23

484 42 9
                                    

Minho terbangun dari tidurnya saat dirasa kamarnya mulai terang akibat cahaya matahari yang merambat masuk dari jendela. Setelah sempat mengucek kedua matanya, ia mengambil ponselnya untuk mengecek jam. Tapi, sebuah pesan yang sudah terpampang di sana lebih menarik atensinya, membuat jiwanya kembali seutuhnya ke realita setelah semalam berkelana di alam mimpi.

'Lee Minho, bangun! Jangan lupa sarapan.'

'Manisnya~'

Minho tidak bisa menahan senyumnya. Dengan segera ia membalasnya lewat voice note dan mengirimkannya pada Jisung. Moodnya langsung meningkat detik itu juga.

Sebenarnya ia merasa sedikit bimbang. Di sisi lain ia ingin menikmati liburan dengan teman-teman grupnya, tapi di sisi lainnya lagi ia sangat ingin menghabiskan waktu liburnya dengan sang kekasih. Baru 2 hari berpisah saja ia sudah sangat merindukan sosok tersebut, apalagi saat ia sudah mulai kembali sibuk ke kehidupan idolnya nanti. Jangankan menghabiskan waktu berdua, bertemu hanya untuk melepas rindu saja akan sangat kecil kesempatannya. Jadi, bukankah saat liburan ini adalah waktu yang sangat cocok untuknya? Kembali, Minho diserang kebimbangan. Ia menggigit bibirnya sembari berpikir, haruskah ia memilih tetap tinggal di hotel atau memilih pulang lebih awal untuk menemui Jisung? Sungguh pilihan yang sulit, tapi ia harus segera mengambil keputusan. Diambilnya kembali ponselnya untuk mengecek balasan yang mungkin masuk. Untuk sesaat, ia menatap ke arah jendela, memandang awan-awan yang menggantung indah di birunya langit.

'Baiklah.'

Ia kembali tersenyum simpul, lalu mengetikkan balasan sebelum akhirnya beranjak dari kasur.

*****

Setelah membersihkan diri, Minho berjalan melewati lorong hotel menuju ke salah satu kamar. Begitu sampai di depan kamar tujuannya, tanpa ragu ia mengetuk pintu dengan perlahan namun keras. Butuh waktu beberapa detik bagi sang pemilik kamar untuk membukakan pintu untuknya.

"Bangchan, wassup." sapa Minho saat pintu di depannya terbuka dan menampakkan sosok Bangchan yang sedang mengucek matanya.

Sepertinya ia baru saja bangun.

"Oh, Minho?" serunya setelah pandangannya yang semula buram kini menjadi jelas melihat objek di depannya.

Minho nyaris membuka mulutnya untuk menjawab, tapi matanya justru salah fokus ke dalam kamar Bangchan yang sedikit berantakan dan itu terlihat sedikit dari tempatnya berdiri sekarang. Apalagi terlihat banyak tissue bertebaran di sekitar sofa. Sontak Minho mendengus saat menyadarinya.

"Bangchan, kau habis bercinta dengan Seungmin di sofa, ya."

Mendengar itu, Bangchan menatapnya dengan ekspresi yang datar.

"Apa kau datang ke kamarku hanya untuk mengatakan hal seperti itu?" serunya sedikit terlihat kesal.

Sepertinya keadaan moodnya sedang tidak terlalu bagus akibat tidurnya yang terganggu. Jujur, ia baru saja memejamkan mata beberapa jam yang lalu dan itu membuat kepalanya cukup pusing sekarang. Minho sedikit terkekeh, sebelum menjawab.

"Enggak, kok, enggak. Aku kesini karena ingin meminta ijin."

Bangchan mengerutkan dahinya.

"Ijin?"

"Boleh aku pulang duluan?"

Mereka berdua bertatapan cukup lama seakan menelusuri pikiran masing-masing.

"Maksudmu ke dorm?" tanya Bangchan.

Minho menggeleng.

"Sejujurnya aku ingin menemui Jisung. Kau tau, kalian bisa menghabiskan liburan disini dengan kekasih kalian dan pasti hal itu cukup menyenangkan. Tapi, aku menjadi sedikit kesepian dan merindukan kekasihku juga, jadi.."

It's Not Right, I Know ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang