55. Akhir bahagia?

2.1K 168 30
                                    

(A/N : eitttt sebelum lanjut baca coba komen dong kalian tim mana? Menurut kalian ini happy or sad end?


Btw maaf ya baru up sekarang,  aku sempet lupa alur dan juga sempet ada yg perlu di urus di RL aku soalnya hehe. So, langsung baca pake penghayatan jangan cepet-cepet yak, 5252 words nih :)

Selamat membaca

Jisung, tipe orang pendiam yang tertutup dan yang paling utama termasuk paling benci Ara, kini di satukan di rumah besar mereka yang kosong tanpa satupun penghuni selain dia dan Ara. Bahkan saking sepinya, suara kicauan burung yang terbang bebas kembali berpulang ke habitatnya setelah menghabiskan sepanjang hari bersama matahari dan langit, bersamaan dengan matahari yang terbenam di langit gelap dengan cahayanya yang mulai meredup dan akan dengan segera menyinari bagian bumi lain.

Bahkan hingga matahari habis tertutup oleh langit hitam, baik Ara maupun Jisung belum ada yang membuka pembicaraan ataupun bergerak sedikitpun. Keduanya di selimuti keadaan kaku, canggung, dan takut secara bersamaan.

"Ra."

"Sung."

Baik Ara maupun Jisung, keduanya saling memanggil nama satu sama lain. Memecahkan suasana hening secara berbarengan tanpa beda sedetikpun. Mungkin ikatan batin kedua bungsu itu memang sangat kuat, sampai-sampai mereka bisa saling memanggil nama satu sama lain di waktu yang berbarengan.

Mengerjapkan mata mereka bersamaan karena kaget. Terdiam beberapa saat kemudian secara bersamaan lagi mereka tertawa lepas yang entah di bagian mana letak kelucuannya.

"Anjir sok diem lu." Ujar Jisung mulai bersikap seperti dulu lagi kepada Ara.

"Ya abisnya lu serem." Jawab Ara bergetar karena tak sanggup menahan rasa bahagia sekaligus lega. Jujur, dia takut banget sama Jisung.

Karena kaget dan tak tega, tanpa aba-aba Jisung langsung membawa si bungsu yang sangat ia benci karena sifat tidak bertanggung jawabnya ke dekapan hangatnya yang mungkin di rindukan sang adik.

"Gua takut Sung..." Lirih Ara dengan air mata yang bukannya mereda tapi semakin deras.

"Maaf Ra... Maaf... Maafin gua... Maaf..." Gumam Jisung terus menerus sambil mengusap kepala Ara yang wanginya ia rindukan. Dia rindu kebiasaan mencium kepala sang adik saat memeluk si bungsu.

"Maaf Ra..." Gumam Jisung yang entah untuk ke berapa kakinya dan tetap enggan berhenti sampai Ara menghentikannya sementara Ara lebih memilih menangis dan fokus meluapkan semuanya walau nyatanya masih banyak yang tersisa seperti kecewa, sesak, sedih, kenangan. Bahkan sepertinya dia sudah terlalu sering menangis tanpa suara sampai tak bisa menangis dengan suara atau berteriak untuk meluapkan semuanya.

Bahkan kini rasanya sangat aneh bagi dia untuk menangis di dekapan dan di orang lain walau itu kakaknya sekalipun karena selama ini dia hanya menganggap atau sudah terbiasa sendiri.

Ah iya. Kira-kira bagaimana kabar si kembar? Yang satu sudah Ara anggap sahabat, yang satu sudah Ara anggap tangan kanan. Memang mempunyai posisi berbeda di hati Ara, namun memiliki ending yang sama. Mengkhianati dia dan menjatuhkan dia sejatuh-jatuhnya.

---o0o---

"Bener gak mau di temenin?" Tanya Shotaro ragu.

Park Family [SEVENTEEN × NCT 2020] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang