chapter 18 : three friend

203 25 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.













Jeno,Sehun dan Vernon. Ketiga sahabat yang sekarang tampak diam dan saling memperhatikan masing masing. Jeno sama sekali tidak percaya bahwa ia akan segera bekerja di tempat sahabatnya sendiri. Dengan cepat Vernon segera saja menjelaskan semuanya dengan cepat agar bisa mendinginkan suasana.

" Sehun sama Jeno ini temen Vernon pa, mereka satu sekolah sama Vernon" ucapnya menjelaskan kepada papanya. Lelaki berjas hitam dengan wajah tua yang dikatakan sebagai manager sekaligus papa kandungnya itu langsung saja berdiri dari kursinya. Berdiri tepat didepan tubuh jangkung Jeno lalu mengambil tangannya.

" Kamu diterima, saya percaya sama kerja kerasmu, tapi tolonglah sekali saja jangan mengecewakan saya" bisiknya pada Jeno, membuat Jeno yang tadi awalnya sempat kehilangan semangat karena takut nantinya ditolak, menjadi begitu bersemangat bahkan sampai berlutut di bawah kakinya.

" Terimakasih, terimakasih sekali lagi, saya berjanji akan bekerja keras dan tidak mengecewakan anda" Jeno cepat cepat memeluk Vernon dengan sangat erat, ia benar benar berterimakasih atas papanya yang mau menerima Jeno di tempat kerja.
Kali ini ia berjanji pada diri sendiri bahwa ia akan bekerja keras dan tidak akan mengecewakan pihak siapapun.

Vernon langsung saja mengantar Jeno menuju tempat yang nantinya akan menjadi pusat kerjanya. Mulai dari tempat parkir, beberapa teman yang diperkenalkannya. Kemudian juga memberi seragam yang akan dipakai, sebenarnya hanya jaket berlogokan merk restoran. Jeno juga mencoba motor yang Sehun berikan padanya sebagai fasilitas transportasi.

Jeno benar benar berterimakasih kepada Vernon dan Sehun. Begitupun dengan Tuhan. Seumur hidupnya, benci hanya ia berikan kepada orang tuanya, jarang sekali ia membenci seorang Tuhan. Walaupun dirinya ini ber ego tinggi dan sulit mengandalkan emosi yang berlebih.

" Lu bolos sekolah Jen?" Vernon menepuk pundak Jeno dan merangkul tubuh Sehun

" Iya, gue udah gak butuh sekolah lagi" jawabnya bernada kasar. Sehun diam, lalu tangannya ingin menepuk pundak Jeno tapi takut.

" Sebenci bencinya lo sama nyokap, jangan pernah lupain yang namanya pendidikan, " Nasehat bijak dari Sehun selalu saja membuat Jeno harus bersikap sabar, karena umurnya yang justru lebih tua darinya. Walau begitu Jeno tetap menyayangi Sehun sebagai saudaranya sendiri.

Sehun memberikan motor bekas peninggalan papanya kepada Jeno, dengan tujuan supaya Jeno lebih lagi rajin bekerja atau bahkan memiliki semangat daya juang dalam meraih masa depan dirinya dan juga keluarga. Sehun melihat kagum wajah Jeno, yang mempunyai sifat pekerja keras dan tidak menyerah seperti Donghae, papanya. Sehun bisa melihat sisi Jaemin berada di sikap Jeno.

Jeno segera mengganti bajunya dengan seragam yang barusan ia terima hari ini. Jeno masih tampak terlihat tampan walaupun mengenakan pakaian yang sebenernya kurang bisa dikatakan layak pakai. Tapi itu tidak membuat semangat kerjanya berkurang hanya perihal pakaian. Sebelum mulai menjalani masa profesinya sebagai pengantar makanan, ia diajarkan terlebih dahulu oleh para seniornya.

You | Lee Jeno ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang