𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟏

1.4K 93 0
                                    

★★★

Bagaimana rasanya jika kamu menjadi sasaran penculikan oleh salah satu geng mafia besar dan akan diperjualbelikan dalam pelelangan budak?

Panik? Jelas. Menangis? Oh, itu tidak akan membuat keadaanmu berubah menjadi sebuah mimpi ❛kan?

Itu yang dirasakan oleh mahasiswa Jurusan Bisnis ―Byun Baekhyun. Ia menjadi salah satunya dan saat ini ia tengah berada di tengah-tengah panggung yang telah dipersiapkan untuk pelelangan manusia.

Mungkin hari ini adalah hari paling sial menurutnya selain hari dimana ia kehilangan dompet beserta isinya saat ingin pulang ke kampung halamannya. Tunggu? Apa ini benar-benar hari sialnya atau masih akan ada hari-hari sial lainnya lagi?

★★★

20 jam sebelumnya.

Baekhyun berjalan cepat mendaki anak tangga menuju kelas satu-satunya di hari ini sebelum nanti siang dia harus pergi kerja paruh waktu di sebuah kafe dekat dengan gedung fakultasnya.

Ia terus berlari melawan arus beberapa orang mahasiswa yang menghalangi jalannya. Demi Tuhan, dia sudah terlambat 1 menit pada mata kuliah dosen yang terkenal killer itu.

❝DAN AKHIRNYA TUAN BYUN BAEKHYUN DENGAN RAJINNYA MASUK KELAS DENGAN TEPAT WAKTU.❞

Sial! Baru saja otak cantiknya hendak mencari-cari alasan untuk keterlambatannya, sekarang dosen itu malah menyambut kedatangannya dengan kalimat sarkasnya yang terkenal nyelekit di hati.

❝Jadi Tuan Byun, alasan apa lagi yang akan anda pakai untuk bisa masuk ke dalam kelas saya?❞ Tanya wanita dengan penuh penekanan. Sedangkan Baekhyun tidak bisa mengeluarkan suaranya yang terasa tertahan di tenggorokan, bahkan kakinya tertahan di depan pintu masuk karena tidak berani masuk sebelum dosen itu memberikannya izin.

Sebelum dirinya bisa memberikan alasan yang mungkin masuk akal, sayangnya dosen itu sudah lebih dulu memotong ucapannya. ❝Minggu kemarin alasanmu karena menolong anak kucing yang tertabrak, 2 minggu kemarin karena menolong seorang nenek-nenek tua menyeberang jalan karena beliau kesusahan membawa trolli belanjaannya. Jadi minggu ini apa lagi alasannya, hm?❞

Mampus.

❝Errr... itu- itu Bu. A.. Apa yah?❞ Ucap Baekhyun gugup karena tatapan tajam dari dosennya juga karena teman-teman sekelasnya melihat ke arahnya. Sepertinya mereka menikmati waktu Byun Baekhyun sedang dimarahi oleh dosen di depannya itu.

❝Duduk! Ini terakhir. Minggu depan telat lagi, saya tidak akan segan-segan mencoret namamu dari daftar absensi!❞ Perkataan dosennya dengan tegas membuat Baekhyun harus cepat-cepat mengelus dadanya yang rata itu karena lega akhirnya dia diperbolehkan masuk. Tidak apa-apa dimarahi menurutnya asalkan nilainya masih bisa keluar saat semester telah usai.

❛Tahan Baek, beberapa bulan lagi kamu gak akan masuk kelas ini.❜ Ucap Baekhyun dalam hati.

Setelah mendapatkan anggukan oleh dosennya, akhirnya Baekhyun membawa dirinya menuju tempat duduk yang berada di sebelah kanan. Tentu saja dimana para sahabat-sahabat jahanamnya yang sedari tadi tertawa dan mengejek kesialannya dimarahi oleh dosen.

❝Kalian memang sahabatku yang paling pengertian. Di saat aku butuh kalian malah tertawa di atas penderitaanku.❞ Rutuk Baekhyun pelan tetapi masih terdengar jelas oleh kedua sahabatnya yang duduk di samping kiri dan kanannya, tetapi mendengar sindiran Baekhyun bukan membuat mereka merasa bersalah malah tangan mereka menari di bawah meja mengejek Baekhyun.

★★★

16 jam sebelumnya.

❝Selamat datang di kafe Meong-Meong, silakan menunya kakak.❞ Senyuman manis menghiasi bibir mungil Baekhyun kala ia harus melayani beberapa customer yang datang ke kafe tempatnya bekerja.

