PERINGATAN!!!
Cerita ini mengandung muatan dewasa dan berat seperti kekerasan, bullying, kata - kata kasar, dll. serta mengambil latar di Korea Selatan dan memuat tokoh dengan nama idol dan nama - nama orang korea, namun bukan maksud penulis untuk membuat citra buruk negara terkait di mata para pembaca.
Bagi pembaca yang belum cukup umur atau tidak nyaman dengan konten tersebut,
TIDAK DIANJURKAN UNTUK MEMBACANYA
Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih
Setelah kepergian sang pemilik rumah, gadis kaya itu beranjak dari duduknya dan mulai menggunakan tangan lembut dan halus miliknya untuk memungut sampah bekas makanan yang berserakan di lantai. Memasukkannya ke dalam kantong plastik dan meletakkannya di depan rumah agar ketika kembali sang pemilik rumah bisa membuangnya dengan tangannya sendiri. Merapikan kasur dan seprai usang itu dan mulai melangkahkan kaki mungilnya ke arah dapur.
Jika kalian pikir ia akan memasak kalian terlalu berharap. Mana mungkin gadis itu mengotori seragam buatan brand ternama dengan keringat dan noda minyak hanya untuk memberikan makan pemuda dengan tinggi melebihi batas wajar itu. Mungkin tidak untuk saat ini. Ia membuka salah satu barang bawaan yang ia bawa dari rumah dan memindahkan sandwich dengan isian salted tuna ke atas piring yang tersedia.
Membawanya ke meja kecil yang berada di dekat kasur dan kembali mendudukan dirinya ke atas kasur sembari memainkan ponselnya. Tak lama berselang, lelaki dengan kulit tan dan gigi taring yang terlihat manis saat tersenyum masuk ke dalam rumah dengan keadaan peluh yang membasahi kaos hitamnya. Terkejut saat melihat kehadiran seorang gadis cantik yang ternyata masih berada dalam rumah kumuhnya itu.
"Lebih baik cepat bersihkan dirimu dan makan sarapanmu. Setelah itu obati lukamu agar tidak membekas" ucap gadis itu tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel miliknya.
Mencoba acuh, pemuda itu hanya menuruti perkataan sang gadis untuk segera mandi karena sekolah akan masuk sebentar lagi. Tak lupa sehelai handuk dan sepasang seragam sekolah ia bawa ke kamar mandi untuk menghindari pertikaian yang akan lebih rumit lagi.
Setelah membersihkan dirinya, Mingyu baru sadar bahwasanya di atas meja sudah tersedia dua potong roti yang tampak menggiurkan. Melihat Mingyu yang hanya melirik roti yang telah ia siapkan, Jennie lalu mengulurkan tangannya meraih piring tersebut dan hendak memakannya.
"Kau tidak mau kan? Ya sudah kalau begitu aku makan saja" goda gadis itu. Ia kemudian menyeringai saat melihat Mingyu menelan kasar ludahnya.
"Haha tenang saja. Kemarilah duduk dan makan dengan tenang. Aku tidak akan merebutnya" ucap Jennie lalu menggeser duduknya. Mingyu yang memang merasa lapar kemudian mengikuti naluri organ lambungnya untuk duduk dan memakan sandwich itu.
Saat baru saja memasukkan sesuap roti itu ke dalam mulutnya, Jennie mengeluarkan bungkusan lainnya dari sebelah tasnya ke atas meja. Mingyu mengernyit heran dan menatap Jennie meminta penjelasan. Jennie yang mengerti arti dari tatapan Mingyu kemudian menghela nafasnya.
"Itu beberapa obat dan antiseptik untuk lukamu. Kau bisa melakukannya sendiri kan?" ucap Jennie kemudian bangkit dari duduknya dan mengambil tas sekolahnya. Merapikan penampilannya dan sedikit menepuk - nepukkan rok sekolahnya.
"Aku pergi dulu" pamit Jennie beranjak melewati Mingyu untuk pergi dari apartment studio miliknya. Saat melewati pandangan Mingyu, pergelangan tangan Jennie di cekal oleh Mingyu. Pemuda itu nampak mempercepat kunyahannya dan menelannya paksa.
YOU ARE READING
The Underground
FanfictionSeperti mata uang yang memiliki dua sisi berbeda Layaknya hal yang nyata dan semu itu ada Tidak semua yang ada itu nampak Dunia bekerja dengan cara yang berbeda Seperti benda yang memiliki bayangan, Semua hal berjalan bersamaan namun dengan sistem y...