Jungkook membawa Lalisa memasuki salah satu restoran bintang lima yang ada di kota itu. Begitu memasuki restoran, tangan Jungkook tidak pernah terlepas dan masih setia bertengger manis merangkul pinggang Lalisa, menunjukkan kepemilikan.
Semua orang yang di sana, seperti terpaku hanya pada kedua manusia itu saja saat mereka memaski restoran.
Jungkook dan Lalisa yang sudah terlalu terbiasa menjadi pusat perhatian, tidak lagi ambil pusing.
Jungkook menarikkan kursi untuk Lalisa. Ketika gadis itu sudah nyaman di kursinya, Jungkook pun memesan makanan.
Setelahnya Jungkook mendudukkan diri di hadapan Lalisa. Menatap gadis itu lekat-lekat seperti tidak ada objek selain itu di sini.
"Jangan memperhatikanku seperti itu," ujar Lalisa tanpa melihat ke arah Jungkook, masih sibuk berbalas pesan dengan Baek Ye Bin-sang manager. Meski tidak melihat, Lalisa dapat merasakan tatapan Jungkook menusuk tajam pada dirinya.
Jungkook menarik kedua sudut bibir, "Apa kau gugup, hum?" kedua alis Jungkook terangkat penasaran.
"Tentu saja tidak, aku hanya sedikit risih," Lalisa berkata jujur seraya memasukkan handphone-nya kembali ke dalam dompet berukuran sedang yang ia bawa.
Jungkook mengerutkan dahi tidak suka. Ketika hendak melayangkan protes, seorang pelayan datang dan menyajikan pesanan mereka di atas meja. Jungkook memilih menghela napas, menahan ucapannya.
Jungkook mengambil piring Lalisa, memotong-motong steak-nya menjadi lebih kecil, kemudian menyodorkan kembali pada wanita itu setelah menyelesaikan tugasnya.
"Makan," titah Jungkook yang kini tengah memotong steak miliknya sendiri, begitu merasakan Lalisa yang masih bergeming memperhatikan.
Lalisa pun menurut, keduanya makan dengan hening, sampai tiba-tiba sebuah suara memecah keheningan tersebut.
"Lalisa," sapa seseorang dengan nada berat.
Jungkook dan Lalisa pun mengalihkan perhatian pada sosok yang tengah berjalan mendekat pada meja yang mereka tempati saat ini
Begitu tiba di hadapan Lalisa, sosok itu dengan tanpa canggung, mengecup pipi kanan Lalisa.
"Hei, baby. Lama tidak bertemu, kau selalu mengabaikan ajakan kencanku," pria itu menggenggam tangan Lalisa lembut, melempar tatapan tanya yang meneduhkan.
Sementara Lalisa meringis sebelum menjawab, "Aku cukup sibuk akhir-akhir ini, Jisung."
Jungkook berdehem, menyadarkan keduanya bahwa ia masih di sini.
Yoon Ji Sung seorang jaksa yang di kabarkan berkencan dengan Lalisa sekitar tiga bulan yang lalu itu lantas mengalihkan perhatiannya pada Jungkook yang kini sudah mulai mengeluarkan ekspresi tidak mengenakkan.
"Oh, Mr. Jeon, anda di sini juga. Maaf tidak menyadari kehadiranmu, aku begitu merindukan Lalisa sampai-sampai tidak memedulikan hal lain," jelas Ji Sung seraya melirik Lalisa.
Jungkook tidak menjawab, ekspresi yang di tunjukkan begitu datar. Berusaha menenangkan diri untuk tidak menghajar pria di hadapannya.
Keberuntungan berpihak pada Ji Sung, karena ada telepon masuk dari handphone-nya. Setelah selesai mengangkat telepon, Ji Sung buru-buru pamit pada Lalisa dan dirinya, sehingga Jungkook tidak perlu menuntaskan keinginannya untuk membuat wajah orang yang tidak ada apa-apanya itu, mendapat luka.
Begitu Ji Sung menghilang dari jarak pandang, Jungkook mengalihkan pandang pada Lalisa yang masih menampilkan senyum.
"Kau begitu senang, kelihatannya," ucap Jungkook mengangkat satu alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr Billionaire & Mrs Supermodel | LIZKOOK ✔️ [DINOVELKAN]
RomanceKisah sang Billionaire muda berbakat, Jeon Jungkook dengan sang supermodel papan atas, Lalisa Manoban. Berawal dari insiden lecetnya bumper mobil, hingga ke insiden lemparan maut dari stiletto heels milik Lalisa Manoban keduanya di pertemukan. Ketik...