Kencan (2)

165 43 4
                                    

Erina dan Vino masih sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, setelah makan malam dengan hikmat. Nonton menjadi pilihan mereka, Cici dan Mikko berada di samping mereka. Pdkt mungkin.

"Mas, besok kondangan ya?" Tanya Erina.
"Iya, beneran mau ikut?" Tanya Vino balik.
"Ikutlah, buktiin mas Vino bisa move on sama mantan" Sahut Erina cepat. Tangannya membelai halus bulu Cici yang sedang mendengkur di sampingnya.

"Nginep mau?" Tanya Vino.
"Udah bilang papa?"

Vino lantas meraih ponsel miliknya, mengabari calon mertuanya.

"Kata Papa boleh, sehabis subuh di pulangin tapi" Ucap Vino, tangannya mendekap sayang si cantik. Sesekali mengecup gemas pucuk kepala si cantik.

"Aku gantinya pakai apa?" Tanya Erina.
"Ada piyama kok, pakai itu aja"
"Piyama siapa?" Tanya Erina.
"Kamu"

Alis Erina menukik, punya dia? Sejak kapan?

"Aku kan gak simpan piyama di apartemen kamu mas"
"Sengaja aku taruh, supaya nanti kalau udah jadi sama aku gak perlu beli atau bawa-bawa punya mu" Sahutnya santai

Eiyyy udah persiapan ternyata.

"Mas persiapan ya?" Tanya Erina.
"Iya"
"Kalau aku gak mau sama mas, tetap mas simpan piyama nya?" Tanya Erina lagi.
"Iya lah, soalnya juga nantinya tetap jadi istri mas"

Eiyy kepedean si bujang:)

Erina bergegas mengganti pakaiannya dengan piyama yang ada di lemari pakaian kamar tidur Vino. Begitupun Vino yang berganti piyama pada kamar mandi dekat dapur.

 Begitupun Vino yang berganti piyama pada kamar mandi dekat dapur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eiyy couple ternyata:)

Erina terkejut dengan piyama milik Vino dan itu membuatnya gemas.

"Couple ya mas? Lucu" Erina memeluk gemas Vino, sedikit mendongak guna mensejajarkan hidungnya dengan milik sang mas.

Vino membalas pelukan Erina, tangannya membelai lembut surai milik kekasih dengan sayang.

"Mas udah janji sama diri mas, kamu yang jadi istri mas nanti. Couple-an apapun asal itu sama kamu dek" Sahut Vino.

Pipi Erina memerah, wajahnya ia tenggelamkan di dada bidang sang mas.

"Bucin" Cicit Erina.
"Memang" Sahut Vino cepat.

Tawa mereka terdengar. Keduanya berada di posisi ternyaman, saling memeluk dengan televisi yang memperlihatkan film komedi.

Sesekali saling menatap, Erina bahkan berani memainkan tangan kokoh Vino.

"Mas nanti aku tidur mana?" Tanya Erina.
"Kamar ada dua kok, mas juga gak mungkin biarin kamu tidur bareng sama mas. Sebelum kamu menyandang nama mas di belakang nama kamu, mas gak mau ajak kamu tidur berdua"

Erina menatap sang mas gemas.
"Ululu.. Bisa aja bucin" Erina mencubit gemas pipi sang mas.

━━━━━━━━━━

Erina & Om Vino│TaerinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang