Ternyata emang benar, rusuk tidak akan pernah salah dalam memilih peluk pada pemilik.
-Adara Afsheen
____________Happy reading:")
_________________Karena menjalani hubungan backstreet, atau dengan kata lain secara diam-diam, membuat Thafa dan Faris kesulitan untuk bertemu dan menghabiskan waktu bersama.
Apalagi saat ini, Faris begitu rindu pada Thafa. Jadi, terpaksa Ia menemui Thafa di luar pagar rumah Thafa, dengan Thafa yang juga berada di balkon hanya untuk saling melepas rindu bersama.
📱"Kenapa hm? Kok cemberut gitu mukanya?"
Mereka hanya bisa berbincang lewat telpon.
📱"Kangen. Kamu gakpapa di situ?"
📱"Gakpapa. Yang penting bisa liat kamu secara langsung."
📱"Hehe, maaf ya."
📱"Cuaca akhir-akhir ini lagi gak enak ya? Kadang hujan, kadang kangen sama kamu.
📱 "Huuh gombal."
📱 "Semalam hujan nggak?"
📱"Iya, deras banget."
📱 "Berarti hujannya udah nyampein pesan aku."
📱"Pesan apa?"
📱 "Semalam aku minta ke hujan buat nyampein rindu aku. Kamu bilang semalam hujan, berarti hujannya nyampein amanah dari aku."
📱"Apasih, perasaan gombal muluh dari tadi. "
📱"Thafa, gimana sih caranya melampiaskan rasa rindu tanpa harus bersua? Soalnya aku udah nyobain segala cara, tapi tetap gak bisa."
Dara yang ingin mengajak Thafa jalan, membuka pintu kamar Thafa. kebetulan jika dibuka, pintu kamar Thafa mengarah langsung ke balkon kamar Thafa.
Matanya langsung menangkap sesosok lelaki tampan yang sedang berada diatas motor vespa abu-abunya, dan sedang menghadap ke arah Thafa.
"Oh jadi Faris biasa nongkrong disitu?" Dara menutup kembali pintu, dan meninggalkan tempat tersebut.
Karena keasyikan menelpon dan berbincang dengan Thafa, Faris tidak menyadari kalo Dara sudah ada di belakang dan memeluknya. Melihat hal itu, Thafa langsung mematikan telfonnya lalu masuk kedalam kamar. Ia tidak ingin melihat sesuatu yang akan menyakiti hatinya nanti.
Sedangkan Faris, Ia berusaha untuk melepas pelukan Dara dari pinggangnya, namun Dara lebih mengeratkannya.
"Ternyata emang benar yah, rusuk tidak akan pernah salah dalam memilih peluk pada pemilik." Dara menyandarkan kepalanya di punggung Faris.
"Lepasin Dar!!" Bentak Faris berusaha melepaskannya, dan tidak menyadari kalo sambungan teleponnya udah di akhiri oleh Thafa.
📱"Halo? Halo?"
Pekik Faris di telfon dengan wajah yang memerah penuh dengan menahan amarah.
Dengan kuat Ia menghempaskan tangan Dara darinya, serta menjauhkan dirinya yang membuat Adara meringis kesakitan pada tangannya.
"Aww!" Cicit Dara memegangi pergelangan tangannya yang memerah.
"Maksud lo apa main peluk-peluk?" Gertak Faris menatap Dara sinis.
"Gue cum-"
"Jangan terus mengejar orang tidak mau dikejar. Jangan memaksa orang yang menerima saja tidak mau. Urusan perasaan merupakan hal yang saling memberi, bukan perihal mengemis untuk dicintai." Tegas Faris yang membuat Adara terdiam.
"Faris, kok gitu sih?"
"Pacar Gue aja, gak selancang elo." Ungkap Faris yang membuat Adara kaget.
Dara membelalakkan matanya, "Lo udah punya pacar?" Tanyanya menahan sesak.
"Iya, kenapa? Makanya kalau mau dekatin orang, tanya-tanya dulu! Dia itu udah punya pacar apa belum. Jangan langsung main nyosor aja." Faris terus saja mengoceh, tak menyadari kalau Adara sudah sesak nafas.
Dara terus saja memegangi dadanya yang sesak.
"Eh Lo kenapa?" Faris menahan Dara yang hampir terjatuh, alhasil Dara pingsan di pelukan Faris.
Thafa yang awalnya ingin melihat apakah Faris udah pulang, malah menyaksikan Faris yang sedang berpelukan dengan Dara, yang membuatnya menutup pintu balkon serta gorden dengan kasar.
Karena takut terjadi apa-apa, Faris menggendong Dara Ala bridal style ke dalam rumah kediaman keluarga Athala.
•••
Dokter khusus keluarga, sudah memeriksa Dara. Sedari tadi Dara memanggil nama Faris.
"Gimana keadaan Dara dok?" Tanya Abriana cemas dipelukan Athala.
"Penyakit gagal jantung Dara bertentangan dengan hal yang terlalu berlebihan. Jadi, dia tidak boleh terlalu senang dan juga tidak boleh terlalu sedih." Dokter menjelaskan semuanya, yang disimak oleh Faris.
"Segitu parahnya penyakit Dara." Batin Faris.
"Sedari tadi Dara menyebut nama Faris. Mohon, buat Faris tolong temui Dara." Lanjut dokter pada Faris, yang dibalas anggukan.
"Faris?" Panggil Adara dengan suara lemah.
"Hm." Jawabnya, di samping tempat tidur Dara.
"Jangan tinggalin gue lagi," Dara meraih tangan Faris lalu menggenggamnya. Faris hanya terdiam tak tau mau membalas apa.
"Faris, om percayakan Dara sama kamu. Om minta maaf atas kejadian waktu itu. Tapi sepertinya Dara memang sangat menyukaimu, dan saya harap kamu bisa menerima Dara. Karena saya yakin hanya kamu yang bisa jaga Dara dan buat Dara bahagia." Athala memegang bahu kanan Faris, sembari menepuknya.
Sedangkan Abriana, kini duduk di sisi kasur sebelahnya, sembari mengelus rambut Dara dengan lembut.
Thafa yang melihat mereka dari balik pintu, merasakan hatinya sangat teriris. Mungkin inilah maksud dari Faris, Thafa harus menerima konsekuensi dari apa yang dia putuskan.
TBC
Vote di kiri:)
Comment di tengah:)Please, don't be a sider a.k.a silent reader
Selasa, 12 Januari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...