Tristan berjalan di depan, sementara Alice, Xander dan Logan berjalan di belakang. Jalanan datar dengan pohon-pohon besar yang membentang dijalan setapak membuat terik matahari tidak terlalu menyengat kulit mereka. Namun meski begitu, Xander tetap membiarkan Alice berlindung dengan jaket nya. Ia cukup tau bahwa gadis itu tidak terlalu suka dengan panas matahari.
"Berapa lama lagi kita akan berjalan?" ujar Logan yang kelihatan sudah mulai bosan dengan perjalanan panjang mereka. Mereka bahkan sudah berjalan sekitar setengah jam. Dan untuk Logan yang sangat jarang berjalan kaki, itu pasti sebuah penyiksaan yang menyakitkan untuknya.
"Tidak lama lagi, ayolah Logan. Alice saja tidak mengeluh seperti mu. Aku jadi penasaran siapa di antara kalian yang sebenarnya adalah lelaki tulen!" jawab Tristan yang membalikkan badannya. Menatap Logan dengan jengkel dan menelisik.
"Ck, apa kau piker aku tidak tulen? Lagipula kan Alice sejak tadi di bantu oleh Xander. Holl, aku jadi iri!" seru Logan yang berjalan mendahului Alice dan Xander yang bahkan tidak peduli dengan ejekan dari Logan.
Alice terus berjalan dengan bantuan dari Xander, sebenarnya bisa saja ia berjalan sendiri. Namun kali ini ia merasakan hati nya sedikit sakit. Wajah nya sedikit pucat dan membuat Xander yang terus mengawasinya memutuskan untuk membantu Alice berjalan. Xander menatap pepohonan yang semakin lebat, lumut-lumut licin dan bunyi air sudah mulai terdengar dari jauh membuat nya membuat kesimpulan bahwa mereka memang sudah dekat dengan wilayah siren itu. Ia menatap Alice yang semakin mengeratkan tangannya "Apa kau baik-baik saja Alice? Jika kau tidak tahan, kita bisa beristirahat sejenak dulu!" usul Xander membuat Tristan dan Logan yang mendengar itu menatap Alice yang memang terlihat pucat.
"Apa kau baik-baik saja?" ujar Logan yang menghampiri Alice. Ia menatap wajah pucat Alice. Logan segera membuka tas kecil yang ia bawa, mengeluarkan sebotol air "Ini—minumlah. Aku rasa ini bisa membantu mu!"
Alice menatap botol itu dengan tatapan yang semakin lemah, ia mengambil nya dan meneguk nya dengan pelan. Hati nya masih terasa sakit dan itu benar-benar menguras tenaganya sejak tadi. Beruntung Xander sejak tadi membantunya berjalan.
"Kita beristirahat dulu, bagaimana Tristan? Apa itu menjadi masalah?" seru Xander yang membantu Alice untuk duduk di bawah pohon dan ia duduk membelakangi Alice agar punggungnya menjadi sandaran dari Alice.
"Tidak masalah, asalkan jangan terlalu lama!"
Mereka akhirnya ikut duduk di sebelah Alice. Xander menatap sekeliling mereka, suara air itu semakin terdengar jelas. "Apa lokasi mereka sudah tidak jauh lagi dari sini? Aku bisa mendengar suara air mengalir dan lihatlah lumut-lumut itu. Aku rasa itu adalah lumut yang hidup jika dekat dengan air!"
"Ya, sebenarnya hanya perjalanan beberapa menit lagi. Namun karena Alice tidak tahan, sebaiknya kita istirahat dulu. Aku tidak tega padanya!" ujar Tristan menatap Xander yang berada di samping nya.
****
"Apa kau benar-benar ingit melihat wajah ku?"
Kyler dan Alan yang sejak tadi diam di atap terkelonjak saat mendengar suara yang begitu tiba-tiba. Kyler yang merasa bahwa suara cukup familiar langsung membalikkan badannya. Ia membulatkan matanya, sosok 'gadis bermata satan' itu sedang berada di depan mereka—sekarang. Gadis itu memang hanya berdiri beberapa di depan mereka, tidak membawa apa-pun yang terlihat mencurgakan. Namun, Kyler tetap merasa aura Mizuki benar-benar bisa membunuhnya sekarang. Ia menelan salivanya kasar, menatap Olan.
"Ak-aku tidak ingin melihatnya, aku pergi duluuu!" teriak Kyler dengan segera berlari dan menuju tangga. Meninggalkan Alan yang bingung di buat oleh tingkay Kyler yang tiba-tiba menjadi pengecut saat berhadapan dengan Mizuki. Gadis lemah yang pasti akan kalah jika berhadapan dengan-Nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Weird (TAMAT)
Mystery / ThrillerAlice berada di dalam sebuah 'teror' yang terus memaksanya untuk mengingat apa yang ia lupakan. Xander hadir saat gadis itu merasa ingin menyerah menghadapi masalah-Nya. **** Memiliki kekuatan aneh yang 'katanya' adalah sebuah kecelakaan yang dilaku...