Baekhyun merasa beruntung bisa bekerja di sini pasalnya selain karena ingin mengurangi kesulitan orang tuanya dalam memberikan uang jajan bulanan, ia jika diperbolehkan untuk bekerja paruh waktu. Karena kafe ini sebenarnya tidak menerima pelajar atau mahasiswa yang masih aktif dalam belajar, akan mengganggu waktu juga tidak profesional. Tetapi sang pemilik kafe memperbolehkan Baekhyun dan D.O menjadi pengecualian karena mereka adalah sahabat dari Luhan yang merupakan kekasihnya juga.

Hari ini seperti biasa kafe terasa ramai dikunjungi, bukan hanya karena akhir pekan, hari ini juga merupakan hari kasih sayang yang sudah pasti di setiap matanya memandang hanya akan ada sepasang kekasih. Bukan sepertinya yang jomblo akut. Malang nasibnya.

❝Rahangku seperti mau copot saja sejak tadi terus tersenyum.❞ Gerutu Baekhyun pada D.O yang juga sahabatnya di tempat istirahat karyawan.

❝Bilang saja kau iri dengan pasangan-pasangan itu ❛kan?❞ Sergah D.O semakin membuat Baekhyun menekuk wajahnya.

❝Aish, kau ❛kan juga jomblo, pendek. Jangan mengataiku jomblo jika kau sama.❞ Teriak Baekhyun tidak terima.

❝Yak, lihatlah cermin di depan. Kau kira hanya aku saja yang pendek, hah? Mirror please...❞ D.O tidak kalah lagi meneriaki wajah Baekhyun hingga ia harus menutup kedua matanya takut-takut jika ada cairan berbahaya yang bisa membuatnya buta seketika.

❝Duhhhh, yang jomblo mah ya gini. Suka adu mulut gak jelas kalau udah malming.❞ Sindir Luhan saat berjalan melewati kedua temannya. Merasa tidak terima, keduanya langsung menarik pundak Luhan masing-masing menggunakan satu tangan.

❝YAK! KAU MENYINDIR KAMI, HAH?!❞Jika hanya Byun Baekhyun saja yang berteriak maka sudah dipastikan telingamu berdengung tetapi jika sahabat pinguin ini juga ikut berteriak maka selamat, telingamu akan mimisan bahkan lebih mempercepat telingamu tuli seketika dalam kurun waktu 1 jam.

★★★

9 jam sebelumnya.

❝Ah, badanku pegal sekaliiii!❞

Sesekali Baekhyun memijat pelan bagian pundaknya guna melepaskan kepenatan setelah seharian bekerja. Hari sudah mulai gelap, sudah menunjukkan waktunya ia pulang ke rumah. Ia pun dengan senang hati mempercepat laju kinerjanya dalam merapikan kafe sebelum ditutup, mengganti pakaian kerjanya dengan baju biasa dan terakhir sebelum dia pulang, membuang sampah. Pekerjaan paling melelahkan untuknya jika harus kebagian piket malam karena kafe juga tempat pengumpulan sampah lumayan jauh jadi ia akan melakukannya sekalian berjalan pulang.

❝Baek, besok aku akan ke tempatmu untuk mengambil makalah. Awas saja jika kau masih tidur, akan kubakar apartemenmu.❞ Ancam D.O sebelum akhirnya ia melambaikan tangannya memberi salam sebelum ia pulang.

Dan disinilah Baekhyun berada, di antara gelapnya jalanan sempit penghubung antara kafe-tempat pengumpulan sampah-halte bus yang akan ia tumpangi untuk sampai ke apartemen tercintanya. Alam sadarnya sudah tidak sabar untuk mengarungi nikmat dan lembutnya kasur miliknya. Ugh, ingin rasanya ia meminta kekuatan Flash untuk bisa berlari dengan cepat.

Setelah ia selesai meletakkan kantong sampah besar berwarna hitam di tempat pembuangan, akhirnya kaki kecilnya bisa berjalan dengan kecepatan yang sedari tadi terasa berat. Jelas saja antara ukuran kantong sampah dan badannya sepertinya badannya yang paling ringan.

Hingga saat dirinya hampir mencapai halte bus yang biasa ia datangi untuk menunggu bus terakhir yang akan melewati daerah tempat tinggalnya, tiba-tiba dari arah belakang ada 2 orang yang menahan badannya dan membekuk hidung serta mulutnya dengan sepucuk sapu tangan. Hidungnya terasa menyengat bau yang menyengat indera penciuman, tubuhnya mencoba berontak dengan kuat, sel dalam otaknya terus menerus membunyikan sirine tanda bahaya sebelum akhirnya tenaganya terkuras dan berakhir ia menutup mata.

[✓] 𝐂𝐁 [𝟓] 𝐓𝐇𝐄 𝐈𝐍𝐕𝐈𝐍𝐂𝐈𝐁𝐋𝐄 𝐏𝐇𝐎𝐄𝐍𝐈𝐗Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang