

Namjoon mengusap wajahnya kasar. "Hyera-yya, kau harus ingat satu hal, seharusnya aku yang memilikimu. Bukan Dia!" Tegasnya. Hyera menunduk, ia paham kemana arah obrolan Namjoon saat ini. "Orang tua kita sudah sepakat menjodohkan kita sejak dulu, tetapi dengan mudahnya kau mengenalkan Seokjin kepada orang tuamu setelah acara kelulusan mu. Dan si berengsek itu meminta orang tuanya untuk melamarmu dan kau menerimanya. Secara tidak langsung, kau membatalkan perjodohan kita tanpa memberitahu ku lebih dulu!" Jelasnya.

[𝐌] 𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang