SEASON 2 || 61. Eksekusi Pertama

1.5K 340 34
                                    

|Vote dan comment dipersilahkan sebagai bentuk apresiasi bagi seorang penulis|
©callmeRIES

Beberapa hari berlalu, dan tibalah waktu di mana rencana pertama diluncurkan. Mereka telah membagi eksekusi menjadi 3 tahapan selama 3 hari. Hari pertama, melumpuhkan prajurit Kekaisaran Kim di masing-masing post penjagaan. Hari kedua, mengamankan warga. Hari ketiga, eksekusi puncak di malam berlangsungnya pesta sebelum pernikahan.

Semua sudah mereka rencanakan secara matang, tinggal penerapannya saja.

Seperti saat ini, pasukan yang dipimpin Jisoo bersama Jungkook dan Jimin telah menyebar menjadi 3 kelompok yang mana masing-masing dari mereka akan melumpuhkan prajurit penjaga yang diletakkan Kaisar di setiap post yang telah ditentukan.

Tujuan mereka melakukan ini adalah untuk mencegah Kaisar Min meminta bantuan ketika rencana puncak dilakukan. So, mereka harus mempersiapkan segalanya agar hal yang tidak diinginkan tidak akan pernah terjadi.

Di balik pohon besar, tempat persembunyian Jisoo, gadis itu menatap awas keadaan di depannya. Ia secara intens melihat setiap pergerakan untuk memperoleh kesempatan terbaik untuk menyerang.

Tangan kirinya perlahan terangkat sebagai tanda dimulainya pergerakan. Serentak semua prajurit di bawah kepemimpinannya bergerak sesuai arahan Jisoo.

Seorang bangsawan, terlebih seorang Putri Agung memang sangat berbeda auranya. Aura Jisoo setara dengan aura milik Kaisar Kim yang telah tiada. Semua prajurit mampu merasakannya.

Dengan minim suara, Jisoo beserta yang lainnya mulai melumpuhkan mereka. Berbagai pukulan hingga tusukan memenuhi pemandangan di area itu.

Kejadian berdarah tersebut tidak bisa dihindari karena pasukan musuh menolak untuk menyerah.

"P-P-P-Putri Agung?" Salah seorang prajurit nampak terkejut tat kala melihat wajah Jisoo dengan kedua matanya sendiri.

Jisoo yang mengetahui prajurit itu mengenali dirinya pun mau tidak mau menghentikan aksi menyerangnya.

"Syukurlah anda kembali, Putri. Harapan seluruh rakyat bukanlah sekedar harapan belaka." Tanpa diduga Jisoo, prajurit yang sekarang sudah berjongkok hormat di depannya menangis dengan muka penuh kelegaan.

Jisoo yang melihat rakyatnya sampai bersikap seperti itu mulai merasa tak enak hati. Sebegitu menderitakah rakyat Kekaisaran Kim selama ia tidak berada di sini?

"Tolong selamatkan kami Putri, tolong selamatkan kami. Kami hampir mencapai batas untuk hidup di lingkungan yang seperti ini. Harapan terakhir kami hanyalah para bangsawan."

Jisoo terdiam, perlahan tangannya terkepal erat. Kebenciannya terhadap Kaisar Min semakin lama semakin besar.

Dan untuk membalas semuanya, mereka harus menang.

"Maafkan aku, tapi aku harus mengurung kalian sekarang. Karena saat ini keterpihakan kita berbeda."

Para prajurit yang sepemikiran dengan prajurit tadi langsung berjongkok hormat di hadapan Jisoo.

"Kami percaya pada anda Putri."

Setelah itu tanpa bersisa, prajurit Jisoo mengurung semua prajurit musuh di dalam bangunan post penjagaan mereka. Semua jalan yang berkesempatan menjadi jalan keluar pun sudah Jisoo tutup rapi.

"Kalian jaga tempat ini, jangan biarkan mereka melangkah keluar barang satu langkah pun. Untuk hari ini dan 2 hari ke depan beri makan mereka dengan persediaan yang telah kita siapkan. Aku pergi dulu."

"Baik Putri."

Kemudian Jisoo pergi dari tempat itu menggunakan kuda yang tadi ia sembunyikan sebelum penyerangan. Ia menuju tempat pertemuan dengan 2 pangeran lain setelah tugas mereka selesai.

Q u e e n

"Kau sudah di sini?" tanya Jimin setelah kedatangannya yang hampir bersamaan dengan Jungkook.

Jisoo menoleh lalu mengangguk sebagai jawaban. Tak menunggu lama lagi, ketiganya langsung bergegas kembali ke tempat persembunyian baru yang terletak tak jauh dari Ibu Kota.

Tempat persembunyian lama terlalu jauh, sehingga mereka harus mencari tempat persembunyian baru. Jika tidak, akan sangat repot melakukan misi pembalasan ini.

"Kalian baik-baik saja?" tanya Jimin sambil memacu kudanya.

"Hanya goresan sedikit, tidak perlu dipikirkan," balas Jungkook.

"Tanpa luka," jawab Jisoo singkat, namun jelas.

Hal tersebut membuat Jungkook menatap takjub kakak tirinya. Sejak dulu Kim Jisoo memang sehebat ini. Dibandingkan dengannya, tentu kekuatan gadis itu lebih hebat. Meski sifat Jisoo mengalami sedikit perubahan.

Jisoo melirik sekilas ke tempat Jungkook setelah menyadari ada tatapan intens yang mengarah padanya.

Jungkook itu adiknya, meski mereka berbeda ibu. Begitupula Jimin, bedanya ia dan Jimin memiliki umur seperantara.

"Asalkan kalian selamat aku biasa saja," ujar Jimin terlihat tak peduli. Namun, di lubuk hatinya ia merasa bersyukur kedua saudaranya baik-baik saja.

Sekitar 30 menit waktu yang mereka tempuh untuk sampai di tempat persembunyian.

Di halaman depan nampak semua orang tengah menunggu kedatangan mereka.

Jisoo, Jimin, serta Jungkook tersenyum cerah. Senyuman itulah sebagai tanda bila tugas mereka telah berhasil.

Jisoo berjalan mendekati kedua temannya. Jennie dan Rose tentu saja langsung memeluk gadis itu erat. Jujur saja mereka sangat khawatir pada keadaan Jisoo. Gadis itu baru saja sembuh dari koma selama 3 tahun, tapi sudah harus menjalankan misi yang bisa dibilang berbahaya.

"Langkah awal kita berhasil. Langkah selanjutnya juga harus berhasil. Tak hanya demi diri kita sendiri, tapi juga demi semua orang yang berharap pada kita," kata Jisoo yang semakin mengobarkan semangat semua orang.

Namun, makna tersirat di dalamnya hanya mampu diketahui Jennie dan Rose.

Setelah itu mereka membubarkan diri ke persiapan masing-masing untuk esok hari. Tapi ada yang cukup mengejutkan, yaitu kedatangan Chanyeol yang secara tiba-tiba mengajak Jisoo, Jennie, serta Rose untuk berbicara secara pribadi.

"Ikut aku!"

Dan mau tidak mau ketiganya harus menuruti perkataan Chanyeol, sebab mereka tahu pasti Chanyeol akan mengatakan hal yang serius. Entah hal apa itu.







••••
0121

Haloha I'm backk >o<

Pendapat tentang part ini?

Mungkin 5 part lagi bakalan end, jadi terus ikutin cerita The Queen.

Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa ....

Terimakasih atas dukungannya selama ini.

See you in next chapter~

callmeRIES

The Queen (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang