9 | Rindu Papa, kira-kira dia di mana?

2.4K 461 131
                                    

b a g i a n | 9 |  Rindu Papa, kira-kira dia di mana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

b a g i a n | 9 |  Rindu Papa, kira-kira dia di mana?

————————————

.

.

.

.

.

.

.


Beritau Dikta selain rasa rindu kepada Papa, apa yang lebih berat?

Haelmi tidak punya jawabannya, Loka apalagi. Adalah merugi kalau Dikta bertanya kepada Nadesh atau Leo. Mereka tidak mengalami hal yang sama, mana bisa berekspresi? Paling juga simpati yang muncul di permukaan sebagai formalitas.

Kalau malam-malam begini Dikta melamun, tandanya dia lagi ada masalah. Karena nggak pernah tercatat di sejarah hidupnya Loka kalau Dikta itu diam tanpa acara. Biasanya join Haelmi yang lagi nonton ikatan cinta, atau main rubrik di kamar Loka sambil nyanyi-nyanyi nggak jelas.

Hari ini beda, dia lagi di emperan rumah. Ditemani kucingnya Derce yang berwarna kelabu. Dikta manggil dia Dora, soalnya dikasih baju pink sama majikan dia, padahal Dora itu jantan. Kasihan, ya ginilah bun kalau pemiliknya saja anggun, apapun harus cucok menyong.

"Dor, tadi dikasih apa sama majikan lo?"

Dora cuma diam, dia tengah terlilit pergolakan antara hidup dan mati pula. Belakangan ini Derce kurang laku, jadi whiskasnya diganti ikan asin. Sakit perut deh dia, culture schock, nggak napsu makan beberapa hari sampai lemes.

Ah, Dikta menghela napas untuk kesekian kalinya. Dia pernah baca kalau orang yang sudah pergi itu bisa jadi bintang paling terang. Dikta nggak percaya, soalnya pas dia dongak, bintangnya nggak ada. Cuma tersedia jejeran awan mendung, hitam seperti sekam dan gelap setajam asap. Mana mungkin Papa di tempat seperti itu? Pastinya Papa lagi di suatu tempat yang terang, iya kan?

"Nih, gue tau lo nggak makan berhari-hari."

Mari beralih kepada Dora lagi. Dikta abis jajan pentol. Dijajanin Nadesh sih, tadi kembaran cangcorang itu barusan pulang karena dapet kabar saudara jauhnya datang ke rumah. Lantas, si Jonathan Leo hari ini dijemput lebih awal, entah kenapa makin hari Leo makin dikekang sama Papanya, entahlah Dikta nggak tau. Urusan deh. Dia mengelus kepala Dora yang lagi makan pentol yang dia kasih dengan lahap.

"Semoga Derce segera dapat uang lagi buat beli makanan yang layak," Dikta menggumam, masih menggaruk-garuk tubuh kucing kampung gendut itu. "Lo nggak ada minat kabur dari rumah, Dor?"

Kalau Dora bisa ngomong, dia bakal bilang iya. Sedari dia kecilpun pengin pergi aja dari rumah. Dia ini cowok, malu kalau didandanin kayak gini terus. Harga dirinya jatuh, nggak ada betina yang mau sama dia. Tiap dia ngajak bereproduksi, dia selalu ditolak. Dora dikira cewek, kucing di perkampungan sana nggak ada yang lesbi. Gengsinya gede lagi.

Rumpang | haechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang