Zelin memainkan ponselnya didalam kamar, tidak ada kata bosan jika seseorang sudah memegang benda yang satu ini, karena menurut anak milenial ponsel adalah sesuatu barang yang harus di miliki, ponsel ibarat kan adalah belahan jiwa nya, jika sehari saja tidak memeganginya hidup terasa hampa, sunyi, dan tidak punya semangat hidup. Entah racun apa yang ada di dalam benda tersebut sehingga sangat susah untuk lepas darinya.
Sama seperti saat ini Zelin yang berguling guling di kasur sambil menatap ke arah ponselnya, entah apa yang ia mainkan, apa itu akun sosmed nya, atau dia sedang chatingan dengan para sahabatnya kita tidak tahu, yang pasti dia memegang benda anak milenial tersebut.
Setelah puas memainkan ponselnya lalu Zelin meletakkan benda tersebut di atas nakas. Tiba tiba saja kerongkongan nya kering, lalu dia pun turun dari ranjangnya dan menuruni anak tangga untuk menuju ke dapur buat ambil minuman dingin di kulkas.
Tangannya bergerak memegang pintu kulkas dan membukanya. Lalu di ambilnya minuman dingin dari dalam kulkas tersebut.
Ketika hendak meminum minumannya,netra matanya tanpa sengaja menangkap sosok yang dia kenal sedang makan di meja makan dengan gaya tidak sopannya. Kaki satu di angkat di atas dan satunya masih di bawah, jika di gambarkan seperti para pekerja kuli yang lagi makan di warteg.
Zelin menatap Revi remeh, dia tidak habis fikir, bisa bisa nya dia mempunyai saudara tiri seperti dia, sifat nya dengan dirinya sangat jauh berbeda. Kadang Zelin pernah berfikir jika Revi bukanlah anak nya mama Tina karena memang sifat mereka yang berbeda sembilan puluh derajat. Tina yang memiliki sifat lembut sedangkan Revi yang mempunyai sifat kasar, bahkan dia pernah berfikir jika Revi itu anak pungut nya mama Tina, sungguh kejam pemikiran Zelin.
Revi yang merasa ada yang memperhatikan nya pun langsung menghentikan acara makan nya dan menoleh ke arah Zelin.
"Ngapain Lo lihat lihat, naksir Lo sama gue?" Tanya Revi santai sambil kembali melanjutkan acara makannya
Zelin menyeritkan dahinya, bisa bisanya dia bertanya hal yang tidak masuk akal kepada Zelin.
"Cih,,,," Decih Zelin. "Gue suka sama lo?" Ucapnya dengan menunjukkan jari telunjuknya ke arah Revi, lalu juga ke arah dirinya sendiri.
"Lebih baik gue jomblo abadi dari pada lesbian sama Lo." Sinis Zelin.
"Kalau mau lesbi gue juga milih milih!"
"Lo kira gue juga mau apa lesbian sama Lo?" Tanya Revi yang tak kalah sinis.
"Sorry Lo bukan tipe gue.""Lo fikir Lo tipe gue?" Suara Zelin naik satu oftak.
"Cewek kasar kayak Lo mana ada yang mau." Zelin tersenyum mengejek.
"Pantesan masih jomblo.""Heh jadi orang tuh ngaca." Hardik Revi.
"Atau perlu gue pinjamin kaca gue?" Bola mata Revi memperlihatkan tatapan mengejeknya."Lo tahu? Jomblo itu pilihan gue, dan bukan berarti gue nggak laku. Lo nggak sadar diri disini yang nggak laku siapa, Lo atau gue?" Revi menantang Zelin
"Ya Lo lah." Jawab Zelin ngegas.
"Yakin gue?" Revi bertanya sambil menaikan alisnya.
"Lo lupa, kalau kalau Zico nggak mau sama Lo.""Kenapa jadi bawa bawa my ice boy?" Zelin menatap tak suka ke arah Revi.
Revi yang mendengar perkataan Zelin ingin sekali dia tertawa terbahak bahak ke arah Zelin, tapi dia berusaha menahannya, bagaimana bisa dia mempunyai saudara yang bucin nya tingkat akut. Apalagi sama seorang teman satu kelasnya sendiri, jadi dia tahu sedikit gimana sifat Zico.
"Alay banget Lo jadi cewek."
"Kenapa nggak suka Lo?" Zelin menatap tajam Revi.
"Biasa saja sih, gue maklum karena Lo kan udah bucin tingkat dewa." Balas Revi sambil tersenyum remeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHANGED
Teen Fiction# rank 1 goodboy, (22,23 -9-2021) # rank 2 sma (28-9-2021) # rank 5 ceritapendek(29-9-2021) Dia yang mendapat julukan The Queen Of Bullying, si troblemaker, dan si bad girlnya SMA Pancasila. Dia mempunyai kecantikan di atas rata rata, walaupun mem...