*****
Siang hari di kantor semua petinggi perusahaan terlihat mulai memasuki ruang rapat untuk rapat tahunan yang diselenggarakan rutin olah perusahaan.
CEO yang terlihat tampan dengan stelan jas mahalnya begitu elegan melangkah menuju ruangan. Meski sudah sering melihatnya wanita-wanita di divisi Odetee bekerja, tetaplah heboh jika sang CEO sudah menampakkan batang hidungnya dengan segala pesona yang dia miliki, dan hal yang sering dia lakukan adalah selalu menyempatkan diri untuk sekedar mencuri pandang pada gadis yang duduk di meja tepat di depan ruangan direktur keuangan yaitu Madam Lily, di situlah Odetee duduk tenang meskipun jemarinya sibuk berkutat
pada komputer di hadapannya.Odetee adalah sekretarisnya Lily, meskipun wanita hampir paruh baya itu begitu cerewet dan terkadang sering menyiksa Odetee dengan acara lembur yang suka diada-ada, Odetee tetap betah bekerja di sana dibawah pimpinan "Perawan tua (Madam Lily)" perawan tua, julukan yang diberikan perempuan-perempuan tukang gosip di kantor untuk Madam Lily.
"Psstt,,pssstt," Mia memberi kode pada Odetee mau tidak mau ia pun mengikuti gerakan isyarat Mia dan akhirnya menemukan CEO tampan itu sedang menatapnya dengan bibir melengkung ke atas sedikit membentuk senyum, Odetee pun dengan canggung mengangguk sekilas tanda hormat, akhirnya kecanggungan pun usai saat para petinggi itu sudah memasuki ruangan.
"Fix! sudah dapat dipastikan jika pak Reno itu memang menaruh hati padamu Odi" putusnya mengambil kesimpulan dengan antusias. Lagi-lagi Mia bercocoklogi dengan apa yang ia lihat.
"Mulai lagi" dengus Odetee acuh.
"C'mon Odi! aku ini seorang wanita berpengalaman--
"--Jadi aku itu sangat peka pada hal-hal seperti itu apalagi yang berbau asmara," sambar Odetee yang memang sudah hafal kalimat yang akan meluncur dari mulut Mia selanjutnya.
"Memang benar. Kalau dia tidak menaruh rasa padamu untuk apa dia selalu rajin menyempatkan diri melirikmu, dan hanya Kau, yang lain dia abaikan" Odetee hanya menggeleng menanggapi ucapan Mia.
"Sudah sana kembali bekerja, aku bosan mendengar ocehanmu yang makin ngawur" usirnya seraya mengibaskan tangan.
"Lihat saja nanti, pasti suatu saat kata-kataku ini terbukti, dan aku adalah orang paling bahagia jika itu terjadi, hahaha! Eh tunggu dulu, orang kepercayaannya saja sudah setampan itu bagaimana rupa bos besar yah?" Mia tidak henti-hentinya membuat keributan.
"Gendut, perut buncit, kepala botak rambut tinggal separuh" timpal Odetee jengkel, berlalu meninggalkan Mia yang tidak terima cocokloginya dipatahkan Odetee. Akhirnya mereka pun kembali tenggelam dalam kesibukan masing-masing.
Jam bergulir begitu cepat rapat pun sudah usai. Odetee pergi ke pantry untuk membuat secangkir kopi, saat ia hendak berbalik Odetee hampir menjatuhkan cangkir ditangannya karena terkejut saat sosok pria dengan tubuh tinggi menjulang menghalangi jalannya. Itu adalah Reno sang CEO yang dieluh-eluhkan Mia.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Old Husband (THE END) ✓
General FictionWARNING!! YANG MASIH DI BAWAH UMUR JANGAN BACA PLEASE! Michaela Odetee. jika dicari perempuan paling beruntung di dunia ini mungkin aku akan mengajukan diriku diurutan pertama. Ini adalah kisahku dalam menemukan teman hidup.