42

11 0 0
                                    

Happy Reading
.
.
.

2 minggu lagi menuju pernikahan aksa dan anggi. Mereka sudah mempersiapkan semuanya sedemikian rupa. Hari ini mereka akan feeting baju yang akan dikenakan ketika akad dan resepsi.

"sa, gaunnya cocok gak?" tanya anggi setelah mencoba gaun yang akan dikenakan di resepsi nanti.

"cantik kok" aksa tersenyum ke arah kekasihnya itu.

"tapi galak" lanjutnya.

"kamu itu kalok mau muji, gak usah di cela juga kalik" anggi mencubit pelan pinggang aksa.

"belom nikah aja udah kdrt, apalagi kita nikah yang" tukas aksa disela sela cubitan anggi.

"ya kamu sih, nyarik masalah mulu" ketus anggi.

Pelayan butik yang melayani keduanya hanya tersenyum melihat pasangan itu.

"kita udah kayak keluarga cemara aja" ujar aksa setelah berdampingan dengan anggi dan mengenakan seragam resepsi.

"nggak tuh" anggi menjawab aksa acuh tak acuh.

"kamu mau punya anak berapa besok?" goda aksa pada kekasihnya itu.

"udah deh, jangan bahas itu, malu" anggi menegur aksa karena membicarakan itu didepan para pelayan butik, anggi malu.

"kenapa harus malu, kita kan bentar lagi mau nikah, jadi gak salah dong kalok aku nanyak itu" aksa membela diri dan mencoba menjahili anggi kembali.

"kamu mau cowok apa cewek atau kembar aja, lucu kan" aksa kembali menggoda gadis itu.

"nanti aja ngomongin itu" balas anggi menahan malu.

"tapi aku mau jawabannya sekarang juga" aksa kekeh ingin mendapatkan jawaban dari anggi, meski ia tahu anggi sedang menahan malu karena dilihat para pelayan butik.

"kamu mau cowok apa cewek nih" aksa tersenyum mesum pada kekasihnya itu.

"geli, sa. Senyumnya gak usah gitu" pipi anggi kini pasti sudah seperti kepiting rebus.

"makanya jawab" paksa aksa.

"gak mau aksa, nanti aja omongin itu, jangan disini" anggi berujar pelan, hanya terdengar oleh aksa.

"ya udah, nanti aku maunya punya anak 15 deh" goda aksa kembali.

"kamu kuat kan bikinnya?" tanya aksa dengan suara lantang, tentunya para pelayan itu dapat mendengar aksa.

"aksa" anggi melototi aksa, sorot matanya menandakan jika wanita itu sangat marah dengan aksa.

"ya deh, maaf" tukas aksa tanpa rasa bersalah.

Setelahnya, aksa mengajak anggi ke rumah sakit tanpa sepengetahuan wanita itu. Anggi bingung kemna aksa akan membawanya lagi. Ya kalik piknik lagi, batin anggi.

"kita mau kemana lagi sih sa, kok arahnya bukan arah jalan pulang?" anggi heran kemana lagi aksa akan membawanya.

"udah ikut aja, dampingi aku" balas aksa. Aksa mengarahkan tangannya menuju tangan anggi, ia menggenggam tangan wanita itu erat untuk mengurangi ketakutannya.

Anggi semkin bingung dengan tingkah aksa. Di butik tadi, ia bersikap jahil, namun sekarang, ia bersikap serius, terlihat dari sorot matanya. Anggi tidak ingin bertanya, biarlah ia mengikuti kemana aksa akan membawanya lagi.

"tangan kamu hangat" aksa melirik ke arah anggi sembari tersenyum.

"kamu makin sulit kutebak, sa", batin anggi.

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang