"DIA BENERAN GAK PEKA-PEKA, UN!!"
Deidara memukul-mukul kasur milik nya. Konan—teman sepergosipan nya—hanya memutar bola matanya bosan. Setelahnya, pandangan nya kembali tertuju pada ponsel pintar nya.
Ini bukan kesekali nya dia mengatakan hal tersebut. Dalam satu hari, teman berambut kuning nya itu bisa mengatakan hal tersebut—paling banyak—sebanyak 10 kali. Dan paling sedikit sebanyak 3 kali. Yak! Bahkan Konan lebih hafal hal seperti itu ketimbang tentang pelajaran. Kidding, Konan termasuk murid pintar di kelas nya kok.
"Kau sudah lakukan apa yang kusuruh?" tanya perempuan bersurai ungu tersebut.
"Semua, un! Tidak pernah ada saran darimu yang tidak ada lakukan!" jawab Deidara agak ketus.
"Jangan menjawab seolah saran-saran ku itu tidak membantu sama sekali!!" protes Konan.
"Tapi memang itu yang terjadi, un!" Deidara akhirnya memperlihatkan wajah nya yang sedari tadi ia benamkan dibalik bantal nya.
"Benar juga sih. Padahal sebelumnya saran ku selalu berhasil" Konan berpose ala detektif Conan(?)
"Aku tau, un! Aku menyaksikan nya sendiri saat Kakuzu menyatakan perasaan nya pada si perempuan bar-bar Hidan itu dengan saran dari mu" wajah Deidara makin masam.
"Ini tidak adil! Mengapa Kakuzu yang kalem seperti itu bisa-bisa nya bersatu dengan cewek bar-bar nan berisik dan cerewet juga toxic seperti Hidan?!?! Sedangkan aku tidak, un!!!" Deidara berguling-guling di kasur nya.
"Mungkin kau memang tidak harus pakai kode-kode an, Dei. Nyatakan saja langsung perasaan mu padanya" nada bicara Konan berubah. Bagus, Konan mulai serius. Pikir Deidara.
"Oh ya, aku baru dapat info kalau ada senpai kita yang menyukai 'gadis mu' itu lho" Konan kemudian sibuk lagi dengan ponsel nya.
Tentu itu bukanlah suatu kabar baik baik Deidara.
Brak!!
Tembok itu hampir saja meninggalkan 'bekas luka nya' akibat pukulan Deidara.
"Ini hampir semester 2, Dei. Dan selama ini kau sama sekali belum mendapatkan perhatian lebih darinya!"
"Aku tau! Tapi mau bagaimana lagi, un? Kau tau sendiri kan sekeras apapun aku mencoba mendapatkan perhatian lebih darinya, dia malah semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi padaku, un. Aku tak mau terlihat aneh di hadapannya!!" Deidara semakin galau.
"Hahh~ kau sudah jatuh hati pada orang yang benar-benar TIDAK PEKA tingkat semesta!" Konan sama-sama merasa galau karena selama ini sarannya—yang biasanya selalu berhasil—sama sekali tidak berhasil pada kasus Deidara saat ini.
"....."
"Dei"
"Hm?"
"Tidak jadi"
"Sialan kau, un!"
***
"Ah?!"
"Ohayou Saso-chan!!"
"Dei? Lagi-lagi mau mengantar ku juga?"
"Ini hari yang cukup cerah, un. Bukankah sayang kalau tidak sambil mengendarai sepeda dan sedikit berkeliling sebentar?"
"Aku tak mau terlambat ke sekolah"
"Kalau begitu, tunggu apalagi? Ayo naik, un!"
Perempuan itu hanya menghela nafas panjang. Terpaksa dirinya pergi ke sekolah bersama dengan laki-laki yang sejak dulu selalu memperlakukannya 'aneh.'
KAMU SEDANG MEMBACA
"aishiteru" | "what?"
Fanfiction"Ternyata, ada saja orang di dunia ini yang tidak peka walau sudah diberi kode sekeras apapun" "Antara tidak peka atau memang ada alasan lain, mungkin?" 【Deidara & Fem!Sasori fanfic】 【Naruto©Masashi Kishimoto】