3. Rasa Kehilangan

19 11 4
                                    

Siap meramaikan kolom komentar?

Udah siap baca part ini?

Jangan lupa di vote dulu ya?
Aku hitung sampai 3.

1

2

3

Makasih yang udah voment❤❤❤

😍😍Happy Reading😍😍

3. Rasa Kehilangan

Rara berjalan menelusuri lapangan SMP Turangga menuju tempat dimana kakaknya terjatuh. Kini tempat tersebut sudah dipasang garis polisi. Tak ada satupun orang yang berlalu-lalang disana. Hanya ada Rara seorang diri, yang tengah memandang ke bawah. Sudut lapangan yang sekelilingnya di pasang garis polisi tersebut masih terdapat cairan berwarna merah. Warna merah yang sudah mulai menghitam. Melihat ketinggian atap sekolah mengingatkan Rara kepada kakaknya. Rara tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya Galangga saat itu.

Kedua bola mata Rara mulai merasakan panas. Tak terasa cairan bening keluar begitu saja dimatanya. Rara menangis. Gadis itu mengepalkan tangannya kuat-kuat. Rara benci Galangga. Benci karena bisa-bisanya Galangga meninggalkan Rara. Benci karena Rara harus tersiksa melihat Galangga terluka. Rara berjanji, janji untuk mencari tahu mengapa Galangga jatuh di atap sekolah.

Rara membalikkan badannya “Ehh__”kagetnya. Cepat-cepat Rara menghapus jejak air mata di pipinya. Ketika kehadiran bapak paruh baya mampu membuatnya merasa kaget setengah mati.

“Ada apa? Kenapa kamu ada di sini. Apa wali kelasmu gak bilang untuk gak datang ke tempat ini,”

Rara tidak menjawab. Dia memilih untuk bergegas darisana.

“Kamu temannya? Teman cowok yang kecelakaan itu,”

Langkah kaki Rara terhenti, dia berbalik menghadap kearah bapak paruh baya tersebut “A-aku adiknya,”

Bapak paruh baya melihat sejenak kearah nametag yang dikenakan Rara.

“Apa bapak yang menemukan kakakku waktu itu?”

Bapak tersebut mengangguk “Terimakasih, terimakasih karena udah menemukannya.”

“Kamu gak perlu berterimakasih.”

“T-tapi... andai aja Kak Lang ditemukan lebih cepat. Mungkin kondisinya gak akan terlalu buruk.”

“Maafkan saya,” sesalnya.

“Ehh bukan itu maksud Rara. Rara gak menyalahkan bapak dalam hal ini. Rara cuma ngerasa sedih aja karena Kak Lang terluka parah dan koma,”

“Tidak apa-apa, saya mengerti.”

“Terimakasih. Saya permisi pak,”

Dari kejauhan tampak ada Daesy juga yang sedang memperhatikan Rara dan satpam tersebut. Daesy tidak kalah sedihnya dengan Rara. Dia sama-sama menangis mengetahui kejadian yang menimpa Galangga.

Nilam memandang kearah Toko Roti Maknyus. Di kaca toko tersebut terpampang jelas tulisan “Toko Ditutup”. Nilam akhirnya berbalik kembali untuk pulang, kepalanya menunduk lesu. Selang beberapa saat matanya menangkap sosok Asmyta yang berjalan di hadapannya dengan tatapan muram. Dengan kondisi tubuh Asmyta yang lesu, Nilam mengetahui itu. Dari cara berjalannya pun sudah terlihat jelas. Jarak Nilam dan Asmyta semakin dekat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEMORIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang