THIRTY TWO

1.1K 177 237
                                    

Warning typo(s)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning typo(s)


"Halo, dengan tuan Kim. Kami ingin memberitahukan bahwa Nona Song tidak sadarkan diri kembali. Dia melakukan percobaan bunuh diri."

Informasi terakhir yang Seokjin dapat dari pihak rumah sakit. Ia kebingungan, pasalnya ia sudah setengah jalan hendak datang ke kediaman keluarga Goo. Tepat ketika mobil yang ia kemudikan berada di perempatan jalan, ia justru belok kiri mencari jalan alternatif menuju rumah sakit.

Seokjin memijat pelipisnya. Sudah gila, entah apa yang membuat dirinya begitu sulit meninggalkan wanita Song itu, ia malah semakin memperumit keadaan dengan memutuskan hubungan sebelah pihak.

Tidak bisa bohong, jika dirinya memang mabuk ketika hendak menemui Lily dan berujung tertangkap basah oleh Hanna dan Hyera, ia bahkan tak bisa berpikir jernih jika yang ia katakan nyatanya sebuah kesalahan.

Pernikahan itu semestinnya diundur, bukan dibatalkan-bodoh.

Dan sekarang, wanita Song itu semakin memberatkan dirinya. Tentang ucapannya mengurus anak bersama, Seokjin hanya berniat mengajak ngobrol biasa, dengan harapan Lily mau berjuang kembali demi hidupnya. Tetapi, siapa yang menyangka jika diwaktu yang sama, Hyera berada dirumah sakit juga.

Apa Hyera masih mau kembali padanya?

Seokjin melajukan mobilnya lebih kencang, membelah jalanan sekiranya agar ia segera sampai ke tempat tujuan. Hingga pada saat mobilnya terhenti oleh rambu lalulintas, Seokjin melihat sosok yang mirip dengan Hyera masuk ke dalam Apotik.

"Mungkin salah orang," pikirnya. Sebab yang iya tangkap hanya sekelebat saja. Toh, Hyera tidak mungkin datang ke apotik-lebih tepatnya tidak suka bau obat.

20 menit setelahnya.

Seokjin sampai di Rumah sakit, dan benar saja, Song Lily kembali terbujur lemah. Pihak rumah sakit mengatakan jika wanita Song mengunci diri di dalam kamar mandi dengan membawa sebilah pisau lipat.

"Apa yang terjadi dengannya?" tanya Seokjin kepada Dokter yang menangani Lily.

Sang Dokter mendongak. "Dia seperti mengalami tekanan, dia mencoba memotong urat nadinya." Ungkap Dokter. Ada jeda sebentar ketika telepon di atas mejanya berdering. "Apa anda mengetahui penyebabnya?"

Seokjin menggeleng. "Dia belum bercerita apa-apa saat kemarin dia sadar. Saya bahkan tidak paham apa yang membuatnya nekad melakukan hal ceroboh itu," Seokjin mengulum bibirnya, menyederkan punggungnya lantas menunduk. "Hanya saja... dia teramat menginginkan adanya pernikahan diantara kami."

[𝐌] 𝐎𝐑𝐏𝐇𝐈𝐂✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang