Bagian 39 || Hutan Siren & Sebastian ||

16 19 2
                                    

Xander mengemudikan mobil nya, matahari sudah bangkit dati tidurnya dan menunjukkan diri pada mereka. Mereka semua masih terjaga, karena Tristan berkata bahwa tujuan mereka sudah dekat. Hutan Siren sedikit berbeda dari hutan-hutan yang mereka lalui dan terasa lebih mistis dari biasanya. 

"Apa kau masih memakai kalung mu?". Alice menatap Tristan yang sepertinya sedang berbicara padanya. 

"Ya, aku masih memakainya!" serunya menunjuk kalung hitam berwarna hitam itu yang masih melekat di leher nya. 

"Bagaimana dengan mu?" seru Xander melirik Logan yang duduk di depan bersamanya. 

"Aku masih memakai gelang nya!" tunjuk Logan sambil mengangkat pergelangan tangan nya 

"Baguslah, jangan melepaskan gelang itu. Terlebih kita akan memasuki hutan siren!" 

Tristan yang tadi memejamkan matanya sedikit melirik kalung Alice yang berada di sebelahnya, "Apa kau memberi mereka kalung itu dengan ijin Sir.Erick?" guman nya sambil menatap Xander yang sedang mengemudi 

Xander menatap Tristan "Aku tidak perlu ijin dari siapun untuk memberikan itu pada mereka Tristan, lagi pula kemarin ayah sudah tau hal itu!" 

"Baiklah, aku tidak mempermasalahkannya!" guman Tristan yang sudah mengubah posisinya yang tadi bersandar menjadi dudug tegap. Mereka sudah hampir 2 jam di perjalanan setelah benar-benar melewati hutan pinus. Hutan siren yang sekarang sedang mereka masuki terasa lebih sejuk, pepehonan di sisi kanan kiri mereka membuat matahari sedikit terhalangi untuk masuk ke dalam mobil mereka. 

"Berapa lama lagi kita akan mengemudi?" seru Xander 

Tristan menatap Xander, "Tidak akan lama lagi, kita hampir sampai! Ahhh, di sana. Kita harus turun di belokan itu!" ujar Tristan saat sudah melihat jalan menuju tujuan mereka. 

Mobil Hammer  Itu berhenti, Xander menatap belokan yang dimaksud oleh Tristan. Ia menatap Tristan "Di sini? Kau yakin di sini tempatnya?" ulang Logan 

"Tentu saja tidak Xander, kita masih harus berjalan lagi dari sini, hanya di sini lah tempat parkir mobil yang aman. Jika tidak di sini, aku tidak yakin bahwa mobil ini akan aman!" 

Xander, Alice dan Logan saling menatap, mereka lalu turun dari mobil mengikuti Tristan. Saat mereka turun, sebuah pohon rimbun yang begitu adem tiba-tiba sudah ada di depan mereka. Alice menyergitkan kening nya, rasanya tadi tidak ada pohon besar ini. Mereka bertiga lalu menatap Tristan, "Mereka menginjinkan kita masuk. Pohon itu hanya akan terlihat jika kaum sirem menginjikan orang asing masuk wilayah mereka. Kebanyakan orang yang mencari mereka tidak pernah melihat pohon ini, sehingga tidak pernah menemukan kaum siren itu!" 

"Benarkah?" guman Logan 

"Ahhh, tunggu sebentar. Alice, apa kau masih mengingat simbol itu?" seru Tristan 

"ya, ada apa?" 

"Kau bisa menggambar nya lagi?" 

"Aku yakin bisa, namun aku bisa mencoba nya. Dimana aku harus menggambar nya?" ujar Alice sedikit melirik Logan dan Xander yang juga sedang menatap nya dan Tristan 

"Kau bisa menggambarnya di mobil ini, supaya aman!" 

"B-Baiklah!" seru Alice lalu mengikuti Tristan yang berjalan menuju belakang mobil Logan. Ia lalu memejamkan matanya, dan tangan nya tergerak untuk menggambar di belakang mobil itu. 

"Sudah, mari kita berajalan!" seru Tristan setelah Alice selesai menggambar simbol itu 

***
Mizuki berjalan melewati koridor sekolah, berbagai tatapan jijik,benci , menyerapah tertuju padanya. Namun ia tetap berjalan melewati lautan manusia yang sedang menatap nya itu. Matanya yang masih tertutup dengan poni itu semakin membuat sosok yang berada di depan nya merangkak menjauh. 

The Last Weird (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang