0:18
Terlalu pagi untuk terlelap, untuk mereka yang terbiasa terjaga hingga fajar mendekat.
Ia lelah, rasanya satu hari lalu berlalu lebih panjang.
Tubuhnya sudah menyerah sejak beberapa jam lalu, mengabrukan diri di ranjang tanpa mau repot-repot lagi dengan urusan lainnya.
Setibanya dirinya di tempatnya berpulang.
Mengucap salam sebagai formalitas kepada siapapun yang ada di rumah, meski tak ada sahut yang menyambutnya juga.
Tidak apa-apa, semuanya sudah berjalan seperti biasa.
Ia juga tidak punya banyak energi lagi untuk berbasa-basi.
Entah yang keberapa kali ia mencoba dan memaksa.
Memerintah kepada kelopak matanya untuk terpejam, segera menutup hari yang melelahkan ini.
Namun, inilah dia yang sekarang.
Hari sudah berganti, namun masih sibuk membalikan badannya ke kiri dan ke kanan.
Berulang kali membuka dan menutup aplikasi yang sama di gawainya.
Membaca-membaca ulang apa yang sudah ia baca, berusaha membuat dirinya sendiri bosan dan mengantuk.
Semuanya gagal.
Kedua matanya masih semangat.
Berseteru melawan tubuhnya yang sudah meminta untuk diistirahatkan.
Ditutupnya separuh wajah dengan tangannya, memaksa matanya terpejam.
Percuma.
Otaknya masih ingin ber-lembur-ria malam ini.
Diraihnya kembali ponselnya yang sudah sejak tadi sudah ia angguri.
Jarinya mencari-cari lantunan-lantunan harmoni yang bisa membawanya ke alam tidur.
Meski sudah mencoba sekeras mungkin, nyatanya kebiasaan itu belum bisa ia jauhi.
Sudah hampir dua bulan lamanya, ia tidak bisa tertidur tenang tanpa ditemani lantunan musik.
Rasanya isi kepalanya tak mau beristirahat jika tidak diiringi lagu-lagu entah apapun itu genrenya.
Ia paham betul ini salah.
Akan tiba kondisi dimana ia mungkin tidak bisa menyetel lagu-lagu itu untuk menemani malamnya.
Tapi mau bagaimana lagi?
Dirinya tetap butuh sesuatu untuk mengalihkan isi otaknya yang tiba-tiba mencari-mencari bahan pikiran jika suasana kamarnya begitu sepi.
Sesekali ia mendalami lirik lagu itu, sesekali meresapi harmonisasi musik yang tercipta, menjiwai ketukan-ketukan yang lebih sering berhasil membuatnya terlelap dengan tenang.
Ia tidak menggunakan profesinya sebagai pemusik untuk menjadi alasan dari kebiasaannya itu.
Tapi ia membutuhkannya. Hanya sebagai teman tidur.
Daffa.
Dengan kebiasaannya tidak bisa tidur jika tidak mengisi kamarnya dengan alunan musik.Dirinya tidak meminta maklum, karena sejujurnya ia tidak ingin seperti ini.
.............................................................................................................................................
.............................................................................................................................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Side of KBYY Family
FanficResiko setelah membaca ditanggung masing-masing ya, karena dapat menyebabkan pusing, senyum-senyum sendiri, kesel, gemes dan gitu dah.