40. Maaf, Aku Pulang

3.5K 699 113
                                    

“Cerita ini fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Cerita ini fiktif. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan”

© Story of “Surga di Balik Jeruji 2” by @NailaAfra
.
.
.
.
.
.
.
.

“Senja akan pergi. Kemana pun Mentari membawanya pergi, Senja akan selalu mengikuti.”

***

Tarikan tangan Mentari meremas lingkar lengan Senja yang kurus. Dia tidak mempedulikan tangis keras dari bibir putranya, tidak peduli kedua tangan Senja mencengkeram pagar pembatas, sangat ketakutan melihat arus sungai yang mengalir deras di bawah jembatan.

“AYO SENJA! KITA HARUS BERSAMA. KITA HARUS PERGI BERSAMA.” Mentari mengerang frustasi saat Senja tak memiliki keinginan sama. “KITA PERGI KE SURGA! KAMU SAMA MAMA PERGI KE SURGA BERSAMA.”

Surga?

Bagi anak sekecil Senja, dia tidak begitu mengerti apa itu ‘surga’. Yang dia tahu. Yang dia alami sekarang hanyalah ‘takut’ dan ‘mimpi buruk’. Saat melihat Mentari menatapnya dingin, saat teriakan Mentari mengambil alih suara dari dunianya. Senja melihat gelap dari terang Mentari yang selalu menerangi.

“Ayah…”

Senja memanggil, berharap menemukan lelaki yang selalu duduk menemani di teras saat matahari terbenam, bercerita banyak hal dan mengajarinya membuat rangkaian kupu-kupu.

Senja ingin bertemu Fajar.

“AYAH!”

“Dia nggak ada di sini! Ayah nggak ada di sini. Cuma ada Mama. Kamu cuma butuh Mama. Kamu harus pergi sama Mama.”

Mentari hilang akal. Dia hampir terpeleset beberapa kali dari atas jembatan. Sangat ingin menerjunkan tubuhnya bersama Senja, menyeret Senja bersamanya.

“Kamu harus bersama Mama, apapun yang terjadi, kita harus bersama.”

“SENJA INGIN BERTEMU AYAH. BERTEMU AYAH. BERSAMA AYAH.”

Senja memeluk pagar pembatas. Melingkarkan kedua lengan, meskipun kuku-kuku Mentari melukai, mencakar tajam.

“DIA NERAKA SENJA! DIA MEMBERIKAN KITA NERAKA.”

Mentari membantah perkataan Senja, kemudian dia membungkukkan badan agar pandangan mereka sejajar. Dengan kedua tangan gemetar dia menangkup wajah Senja.

Surga Di Balik Jeruji | SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang