Tiga

1 1 0
                                    

"Abang, kenalkan dia Dara, dia teman ku, kata ayah seminggu lagi aku akan menikah dengan nya jadi aku dan dia akan bermain sepanjang hari" ucap Rian yang berlari kearah abangnya

Yoga tersenyum melihat binar bahagia Dimata adiknya tersebut dan mengusap rambut adiknya dengan lembut, "papa udah ngasih tau ABG tentang kamu yang akan menikah dengan dia, sekarang kenapa kamu tidak tidur"ucap Yoga lembut

"Tadi aku sudah tidur, tapi saat mau pipis teman tidak ada dikamar, aku fikir teman tidak mau berteman lagi"adunya dengan nada yang menggebu

"Teman mu tidak akan kemana-mana, Jika teman mu lari maka abg akan mencari dan menangkapnya lagi hanya untuk mu"saut Yoga

"Hoamm, teman aku mulai mengantuk, mari kita tidur"Ucap Rian menarik tangan Dara menuju kamarnya, Dara yang tak sempat berpamitan kepada Yoga merasa tidak enak hati.

"Rian sekarang tidur ya, Dara akan tidur disitu"ucap Dara menunjuk sofa yang berada didalam kamar tersebut.

"Kenapa tidak dikasur, nantik tubuh mu sakit" ucap Rian

"Tidak akan sakit, jadi sekarang Tidur ya, Dara juga sudah mengantuk"ucap Dara yang sesekali menguap

"Selamat malam dan selamat tidur Dara"ucap Rian sambil menarik selimut hingga menutupi dada nya

"Selamat malam dan tidur juga Rian"ucap Dara mengusap lembut kepala Rian dan menuju sofa, Dara sudah diberi kamar sendiri tapi Rian menolak itu semua karena ia ingin tidur dengan Dara, namun Dara dengan sabar memberi penjelasan bahwa mereka belum bisa tidur satu kasur,

Flashback on

"Nona kamar anda sudah siap"ucap Bik summy

"Terima kasih Bu"ucap Dara sambil merendahkan diri

"Sama-sama"

"Papa, Dara tidak boleh tidur dikamar itu"ucap Rian dengan suara yang keras, membuat Dara yang berada didalam kamar tamu terkejut.

"Hanya untuk sementara, kalau kamu dan dara sudah menikah kalian bisa satu kamar"jelas Ardi

"Emang kapan kami akan menikah"saut Rian dengan polos

"Seminggu lagi"ucap Ardi

"Seminggu? 1 2 3 4 5 6 7" Rian melihat ketangannya yang menampilkan angka Tujuh "Papaaa itu lama sekali, liat ini"ucap Rian sambil nyuruh Ardi melihat tangannya dengan nilai jari 7, sontak membuat Ardi terkekeh geli, "papa jangan tertawa"rajuknya kepada sang papa

"Itu tidak lama jika Rian bersabar"saut namanya-santi

"Tapi ma, "ucap Rian dengan mata yang mulai berkaca-kaca

"Rian tidak boleh menangis, jika Rian menangis maka papa akan menyuruh Dara pulang "ancam papa membuat Rian terdiam tapi masih terisak

"Papa tidak sayang Rian"ucap Rian sambil berlari menuju kamar Dara

"Dara buka pintu"Ucap Rian sambil mengedor pintu kamar Dara. Ketika Dara membuka pintu langsung Rian memeluk erat Dara

"Ada apa, Hem"ucap Dara sambil membelai rambut Rian dengan lembut.

"Aku ingin tidur bersama kamu, tapi papa melarangnya"adunya

"Papa kamu benar, kita belum boleh sekamar"Dara coba memberi pengertian kepada Rian , walau umur Rian dibilang dewasa tapi tidak dengan pikiran nya,

"Hei, dengar Dara dulu oke,"ucap Dara sambil mengangkat kepala Rian agar menatapnya lalu Rian langsung mengangguk kepalanya dengan pelan "seminggu itu tidak lama,jadi Rian harus bersabar"ucap Dara

"Tapi seminggu itu segini, banyak banget" ucap Rian sambil memperlihatkan tangannya

"Oke gini aja, Dara akan tidur dengan Rian dengan syarat kita tidur terpisah oke" ucap Dara yang menyerah

"Maksudnya"ucap Rian dengan polosnya

"Gini, Rian tidur dikasur dan Dara tidur si sofa oke"ucap Dara

"Janji tidak akan kembali kekamar ini"ucapnya sambil menyodorkan jari kelingking nya

"Janji"ucap Dara sambil mengaitkan jarinya pada jari Rian

Flashback end

🤍🤍🤍

"Pagi"ucap Rian dengan gembira entah sejak kapan Rian bangun dan dengan senyum manisnya di duduk dihadapan Dara

"Pagi juga"ucap Dara"Pagi banget bangunnya"ucap Dara

"Iya dong, aku ngak bisa tidur takut kamu pergi, UPS"ucap Rian sambil menutup mulutnya ia keceplosan. Rian hanya tidur beberapa jam lalu bangun ia takut jika Dara mengikari janjinya

"Kamu tidak tidur?"sontak Dara kaget

"Maaf Dara"cicit Rian ia takut jika Dara akan marah kepadanya

"Kenapa tidak tidur, sekarang Rian bobok lagi nantik kalau udah jam sarapan dara bangunin lagi"ucap Dara sambil mendorong tubuh tegap Rian menuju kasurnya

"Tapi Rian tidak mengantuk. Hoamm"ucapnya sambil menguap, Dara yang melihat hal tersebut terkekeh,

"Katanya ngak ngantuk tapi kok nguap?"ucap Dara sambil mengusap kepala Rian hingga secara perlahan Rian memejamkan matanya. Ia melihat Rian dengan pulsanya tertidur Dara mengemas tempat ia ni tidur agar rapi, dan ia bersih-bersih

"Masak sarapan apa Bik"ucap Dara setibanya di dapur

"Nasi goreng Nona"ucap Bik summy

"Dara bantu ya Bik" ucap Dara yang siap-siap mengambil beberapa bahan yang diperlukan

"Tidak perlu nona"ucap Bik summy merasa tidak enak jika calon menantu dikeluarga Erlangga membantu nya didapur.

"Bik saya bukan anak orang kaya, saya sudah terbiasa dari kecil main dengan peralatan dapur jadi bibik ngak perlu khawatir lagi"saut Dara lalu merancik bunmbu dan bahan lainnya untuk membuat nasi goreng, sedangkan Art lainnya mengerjakan pekerjaan lainnya.

##

Sekiannn...
Thank you so much guysss ❤️

Jangan lupa follow akun aku ya,

Jangan lupa vote dan comment.
Jangan kau jadi pembaca gelap ya.
Satu vote dari kalian sangat berarti bagi kau. Dan satu vote itu gratis tanpa dipungut biaya ataupun bayar pajak ya, baca tinggal pincet bintang dibawa kiri ya guys.

Salam manis
Dari Nona manis

Febby Lusintasari

Kamis,21 Januari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang