Jangan terlalu mencintai seseorang terlalu dalam. Karena apabila dia sudah pergi bersama pemilik yang sesungguhnya, kita akan merasakan sakit yang teramat mendalam. Seperti yang sedang aku rasakan sekarang.
-Faris
(Terhalang rindu beda dunia)
___________Vote, Comment, share!
______________Flashback on
Thafa berdiri dan ingin beranjak pergi.
"Kamu mau kemana?" Tanya Faris.
"Toilet," jawabnya.
"Biar aku antar," tawar Faris.
Thafa menggeleng, "tidak usah, makasih. Aku bisa sendiri." Yang dibalas anggukan oleh Faris.
Thafa memasuki toilet khusus wanita, tapi di depan cermin Ia mendengar suster yang sedang berbincang dengan rekannya.
"Kasian ya, pasien yang ada di UGD itu." Ujar salah satu suster, sambil merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Iya, pihak rumah sakit belum mendapatkan pendonor jantung. Padahal, kondisinya saat ini semakin parah."
Thafa terus saja menguping. Sudah pasti yang dibicarakan oleh kedua suster tersebut adalah sahabatnya, Dara.
"Betul. Hanya Allah yang tau bagaimana akhirnya. Yuk kita keluar, dokter pasti sudah nyariin kita."
Kedua suster tersebut keluar dari toilet yang cukup luas tersebut.
Semenit kemudian Thafa memejamkan matanya, membasuh wajahnya, menarik nafas perlahan lalu menghembuskannya. Setelah itu, Ia keluar dari toilet.
"Permisi dok?" Bukannya menuju ke ruangan Dara, Thafa memilih menuju ruangan dokter yang kebetulan tak jauh dari toilet.
"Iya, Dek. Ada yang bisa saya bantu?" Tanya dokter cantik itu, dokter yang memeriksa Dara.
Thafa duduk di meja tamu dokter, "Dok, saya bersedia menjadi pendonor jantung buat Dara."
Dokter tersebut diam beberapa saat.
"Apa kamu yakin? Kalau saya tidak salah, bukannya kamu keluarga pasien?" Thafa mengangguk. "Apa kamu sudah mendiskusikannya sama keluarga kamu?" Thafa menggeleng.
"Maaf dek, kami tidak bisa melakukan hal besar tanpa persetujuan pihak orang tua ataupun keluarga."
"Saya mohon dok, saya tidak ingin mereka tau. Lagian ini sudah keputusan saya dok, tanpa paksaan dari pihak manapun." Thafa memohon, menggenggam tangan dokter.
"Atas alasan apa kamu ingin mendonorkan jantung kamu?"
"Se-sebenarnya, saya sudah lama mengidap geger otak dokter. Dan karena saya tidak ingin menindak lanjut penyakit saya, kata dokter yang menangani saya, kemungkinan besar geger otak saya akan menyerang organ tubuh lainnya."
"Apakah kamu serius dengan keputusanmu dengan ingin mendonorkan jantungmu?"
"Iya dok. Tapi saya mohon rahasiakan ini pada keluarga saya." Dokter mengangguk.
"Baik, kamu bisa tanda tangan persetujuan disini." Dokter memberikan kertas yang ditandatangani Thafa. "Suster, tolong persiapkan alat operasi bagi pasien atas nama Adara Afsheen." Titah dokter tersebut.
Thafa menahan, tangan dokter tersebut. "Dok, boleh saya meminta waktu beberapa menit untuk membuat salam perpisahan buat keluarga saya?" Dokter mengangguk dan membiarkan Thafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilemma ✓
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Jika orangtuaku tidak menginginkanku dan kamu ternyata bukan milikku, lantas atas tujuan apa kakiku berpijak di bumi? Karena sepertinya, langitlah yang lebih menginginkanku dan tanahlah yang akan tulus mendekapku. ~ Startin...