[Y]

923 74 17
                                    

  Hidup adalah pertarungan sialan yang tidak pernah jelas mengenai siapa pemenangnya, hanya manusia munafik yang selalu berkata "bersabarlah, semua akan indah pada waktunya," karena hal tersebut tidak pernah terjadi. Tidak ada waktu yang mempersilahkan kita menikmati keindahan, kebahagiaan, maupun ketenangan.

Setidaknya itu yang ada dipikiran gadis berumur dua puluh tahun yang kini bekerja sebagai bodyguard pribadi di usianya yang masih terbilang muda. Kehidupan tidak memperbolehkan dia melakukan hal menyenangkan seperti pergi ke sekolah, berjalan jalan santai di area kampus, atau memakan camilan ringan sembari tertawa bersama teman satu jurusannya.

Yang Jeongyeon lakukan hanyalah hal hal membosankan yang dapat menguras emosi juga energi nya dengan penuh kesia siaan. Seperti saat ini, didepan maniknya telah berdiri bangunan kokoh penuh gemerlap malam nan memabukkan, ya, sebuah club yang cukup terkenal di kotanya. Tanpa dipersulit, dia dapat memasuki club  ini lalu fokus mencari sosok yang beberapa jam lalu diberitakan kabur oleh Tuan nya.

"Tuan muda, saya mendapatkan perintah dari Tuan Park untuk membawa tuan muda pulang,"

Tubuhnya merangsek masuk membelah kerumunan manusia hingar bingar yang tengah meliuk liukkan badan mereka dengan amat menjijikan, Jeongyeon segera memegang bahu seseorang yang dikenalnya. Park Jimin.

"Ah, kau Noona hik.. Pergilah hik, aku bisa pulang sendiri."

Hal ini acap kali terjadi sehingga Jeongyeon pun telah mengerti apa yang harus dilakukan, tuan mudanya adalah anak dari pengusaha sukses yang tak lain Park Nam Gi. Diusianya yang baru menginjak delapan belas tahun, Jimin seharusnya tidak diperbolehkan menginjakkan kaki di tempat seperti ini. Ah anak ini, entah kelihaian apa lagi yang dia perbuat guna membodohi petugas club.

"Maaf tidak sopan tuan, saya harap Anda dapat mengerti,"

Jeongyeon segera menarik paksa lengan Jimin guna membawa pemuda berbalut kemeja hitam itu keluar dari tempat yang dapat dengan mudah membuat kepalanya pusing, dia telah mendapatkan mandat dari Tuan nya untuk membawa si bedebah kecil ini pulang. Tidak tinggal diam dengan perlakuan bodyguard suruhan orang tuanya itu, Jimin mencoba berontak. Meski yang dia lakukan tidak membuahkan hasil.

Jeongyeon terlatih dibeberapa cabang olahraga khususnya olahraga fisik seperti taekwondo. Dia sering beradu tangan dengan kawan kawannya lantaran ejekan mengenai keluarga nya yang miskin, itu sebabnya meski dia tidak mengenyam jenjang pendidikan yang tinggi, Jeongyeon tetap dengan mudah menjadi bodyguard kepercayaan Tuan Park.

Jeongyeon berhasil memiting pergelangan tangan Jimin membuat pemuda yang dalam pengaruh alkohol itu mengaduh kesakitan sembari menceracau sumpah serapah ke arah Jeongyeon, tidak ingin ambil pusing dengan hal seperti ini, Jeongyeon segera memasukkan Jimin ke dalam mobil yang seharusnya menjadi milik Jimin namun diambil alih oleh ayahnya.

Kini mobil hitam mengkilap itu adalah mobil dinas Jeongyeon saat mengawasi Jimin. Disepanjang perjalanan, Jimin memilih diam tanpa berniat membuka percakapan. Jeongyeon pun tidak memikirkan hal itu, kini hanya terdapat satu tujuan, memulangkan pemuda ini lalu beristirahat di rumahnya. Mobil yang dikendarainya berhasil sampai ke kediaman Tuan Park setelah membelah jalanan Seoul setengah jam lamanya.

"Tuan muda, silahkan keluar. Kita sudah sampai,"

Namun tuan muda nya itu justru tak bergeming dan memilih tetap memejamkan matanya, agaknya dia kelelahan sehingga tertidur. Mau tak mau, Jeongyeon memapah pemuda itu masuk, tidak mungkin dia membawa pemuda itu didalam gendongannya meski dia yakin si Tuan rumah memperbolehkan nya. Setelah melewati beberapa anak tangga menuju kamar Jimin, Jeongyeon berhasil membuat pemuda itu tertidur di ranjang king size miliknya.

Your EcstasyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang