Jeongin terbangun dari tidur nya. Jam di dinding menunjukkan pukul lima pagi. Ah, padahal biasanya Jeongin susah untuk bangun. Tapi sekarang dia malah bangun dengan sendiri nya. Mungkin karna dia baru tinggal di asrama, jadi harus beradaptasi dulu.
(Anggap saja si Haje lagi meluk guling :'>)
M
ata nya melirik sekilas ke arah samping. Dimana ranjang Hyunjin berada. Di atas nya, Hyunjin masih dengan nyenyak nya tertidur sambil memeluk erat guling nya.
"Daripada nanti ribut, gua mandi duluan aja dah."
Diri nya langsung bangun dari tidur nya. Mengambil handuk yang dari dalam lemari dan langsung bergegas ke kamar mandi.
"Ah ilah... Gua lupa bawa sabun sama shampo."
Tak sengaja mata Jeongin melirik ke arah sabun dan shampo yang ada di rak.
"Dahlah, pake dulu aja punya si Hyunjin itu."
Akhirnya Jeongin memilih untuk mandi menggunakan sabun dan shampo milik Hyunjin. Yah sekali ini aja kok pikir nya.
"Dingin banget... Padahal biasanya gak sedingin ini deh."
Jeongin keluar dengan handuk yang melilit di pinggang nya. Badan nya sedikit gemeter karna hawa dingin yang menusuk kulitnya.
"Nyalain air hangat nya. Gimana gak mau kedinginan."
Suara Hyunjin masuk ke indra pendengaran Jeongin. Kakak kelas nya itu berdiri tepat disaat Jeongin membuka pintu kamar mandi.
Mata nya memicing tajam ke arah Hyunjin yang di mana Hyunjin sendiri masih setengah sadar.
"Apa? Gua kasih tau baik baik loh. Udah mana minta sabun sama shampo gak bilang dulu."
"Eh?! Hehehe... Maaf kak. Gua minta dikit doang kok."
Hyunjin hanya diam. Dirinya langsung berjalan untuk memasuki kamar mandi. Tapi sebelum dirinya memasuki kamar mandi. Dengan jahil Hyunjin mencolek perut Jeongin yang samar samar terlihat abs nya.
"Waw... Bagus juga badan lu dek. Gak usah bagus bagus lah. Lu juga nanti bakal jadi pihak bawah."
"Sialan! Yang ada lu yang jadi pihak bawah!"
"Apa lu bilang?"
"Lu yang jadi pihak bawah. Muka lu cantik kak. Sadar dong."
Raut wajah Hyunjin mulai berubah. Mata nya memicing tajam ke arah Jeongin yang kini sedang terkekeh pelan. Kekehan yang terdengar menyebalkan. Kedua tangan nya yang dia kepalkan kuat kuat di kedua sisi tubuh nya.
Tak mau keributan terjadi, apalagi ini masih pagi, Hyunjin memilih untuk langsung masuk ke kamar mandi saja. Mengabaikan Jeongin dengan senyuman yang terlihat seperti tengah meremehkan diri nya.
Jam menunjukkan pukul setengah enam, dan kini Jeongin telah siap dengan seragam dan tas nya di atas kasur. Sembari menunggu, Jeongin menghabiskan waktu nya untuk membaca buku.
Dan jam enam pas, Jeongin langsung bergegas menuju kelas nya. Jarak antara asrama dengan sekolah tidak terlalu jauh. Yah mungkin sekitar lima sampai sepuluh menit dengan berjalan kaki akan sampai di sekolah.
"Jeongin!"
Langkah Jeongin terhenti saat ada suara yang memanggil namanya. Saat dirinya membalikkan tubuh nya, terlihat Seungmin yang baru turun dari lantai dua.
"Seungmin?"
"Aku tak menyangka kau akan asrama juga. Di kamar berapa? Mungkin suatu hari nanti aku bisa main ke kamar mu."
"135 di lantai tiga. Kau sendiri?"
"Ahh... Sepertinya kita tidak beda jauh. Aku di kamar 140. Beda lima kamar dengan mu. Aku juga se kamar dengan Felix!"
Ah beruntung nya. Andaikan saja dirinya bisa sekamar dengan Jisung. Pasti dirinya akan tenang. Yah setidak nya untuk satu tahun kedepan. Karna dari yang Jeongin dengar, pergantian kamar akan terjadi setiap setahun sekali. Dan akan di acak juga teman sekamar nya. Tapi itu pun jika mau. Kalau tidak mau, yah orang itu masih bisa menempati kamar lamanya.
"Dan kau? Siapa teman sekamar mu?"
"Hwang Hyunjin. Anak kelas dua, dan juga dia masuk kelas G. By the way, gak berangkat bareng sama Felix?"
Jeongin membalas nya dengan malas, apalagi saat dirinya menyebut nama Hwang Hyunjin itu. Sementara Seungmin membolakan matanya karna terkejut.
"Wah! Pasti pintar! Anak kelas G anak anak pilihan, Jeong! Kau beruntung bisa sekamar dengan nya. Hum? Felix? Dia tadi mau ke minimarket depan asrama sebentar. Mau beli onigiri dan susu kotak. Jam segini di kantin sekolah belum banyak yang buka, Jeong. Apalagi stand yang menjual onigiri. Tidak ada. Felix harus ke minimarket terlebih dahulu untuk mendapatkan onigiri." Jeongin mengangguk saja mendengar jawaban Seungmin.
Apa Seungmin tidak ingat siapa Hwang Hyunjin? Apa Seungmin lupa? Padahal Hwang Hyunjin yang Jeongin maksud yaitu kakak kelas yang kemarin mengganggu nya saat menunggu diri nya saat dirinya ke kamar mandi.
Kembali ke kamar 135, dimana Hyunjin baru saja keluar dari kamar mandi. Mata nya melirik ke dalam kamar yang sudah kosong.
"Cih... Anak kelas satu rajin banget ya. Padahal kan gerbang sekolah di tutup jam tujuh lewat lima belas menit. Sementara sekarang masih pukul enam pagi."
Dengan santai, Hyunjin mengambil seragam dan memakai nya. Memasukkan buku buku pelajaran jadwal hari ini ke dalam tas.
Hyunjin memilih untuk bersantai dulu di atas kasur milik nya dengan tangan yang memegang sebuah komik BL.
Halaman komik yang sedang ia baca kini sedang menampilkan dua orang laki laki yang sedang bergumul di atas ranjang. Seharusnya semalam ia habis kan bacaan nya, tetapi mengingat diri nya harus mengikuti kelas tambahan bahasa Jepang, jadilah ia tidak menyelesaikan bacaan nya itu.
"Sial! Bisa bisa nya gua tegang di saat begini. Masa iya gua ngocok dulu, udah mau jam tujuh nih. Dan lagi gua udah rapih begini anjir!"
Mata nya melirik ke arah selakangan nya yang sedikit mengembung. Sebenernya kalau dia berdiri gak akan keliatan sih. Mengingat celana seragam nya yang agak longgar.
"Jangan tegang ya adik kecil. Masa iya gara gara gua ngurus lu dulu, gua jadi telat nanti nya."
Dan akhirnya Hyunjin memilih untuk berangkat saja menuju sekolah. Tak lupa juga dia untuk mengecek pintu kamar nya. Bisa bahaya kan kalo ada yang masuk. Yah, walaupun kamar di asrama sekolah ini terkunci secara otomatis, tapi tetap saja Hyunjin mengecek nya.
•••
Makasih yang masih mau baca dan ngasih vote. Terharu dede hiks T^T
KAMU SEDANG MEMBACA
G-Class [SKZ]
FanfictionDua puluh murid di satukan di dalam kelas bernama G Class. Mereka semua adalah anak anak pintar dan berbakat. Baik di bidang non akademik maupun akademik. Tapi, bagaimana jika anak pintar ini memiliki perasaan satu sama lain? Dan bagaimana anak anak...