Prolog✔

29 3 18
                                    

"Terkadang,harapan yang diinginkan pada kenyataannya hanya jadi sebuah angan yang tak sampai"

___________________________

Problematika!

Awal dari sebuah permasalahan yang hadir untuk seorang mahasiswi dan dosennya.Bukan masalah cinta yang membelit diantara keduanya, tapi lebih ke tugas skripsi yang tampak berkelit untuk seorang mahasiswi semester akhir dengan dosen pembimbing yang banyak akan notes di kertas makalahnya.

Jika dari sekian banyak cerita yang aku baca tentang seorang dosen muda dengan paras tampan tapi mermuka datar dan kaku,
Nyatanya itu tidak terjadi dengan dosen pembimbing ku ini.
Dia murah senyum, bahkan sangat amat murah akan sebuah senyuman.Tapi, untuk perkataan yang pedas dan terkadang menyakitkan itu tak bisa ku pungkiri.Bisa dibilang dia sangat ceplas-ceplos akan perkataannya, jika sudah A,mau sampai Monas pindah ke Bali pun ucapannya nggak akan Pindah juga ke B.

Sama halnya akan nasib tugas akhir ku ini,orang bilang Sih skripsi.
Jika dia sudah bilang salah berarti mau tidak mau harus ku ulang sampai dia ngasih jempolnya. Parah sih,bahkan sangat menyebalkan. Tidak,lebih tepatnya sadis
Tapi ya,mau gimana pun juga jika ingin segera sidang harus dapat tanda tangannya.

"Permisi pak,boleh saya masuk"
Kubuka pintu perlahan setelah mendengar sautan dari dalam dengan harap harap cemas pada makalah yang kubawa.

Ku tarik nafas perlahan,menatap seseorang didepan ku ini yg masih fokus dengan benda canggih berpentuk persegi itu.

"Mau konsultasi skripsi atau cuma mau berdiri bengong disitu"

Reflek, langsung ku duduk dikursi depan nya dengan kilat dan meletakkan makalah didepannya.

Dan lihatlah,dengan lihainya dia bermain dengan bolpoin bertinta merah itu dikertas yg sudah kukerjakan semalaman.sangat kejam,itulah isi otakku.

"Ulangi"
Satu ucapan yang keluar enteng dari mulutnya,tapi mampu meluruhkan pundak ku seketika.

"Semua"
Dan lagi,satu ucapan yang mempu membuat ku berkata laknat tapi sungguh,hanya mampu ku ucapkan dalam hati.

Ingin rasanya mencabik cabik tuh muka dosen yang sayangnya tampan,tapi tak urung ku lakukan karena sebuah isyarat tangan yang memintaku untuk segera keluar.

Dan,hanya helaan nafas pasrah yg dapat ku lakukan. Karena untuk ucapan ku yang ingin mencabik cabik muka dosen sendiri itu sangat lah tidak mungkin,nggak bakal sidang sidang atau bahkan langsung di out dari kampus sebelum dapat tanda tangan yang super duper pelit,jangankan tanda tangan, 1 bab aja tanpa coretan indah berwarna merah pun itu mustahil.

Ok,sesi curhat dari mahasiswi ini selesai.

Back to topic

Ok,umpatan demi umpatan keluar dengan lancar dari mulut ku ini.
Setelah keluar dari ruangan tuh dosen Sadis bin laknat yang seenak jidatnya melukis dengan tinta merah dikertas makalah ku ini.

"Sumpah,tuh mulut kalau gw ulek udah jadi mercon beranak"
Sambil kuperagakan tangan seperti sedang mengulek.

"Mulut siapa yang mau kamu ulek keshania dirgantara"

Glekk,mingkem langsung mingkem dah ini mulut.
Sumpah,kok lupa sih kalau masih didepan ruangan si dosen Sadis.

"Mulut siapa yang kamu maksud kesha"

Dan lihat,sekarang tu dosen udah ada di depanku dengan besedekap dada.

" Eum itu anu pak...bu bukan"

"Am em am em itu anu,mulut saya"
Dengan jari telunjuknya yang menyentuh bibir bawahnya dengan euhh sedikit monyong.

"Ehh,emm bukan kog pak...eee tadi saya habis makan baso mercon,iya baso mercon dan dann ya abis itu mulut saya pedes ka kaya abis diulek...nah iya gitu pak"

"Alesann,pakek segala abis makan baso mercon"
Mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan wajahku.
Dan oh Tuhan,mata ini langsung melotot seketika saat..

"Ini bibir merona karena lipstik bukan karena kepedasan"
Menyentuh bibirku dengan jari telunjuknya dan memperlihatkan jarinya yang berwarna senada dengan lipstik yang kupakai didepan wajahku...catat didepan wajahku.

Dan yang paling membuatku ikut membulatkan mulut saat dengan tiba tiba dosen Sadis ini berkata pelan ditelingaku.
"Saya tau kamu bohong,dan baso mercon itu hanya klise kamu saja"

Dan setelah nya dengan santai di berbalik melangkah menjauh dengan tangan dimasukkan ke saku celana.

Belum sempat ku tarik nafas panjang,tiba tiba dia berbalik dan menunjuk ku.
"Saya tunggu revisi nya besuk jam 10 pagi dimeja saya,jangan telat!"

Melongo.

Itulah yang ku lakukan sekarang,belum sempat mulut ini mengeluarkan kata protes,tu dosen Sadis sudah melenggang pergi setelah sebelumnya memberi sebuah senyuman,yang ku tau itu senyum meremehkan.

"Dasar dosen sadis,dosen laknat"
Kukepalkan tangan dan meninjunya ke udara,seakan meluapkan kekesalanku.

Menarik nafas panjang dan mengeluarkan nya.
"Sabar,ini ujian mahasiswi cantik"
Tapi tetap menatap tajam punggung dosen sadis yang semakin jauh.

_______________
To be continued

Alhamdulillah,prolog nya selesai.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mr.Jealous✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang