Byurr
Seorang gadis bernama Olivia menyiram wajah Thea dengan segelas jus yang ada di tangannya. Sedetik kemudian, ia tersenyum puas.
Thea terdiam membeku. Lagi dan lagi ia menjadi bahan bullyan Olivia. Entah apa alasan Olivia membullly-nya, Thea tidak tahu.
Beberapa murid yang melihat kejadian itu pun tertawa terbahak-bahak. Mereka menertawakan penampilan Thea yang nampak berantakan. Seluruh pakaian yang dikenakannya basah.
"Minggir..." Gadis bernama Freya menerobos kerumunan. Ia dibuat terkejut ketika melihat Thea duduk di lantai dengan pakaian yang sudah basah.
Buru-buru Freya menghampiri Thea. Setelah itu, ia membantunya agar berdiri. "Kenapa lo cuma diam aja? harusnya lo lawan!"
Tanpa sadar, Olivia mendengar ucapan Freya. Ia tersenyum sinis. "Sampai kapanpun, cewek kayak dia nggak bakalan berani lawan gue!" Setelah mengatakan itu, Olivia pergi dengan angkuh bersama kedua temannya.
"Ayo ke toilet, ganti baju lo. Untungnya di loker gue ada seragam yang nggak ke pake," ucap Freya seraya menuntun tubuh Thea agar melangkahkan kakinya menuju toilet.
Thea mengangguk. Ia benar-benar bersyukur memiliki sahabat seperti Freya. Selalu merangkulnya setiap suka maupun duka.
Sesampainya di toilet, Thea segera mengganti seragamnya yang sudah basah dengan seragam milik Freya. Ketika telah selesai, Thea berkaca di depan cermin. Seragam yang dikenakannya saat ini sedikit kebesaran, mungkin karena tubuh Thea yang terbilang mungil.
"Thea, udah belum?!" Teriakan Freya dari luar toilet menyadarkan Thea dari lamunannya. Buru-buru ia menghampiri Freya sebelum gadis itu berteriak lebih kencang lagi.
Freya mencoba menahan tawanya ketika Thea baru saja keluar dari toilet. Thea terlihat menggemaskan dengan seragam yang sedikit kebesaran.
Thea yang menyadari Freya yang akan menertawakannya pun mendengus. "Seragam lo yang ke besaran, bukan badan gue yang kecil."
Akhirnya tawa Freya meledak. Thea benar-benar menggemaskan dimatanya.
Thea memutar kedua bola matanya malas. Ia pun melangkahkan kakinya meninggalkan Freya yang masih tertawa. Ketika tersadar, buru-buru Freya menyusul Thea.
Disepanjang koridor sekolah, beberapa orang menatap Thea dengan pandangan hina. Thea yang sudah biasa diperlakukan seperti itu pun nampak biasa saja.
"Thea!" Mendengar seseorang yang memanggil namanya, sontak Thea membalikkan badannya.
Di sana, nampak seorang laki-laki berlari menghampirinya. "Lo kemana aja? dari tadi gue nyariin lo."
Brian, seorang mostwanted di sekolahnya. Wajahnya yang tampan dan tubuhnya yang atletis membuat para gadis menyukainya. Tapi, terkecuali bagi Thea.
Menurut Thea, Brian adalah sosok laki-laki yang baik hati. Selain itu, Brian mau berteman dengan siapa saja tanpa pandang bulu.
Thea menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Ta-tadi gue habis dari toilet."
Brian manggut-manggut saja. Tidak lama pun Freya datang dengan nafas yang tersengal-sengal lalu menatap Thea tajam.
"Lo udah gue tungguin di toilet malah ninggalin gue gitu aja," sewot Freya dengan raut wajah yang terlihat kesal.
Thea menyengir tak berdosa. "Maaf."
"Udahlah nggak usah banyak bacot lo, mendingan kita langsung ke kelas aja," ucap Freya seraya menarik tangan Thea.
Brian yang ditinggalkan pun hanya dapat menghela nafas pasrah. Ia memandangi keduanya yang mulai menjauh. Mungkin ia akan mencoba mendekati Thea lain waktu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALPHA WOLF
Fantasy[BEBERAPA PART DI PRIVATE, FOLLOW SEBELUM BACA] Althea Lovandra, gadis malang yang menjadi korban perceraian kedua orang tuanya. Dicaci, dimaki dan dibully sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Thea. Hingga seluruh kehidupan Thea berubah ketika ia...